ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP HAK ASUH ANAK DIBAWAH UMUR YANG DIBERIKAN KEPADA AYAH AKIBAT PERCERAIAN (Studi Putusan Nomor : 1123/Pdt.G/2017/PA.Pas)

Hak anak yang dibawah umur 12 tahun akibat perceraian adalah hak ibunya berdasarkan Kompilasi Hukum Islam pasal 105, akan tetapi kenyataan yang terjadi belum sesuai dengan aturan tersebut karena masih ada hak asuh anak tersebut jatuh kepada sang ayah sesuai dengan putusan hakim. Hal ini juga terjadi di Pengadilan Agama Pasuruan dengan putusan Nomor:1123/Pdt.G/2017/PA.Pas yang dijadikan peneliti sebagai obyek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah putusan hakim terhadap hak asuh anak dibawah umur yang diberikan kepada ayah akibat perceraian (studi putusan nomor: 1123/Pdt.G/2017/PA.Pas) sudah sesuai dengan aspek kepastian hukum, aspek keadilan, dan aspek kemanfaatan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kasus. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh (1) Putusan Majelis Hakim dari sisi aspek kepastian hukum menurut peneliti belum memenuhi aspek Kepastian Hukum, karena menurut Putusan Hakim Hak Asuh Anak (Hadhanah) diberikan kepada Ayah sedangkan menurut Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam ibulah yang lebih berhak dari pada ayah apabila anak masih dibawah umur, namun pada kasus ini berbeda karena si Ibu menyalahi Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, (2) Putusan Majelis Hakim dari sisi aspek keadilan menurut peneliti sudah adil, tidak berat sebelah dan berdasarkan fakta yang benar Majelis Hakim dalam mempertimbangkan putusan pengadilan berdasarkan banyak pertimbangan dan menjunjung tinggi nilai keadilan baik bagi si Ayah sebagai Penggugat, si Ibu sebagai Tergugat, dan si Anak sebagai obyek yang diperkarakan dalam pengadilan, (3) Putusan Majelis Hakim dari sisi aspek kemanfaatan menurut peneliti sudah terpenuhi karena putusan tersebut sudah memberikan manfaat bagi semua orang dalam perkara ini. Saran dari peneliti yaitu Para Hakim Pengadilan, baik itu Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama, harus berhati-berhati dalam memutuskan perkara sengketa hak asuh anak, demi menjaga kemaslahatan, kepentingan, dan tumbuh kembang si anak kedepannya agar anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal sesuai bakat dan minatnya