MODAL SOSIAL DALAM ASOSIASI PENGRAJIN INDUSTRI KONVEKSI (Studi Pada Sentra Industri Konveksi Dusun Beton, Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan)

Modal sosial merupakan jaringan sosial yang terhubung dengan adanya norma dan kepercayaan yang membuat satu sama lain saling percaya sehingga mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan bersama. Modal sosial yang ada di sentra industri konveksi Dusun Beton, Desa Tritunggal tergambar dalam Asosiasi Pengrajin Industri Konveksi (APIK), sehingga dalam pengembangan industrinya, APIK yang sebagai wadah bagi para pengrajin mempunyai peran dalam meningkatkan kebersamaan, mengelola dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan pengrajin yang ada dalam asosiasi tersebut. Penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan industri konveksi melalui APIK di Dusun Beton, Desa Tritunggal dengan melihat bentuk modal sosial yang ada dalam APIK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang didapatkan melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi secara mendalam kepada tujuh subjek penelitian yang telah dipilih berdasarkan kriteria sesuai dengan metode purposive sampling. Dari tujuh subjek itu terdiri dari satu ketua APIK, satu mitra dengan usaha kategori mikro, tiga pengrajin dengan usaha kategori kecil, dan dua pengrajin dengan usaha kategori sedang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep modal sosial dari Robert David Putnam yang mengarah pada hubungan dalam kehidupan yang berlandaskan jaringan sosial, norma sosial dan kepercayaan untuk mencapai tujuan bersama. Karena melihat industri konveksi terus berkembang sehingga APIK berdiri menjadi wadah masyarakat Dusun Beton yang berprofesi sebagai pengrajin dalam menjaga dan memperluas hubungan yang ada. Penelitian ini mengkaji hubungan yang ada di masyarakat yang berprofesi sebagai pengrajin serta hubungan yang terjalin antara APIK dengan Pemerintah, APIK dengan Bank Jatim, dan hubungan anggota APIK antara lain antar anggota APIK, dengan konsumen (mitra), dengan tender (partai) serta hubungan dengan pemasok (supplier). Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan konsep modal sosial oleh Robert D. Putnam dengan tiga unsur penting yaitu jaringan (network), norma (norm), dan kepercayaan (trust). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Aspek Jaringan yang ada di dalam APIK menunjukkan partisipasi dari jaringan APIK dengan pemerintah, jaringan APIK dengan Bank Jatim, dan jaringan anggota APIK seperti jaringan antar anggota APIK, jaringan dengan konsumen (mitra), jaringan dengan tender (partai), jaringan dengan pemasok (supplier). 2) Aspek Norma yang ada berbentuk tidak tertulis dengan adanya komitmen antara sesama pengrajin agar terjaganya kestabilan harga dan ketetapan pembayaran. 3) Aspek Kepercayaan dapat dilihat dari adanya hubungan yang tercipta dan terjalin karena adanya kepercayaan dalam industri konveksi di Dusun Beton melalui APIK dengan menekankan bagaimana pengrajin bisa saling percaya dengan konsumen (mitra) maupun dengan pemasok (supplier) dalam bentuk menjaga kualitas produk, disiplin waktu, dan memberikan keringanan dalam pembayaran (dibayar diakhir). 4) Bentuk modal sosial yang ada dalam APIK pada masyarakat sentra industri konveksi di Dusun Beton, Desa Tritunggal, Kecamatan Babat sebagai mana yang ada pada konsep modal sosial oleh Robert D. Putnam dimana ketiga konsep jaringan, norma, dan kepercayaan menjadi faktor yang berpengaruh pada berkembangnya usaha konveksi serta terjaganya hubungan atau kerjasama agar mencapai tujuan bersama dalam menyejahterakan para pengrajin kearah yang lebih produkti