BODY SHAMING DALAM MEMBENTUK CITRA DIRI PEREMPUAN (Studi pada Pramuniaga Mall Living Plaza Balikpapan)

Body Shaming atau komentar negative terhadap fisik seseorang makin marak seiring dengan berkembangnya media sosial. Body Shaming lebihseringdialamiolehperempuan. Selama beberapa tahun terakhir, Body Shaming telah menjadi topik hangat, tidak hanya online tetapi dalam kehidupan sehari-hari.Body Shaming ini juga menyebabkan individu yang mengalaminya menjadi lebih sensitif terhadap penolakan yang terjadi ketika kita lebih memperhatikan tubuhnya karna tidak sesuai dengan standar ideal masyarakat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Fenomenologi ingin mengungkapkan apa yang menjadi realitas dan pengalaman yang dialami individu, mengungkapkan dan memahami sesuatu yang tidak nampak dari pengalaman subjektif individu.Subyek penelitian ini berjumlah empat orang. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling,yakni informan dipilih berdasarkan ciri-ciri atau karakter yang telah ditentukan sebelumnya. Teknik analisa data yang digunakan yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori konstruksi identitas Chris Barker, dimana setiap orang memiliki kesamaan dan perbedaan tentang aspek personal dan sosial, tentang kesamaan individu dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan individu dengan orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pramuniaga yang bekerja di Mall bergengsi telah mengalami Body Shaming. Dimana pramuniaga tersebut menginternalisasi penilaian yang di dapat dari lingkungan terkait tubuhnya secara negatif. Dampak yang dialami oleh korban Body Shaming meliputi rasa insecure tidak percaya diri, menutup diri, takut bersosialisasi, menjadi tidak berkembang, melakukan hal ekstrim untuk memperbaiki fisiknya, depresi dan dampak bagi kesehatan