Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bonggol, Batang dan Pelepah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L.) Terhadap Staphylococcus aureus

Latar Belakang : Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional sudah lama diketahui dan dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia, salah satu yang sering dimanfaatkan adalah tanaman pisang. Tanaman pisang memiliki kandungan senyawa antibakteri yaitu flavonoid, saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol bonggol, batang dan pelepah pisang Ambon (Musa x paradisiaca L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metodologi : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan sampel bakteri Staphylococcus aureus. Dilakukan skrining fitokimia dengan metode tabung (uji Harborne) untuk mengetahui keberadaan senyawa flavonoid, saponin dan tanin. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol bonggol, batang dan pelepah pisang Ambon diuji menggunakan metode dilusi padat dengan media Mueller Hinton Agar. Konsentrasi ekstrak bonggol yaitu 10%; 12,5%; 25%, esktrak pelepah 12,5%; 25%; 30%, ekstrak batang 12,5%; 25%; 50%, dengan kontrol negatif DMSO 10%. Dilihat nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dengan menghitung jumlah koloni pada cawan. Hasil Penelitian : Skrining fitokimia menunjukkan ekstrak bonggol, batang dan pelepah pisang Ambon mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Nilai konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimum paling baik ditunjukkan oleh ekstrak bonggol dengan KHM 12,5% dan KBM 15%, diikuti oleh ekstrak pelepah dengan KHM 25% dan KBM 30%, kemudian ekstrak batang dengan KHM 25% tetapi tidak memiliki KBM. Kesimpulan: Ekstrak etanol bonggol, batang dan pelepah pisang Ambon dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda. Ekstrak bonggol memiliki aktivitas antibakteri paling kuat bila dibandingkan dengan ekstrak pelepah dan batang pisang Ambon