Preferensi konsumen terhadap pangan lokal di Kabupaten banyumas Halaman samp

Banyumas merupakan Kabupaten yang memiliki sumber keragaman pangan lokal yang cukup tinggi dengan sebaran komoditas tanaman pangan terdapat di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas. Potensi pangan lokal yang berkembang di Kabupaten Banyumas, untuk buah-buahan misalnya: jeruk siam, duku, rambutan, pepaya, dan pisang. Selain itu, pertumbuhan sapi potong dan sapi perah di Kabupaten Banyumas cukup berkembang. Beberapa komoditas sumber karbohidrat banyak berkembang di Kabupaten Banyumas, misalnya: padi, jagung, ketela pohon, umbi rambat. Untuk tanaman sumber protein adalah: kedele, kacang tanah, kacang hijau. Berdasarkan potensi pangan lokal tersebut, perlu dikaji mengenai preferensi pangan lokal di Kabupaten Banyumas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap pangan lokal di Kabupaten Banyumas. Pada penelitian ini objek penelitian yang dikaji meliputi konsumen rumah tangga yang berbelanja di pasar tradisional yaitu orang yang memberi keputusan (decision maker) yang dianggap sebagai konsumen pangan lokal di Kabupaten Banyumas, sebanyak 100 responden diwawancarai menggunakan suatu alat pengumpul data, yaitu berupa kuesioner dengan Purposive Sampling. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan metode Analisis Faktor digunakan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari pada variabel yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan software computer program SPSS 16.0 for Windows. Tahapan dalam analisis faktor antara lain: a) perhitungan KMO, b) analisis communalities, c) total variance explained, d) factor matrix, e) rotated factor matrix. Hasil penelitian menunjukkan tujuh faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dan variansinya terhadap pangan lokal: a) kesegaran dan kealamian produk memiliki cita rasa yang khas (25,473%), b) tradisi (10,719%), c) kualitas dan kesehatan (8,103%), d) keaslian dan ketersediaan produk (6,595%), e) mendukung ekonomi lokal (5,943%), f) cita rasa dan kemasan (5,134%), g) pengetahuan dan informasi produk (4,523%). Variabel-variabel yang tersebar pada 7 faktor yang terbentuk menghasilkan persentase total varian sebesar 63,532 %. Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian ini mampu menjelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh masyarakat dalam berbelanja sebesar 63,532%