Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur Tiram sebagai Kompos terhadap Kesuburan Tanah, Pertumbuhan, dan Hasil Selada di Ultisol

Baglog merupakan media tanam jamur yang terdiri dari serbuk gergaji, dedak, pupuk kandang, kapur dan air. Produksi jamur di Indonesia terus meningkat, sehingga produksi baglog pun meningkat. Meningkatnya jumlah baglog yang sudah tidak produktif berpotensi sebagai limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan.Usaha untuk mengatasi pencemaran yaitu dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan yaitu pengomposan dengan dekomposer starter alami dan EM-4. Kompos digunakan sebagai pupuk dan pembenah tanah untuk memperbaiki sifat tanah ultisol yang cenderung memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Tanaman yang dibudidayakan pada penelitian ini adalah selada. Ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnis, selada layak diusahakan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang cukup tinggi, baik lokal maupun ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh aplikasi kompos limbah baglog jamur tiram terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, 2) mengetahui pengaruh aplikasi kompos limbah baglog jamur tiram terhadap kesuburan tanah meliputi total mikroba tanah, C-organik, N-total, dan C/N rasio tanah, 3) mengetahui pengaruh kadar N jaringan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Selada di Ultisol. Penelitian ini dilaksanakan di screen house Laboratorium Agroekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Desa Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas pada bulan November 2016 sampai April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAKL) nonfaktorial dengan tiga ulangan yaitu P0= Aplikasi pupuk NPK 100 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 80 kg/ha; P1= kompos 25 ton/ha tanpa dekomposer; P2= kompos 50 ton/ha tanpa dekomposer; P3= kompos 100 ton/ha tanpa dekomposer; P4 = kompos 25 ton/ha dekomposer starter alami; P5= kompos 50 ton/ha dekomposer starter alami; P6 = kompos 100 ton/ha dekomposer starter alami; P7= kompos 25 ton/ha dekomposer EM-4; P8= kompos 50 ton/ha dekomposer EM-4; P9= kompos 100 ton/ha dekomposer EM-4. Data dianalisis dengan Uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Dunnet pada taraf kesalahan 5%. Variabel yang diamati antara lain populasi total mikroba tanah, COrganik tanah, N-Total tanah, C/N rasio tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan kadar N jaringan tanaman selada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos limbah baglog jamur tiram menunjukan petumbuhan dan hasil tanaman yang masih rendah dibandingkan dengan aplikasi NPK. Aplikasi kompos limbah baglog jamur tiram 25 ton/ha dengan dekomposer EM-4 dapat meningkatkan kandungan N-total tanah sebesar 76,92 %, namun masih dalam harkat kesuburan yang rendah (0,13 %). Aplikasi pupuk NPK menghasilkan kadar N tanaman rendah (0,83%) sehingga menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang tidak optimal