Analisis Efisiensi Usaha pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas

Penelitian ini merupakan penelitian survei kepada pengrajin kayu yang berada di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden yang berjudul “ Analisis Efisiensi Usaha Pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden”. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha pada industri kerajinan kayu di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden. Industri kerajinan kayu di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden merupakan industri kayu yang paling banyak di Kecamatan Baturraden, industri tersebut termasuk kedalam industri rumah tangga karena hanya mempunyai 1 tenaga kerja yang juga sebagai pemilik industri. Industri kerajinan kayu di Desa Kemutug Kidul tidak bekerja sama dengan toko mebel sehingga industri tersebut memproduksi jika hanya ada permintaan sehingga produk yang dihasilkan tidak tetap hal itu akan berpengaruh pada keuntungan yang diterima, keuntungan yang diterima mencerminkan apakah industri tersebut sudah mencapai efisiensi atau tidak, namun pengrajin kayu di Desa Kemutug Kidul tidak memperhatikan tentang efisiensi usahanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin kayu yang mempunyai industri kayu. Jumlah responden yang diambil adalah 23 pengrajin kayu dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik sensus. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan analisis Break Even Point dan R/C Ratio menjukkan bahwa produksi, harga jual dan penerimaan industri kayu sudah di atas titik impas atau BEP, sedangkan hasil rata-rata R/C Ratio pada industri kerajinan kayu adalah 1,10 meskipun ada 12 industri yang nilai R/C Ratio nya 1, namun industri tersebut masih tetap bertahan dan beroperasi karena industri tersebut di subsidi dengan tenaga kerja keluarga. Implikasi dari kesimpulan di atas adalah pengrajin harus lebih memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi seperti biaya pembelian kayu sehingga biaya yang dikeluarkan tidak lebih besar dari penerimaan yang diterima, serta meningkatkan kualitas produk agar dapat meningkatkan penerimaan sehingga dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan