Tahap Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu oleh Petani Padi di Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas

Padi merupakan salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia yang sebagian besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Padi merupakan bahan pangan yang menghasilkan beras. Kebutuhan beras terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Untuk meningkatkan produksi beras nasional pemerintah melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengeluarkan dan mensosialisasikan program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Desa Pajerukan dipilih secara sengaja karena telah menyelesaikan program SLPTT dan mulai menerapkan program PTT. Penelitian menggunakan metode survai dengan teknis pengambilan sampel simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 34 petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Variabel dalam penelitian, untuk tahap adopsi inovasi teknologi PTT meliputi pemilihan kualitas benih, pembenihan, penyiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, pemeriksaan, dan pemanenan. Faktor sosial ekonomi petani meliputi umur, pendidikan, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman berusahatani, pendapatan, dan intensitas pertemuan dengan penyuluh pertanian. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan bantuan skala pengukuran ordinal serta analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian untuk tahapan adopsi inovasi PTT meliputi pemilihan kualitas benih dengan rincian 9 % pada tahap evaluasi dan 91 % pada tahap adopsi. Pembenihan sebanyak 2 % pada tahap evaluasi dan 98 % pada tahap adopsi. Penyiapan lahan sebanyak 100 % pada tahap adopsi. Penanaman sebanyak 1 % pada tahap kesadaran, 38 % pada tahap evaluasi, dan 61 % pada tahap adopsi. Pengairan 100 % berada ditahapan adopsi. Pemupukan sebanyak 41 % pada tahap evaluasi dan 59 % pada tahap adopsi. Pengendalian hama penyakit sebanyak 4 % pada tahap kesadaran, 4 % pada tahap tumbuh minat, 14 % pada tahap evaluasi 3 % mencoba, dan 75 % sudah berada pada tahap adopsi. Penyiangan sebanyak 3 % pada tahap kesadaran, 12 % tahap evaluasi, 6 % mencoba, dan 79 % mencapai tahap adopsi. Pemeriksaan sebanyak 100 % berada ditahapan adopsi. Pemanenan sebanyak 20 % pada tahap evaluasi dan 80 % pada tahap adopsi. Variabel sosial ekonomi umur, pendidikan, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman berusahatani, pendapatan, dan intensitas pertemuan dengan penyuluh pertanian. Variabel sosial ekonomi secara simultan memiliki hubungan terhadap tahapan adopsi inovasi PTT. Secara rinci variabel sosial ekonomi yang memiliki keeratan hubungan secara nyata terhadap adopsi inovasi PTT adalah pendidikan dan pendapatan sedangakan variabel umur luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman berusahatani, dan intensitas pertemuan dengan penyuluh pertanian tidak berhubungan secara nyata