Pemanfaatan Ekstrak Daun Bidara dan daging Buah Ketapang sebagai Bahan Pembusa dan Antioksidan pada Formula Sabun Berbahan Dasar Minyak Biji Nyamplung

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki aktivitas yang padat sehingga kulit perlu dijaga kesehatannya. Salah satunya dengan menggunakan sabun dari bahan alam yang telah banyak dikembangkan untuk mendapatkan jenis sabun terbaik dan aman bagi kesehatan. Penelitian mengenai formulasi sabun dari minyak biji nyamplung telah dilakukan sebelumnya dengan penambahan aditif sintetis, sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut penggunaan aditif dari bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sabun dari minyak biji nyamplung dengan karakteristik terbaik dan aktivitas antioksidannya yang sesuai syarat mutu SNI 06-4085-1996. Sabun formulasi dibuat dengan penambahan aditif dari bahan alam yaitu ekstrak daging buah ketapang dan ekstrak daun bidara. Sabun hasil formulasi kemudian dikarakterisasi dan karakterisasi terbaik diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan sabun dengan karakteristik terbaik yang sesuai SNI 06-4085-1996 adalah sabun SFA3S2 dengan penambahan ekstrak daging buah ketapang 0,5% dan ekstrak daun bidara 0,3%. Karakteristik sabun terbaik menunjukkan jumlah asam lemak 25,5033%, asam lemak bebas 1,2462%, jumlah lemak netral 2,5233%, bobot jenis 1,0192 g/mL, nilai pH 9,8, dan stabilitas busa 83,95%. Hasil uji aktivitas antioksidan pada sabun karakterisasi terbaik diperoleh nilai IC50 76,52 ppm, yang berarti sabun memiliki aktivitas antioksidan kuat