Strategi Bertahan Hidup Petani Singkong di Desa Langgar Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga

Penelitian ini berjudul strategi bertahan hidup petani singkong di Desa Langgar Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena rendahnya harga singkong Rp 600,- per Kg dan masa panen singkong lama memunculkan masalah bagi petani singkong dalam bertahan hidup, jika hanya mengandalkan dari pendapatan hasil tani singkong. Signifikansi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan oleh petani singkong dalam bertahan hidup untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari juga alasan apa yang mendasarai petani singkong tetap menanam komoditi singkong sekalipun harga dari hasil tani singkong rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan metode ini peneliti dapat mengetahui cara pandang dari petani singkong sebagai informan secara lebih mendalam yang tidak bisa diwakili dengan angka statistik. Peneliti juga mendapatkan informasi lebih mengenai, Informan penelitian secara pribadi dalam mendifinisikan permasalahan yang mereka alami juga, dalam mendefinisikan penanganan masalah yang dialaminya. Pemilihan Informan dan teknik penentuanya menggunakan teknik purposive sampling dan teknik analisis kualitatif secara interaktif menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, alasan yang menjadi permasalahan mendasari petani singkong tetap menanam komoditi singkong sekalipun harga yang ditetapkan pasar rendah, karena dilatar belakangi dari tiga aspek kehiduapan yaitu; sosial, ekonomi dan lingkungan. Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh petani singkong tergolong dalam dua strategi yaitu strategi internal dan strategi eksternal. Pada strtategi internal petani singkong melakukan strategi di sektor pertanian dengan penanaman komoditi tanaman lainya seperti kelapa, pisang, jagung, albasiyah, kapulaga. Hal lainya adalah hemat dalam pengeluaran dan kebutuhan rumah tangga seperti, memasak dengan menggunakan kayu bakar dan makan dengan seadanya yang bisa dibeli dengan harga murah dan mencari penghasilan tambahan diantaranya menjadi buruh idep, buruh tani, buruh bangunan dan buruh masak nira kelapa. Pada strategi eksternal petani singkong melakukan pinjaman kepada kerabat ataupun kenalannya dan menjalin kehidupan tolong menolong sebagai bentuk dari kepedulian terhadap lingkungan sosialnya dan sebagai bentuk kebutuhan sosial. Saran dalam penelitian ini kepada petani singkong diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dengan keterbatasan yang ada. Petani diharapkan dapat memanfaatkan secara maksimal sumberdaya yang dimilikinya, sehingga mampu melakukan pekerjaan yang lebih beragam yang bisa dikerjakan selain profesi menjadi petani dan buruh. Dan kepada pemerintah diharapkan dapat membenahi dan menjamin harga singkong yang layak diterima petani singkong dengan perhitungan biaya operasional dari masa tanam sampai masa panen melalui penataan harga yang ditetapkan oleh institusi pasar di pedesaan