Penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik untuk perbaikan sifat kimia inceptisol guna meningkatan hasil kedelai (glycine max (l.) merrill)

Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dan rendah kolesterol dengan harga terjangkau. Di Indonesia kedelai banyak diolah untuk berbagai macam bahan pangan. Permintaan kedelai yang tinggi tidak diimbangi dengan peningkatan produksi, oleh karena itu Indonesia masih impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan. Penelitian mengenai enambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik untuk memperbaiki sifat kimia inceptisol guna meningkatkan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) bertujuan untuk: 1) mengetahui respon penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik terhadap sifat kimia Inceptisol, 2) mengetahui respon penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik terhadap serapan P, K, pertumbuhan dan hasil kedelai, 3) menentukan dosis penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik yang terbaik untuk meningkatkan sifat kimia tanah inceptisol dan hasil kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama: 4 dosis pupuk kotoran sapi, M1: 50 g/polibag setara dengan 10 ton/ha, M2: pupuk kotoran sapi 125 g/polibag setara dengan 25 ton/ha, M3: pupuk kotoran sapi 200 g/polibag setara dengan 40 ton/hadan M4: pupukkotoran sapi 325 g/polibag setara dengan 65 ton/ha. Faktor kedua: 3 dosis pupuk anorganik, P0: tanpa pemberian pupuk, P1: pupuk anorganik mengandung Urea 0,25 g/polibag setara dengan 50 kg/ha, SP-36 0,25 g/polibag setara dengan 50 kg/ha, dan KCl 0,25 g/polibag setara dengan 50 kg/ha dan P2: pupuk anorganik mengandung Urea 0,5 g/polibag setara dengan 100 kg/ha, SP-36 0,5 g/polibag setara dengan 100 kg/ha, dan KCl 0,5 g/polibag setara dengan 100 kg/ha. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, umur berbunga, jumlah polong isi, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji kering, bobot tanaman kering, pH tanah, KTK, C-organik, serapan P, dan serapan K. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1) penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik mampu memperbaiki pH dari berharkat masam menjadi agak masam, KTK dari berharkat rendah menjadi tinggi dan C-organik tetap pada harkat sedang, 2) penambahan pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik mampu meningkatkan serapan P dan K namun tidak mampu menigkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai, 3) Dosis pupuk kotoran sapi 25 ton/ha menigkatkan pH tanah dari masam (5,4) menjadi agak masam (5,53), menigkatkan KTK dari berharkat rendah (15,23) menjadi tinggi (37,94) dan pada dosis pupuk anorganik (Urea, SP36, KCl) 50 kg/ha menigkatkan pH tanah dari masam (5,4) menjadi agak masam (5,58), KTK dari berharkat rendah (15,23) menjadi tinggi (37,90), belum diperoleh dosis kotoran sapi dan pupuk anorganik terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai