Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Biourin Kelinci Terhadap Pertumbuhan can Hasil Jagung Semi

Jagung semi merupakan salah satu bentuk hasil jagung yang dipanen dalam keadaan muda dengan waktu lebih pendek. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor tanah dan jarak tanam. Perlu adanya pengembangan jagung semi untuk memenuhi permintaan yang cukup tinggi namun produksi masih rendah. Pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk organik merupakan suatu alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung semi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui jarak tanam yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi, 2) mengetahui dosis biourin kelinci yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi dan 3) mengetahui kombinasi antara jarak tanam dan dosis biourin kelinci yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2019 di exfarm Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan dengan rancangan perlakuan faktorial 3 x 3. Faktor pertama adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 macam yaitu 70 cm x 15 cm, 70 cm x 20 cm dan 70 cm x 25 cm. Faktor kedua adalah dosis biourin kelinci yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa pemberian biourin (kontrol), 3000 dan 6000 L/ha. Variabel pengamatan terdiri dari dua kelompok yaitu variabel pertumbuhan dan variabel hasil. Variabel pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm 2 ) dan biomasa tanaman (g). Variabel hasil meliputi panjang tongkol berkelobot (cm), bobot tongkol berkelobot (g), panjang tongkol tanpa kelobot (cm), bobot tongkol tanpa kelobot (g), diameter tongkol (cm), kadar gula (brix), tingkat kekerasan (kg/m 2 ) dan indeks sampah (%). Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Apabila perlakuan yang diberikan menunjukkan pengaruh terhadap variabel yang diuji, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji SNK pada tingkat kepercayaan (α) 0.05. Penelitian dimulai dengan persiapan lahan dengan membuat bedengansesuai dengan denah yang ditentukan, penanaman, pemeliharaan meliputi penyiangan, pembumbunan pengendalian hama dan penyakit hingga pemanenan dan pengambilan data pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaturan jarak tanam 70 cm x 20 cm mampu meningkatkan hasil jagung semi dilihat dari variabel pengamatan panjang tongkol berkelobot, bobot tongkol berkelobot dan tingkat kekerasan tongkol. Dosis 3000 L/ha biourin kelinci mampu meningkatkan hasil jagung semi pada variabel panjang tongkol berkelobot, panjang tongkol tanpa kelobot,bobot tongkol berkelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot. Namun, pengaturan jarak tanam dan dosis urin kelinci tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan dan faktor tanah. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan air dan cahaya matahari yang cukup. Sedangkan faktor tanah seperti lahan yang sudah subur