Isu gender dalam pengabaian hak anak berkebutuhan khusus

Anak merupakan amanah Tuhan berikut kekhususan yang dimilikinya. Tulisan ini mengangkat isu gender yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus. Hambatan ABK adalah pada kemampuan sosial dan berkomunikasi. Hambatan inilah yang menjadi alasan utama munculnya pengabaian atas hak mereka. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada orang tua ABK, disimpulkan bahwa pengabaian atas hak pendidikan, hak kesehatan dan hak sosial ABK bermuara dari isu gender yang dihadapi masing-masing keluarga. Pada ranah pendidikan, pengabaian hak pendidikan terwujud dalam bentuk kurangnya fasilitas pendidikan khusus yang sesuai dengan hambatan ABK. Hal ini diperparah dengan kurangnya jumlah guru berpendidikan luar biasa dan program pengembangan mutu pembelajaran ABK. Pada aspek kesehatan, ini ditandai dengan kurangnya layanan terpadu yang terdiri dari psikiater anak, spesialis anak, dan nutrisi anak yang juga masuk dalam penjaminan atau asuransi kesehatan. Pada bidang sosial, perwujudan kuota disabilitas pada penempatan kerja masih belum terealisasi sehingga tidak ada jaminan kemandirian di masa depan bagi ABK. Sebagai implikasi dibutuhkan tindak lanjut berupa langkah kongkret untuk mengatasi permasalahan tersebut untuk meminimalisir pengabaian hak ABK yang terjad