Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB, pengangguran, inflasi, indeks pembangunan manusia, dan laju pertumbuhan penduduk terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah tahun 2011-2015, serta menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah tahun 2011-2015. Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan data panel terdiri dari data cross section sebanyak 35 kabupaten/kota, dan data time series dari tahun 2011-2015. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif. Analisis regresi data panel dilakukan dengan menggunakan eviews dan di dapat pendekatan berupa Fixed Effect Model. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel PDRB dan inflasi memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, sedangkan variabel pengangguran terbuka dan laju pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Untuk variabel indeks pembangunan manusia secara parsial memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 hingga 2015. Penelitian ini juga memberikan hasil bahwa secara bersama-sama variabel independen yang ada dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah. Untuk variabel yang paling berpengaruh melalui uji elastisitas diperoleh variabel independen PDRB merupakan variabel yang paling berpengaruh. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya upaya untuk meningkatkan PDRB untuk meminimalisir jumlah peduduk miskin. Perlunya upaya menurunkan tingkat pengangguran terbuka sehingga jumlah penduduk miskin juga dapat berkurang. Inflasi perlu untuk ditekan kearah yang lebih stabil agar tidak melambung tinggi sehingga dapat menimbulkan peningkatan kemiskinan akibat ketidakmampuan dalam mengkonsumsi terutama barang-barang pokok, serta adanya fokus pada program-program untuk menekan angka kelahiran terutama di pelosokpelosok atau desa terpencil agar tingkat kemiskinan juga dapat berkuran