Tipologi Keagamaan Masyarakat Pinggiran Kota Kudus (Studi Kasus atas Fenomena Pengamen dan Pengemis)

Keberagaman cara beragama adalah manusiawi mengingat Allah menciptakan segala yang ada di dunia ini tidak ada yang identik sama sekali pun mikroorganisme yang perbesarannya menggunakan mikroskop elektron tidaklah sama antara satu dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kepala dengan akal yang berbeda antar setiap individu. Sebagaimana yang dinyatakan dalam pribahasa Arab Likulli ra’sin ra’yun. Keberagaman dalam Islam adalah rahmat selama itu tidak ada hubungannya dengan akidah yang menjadi pokok atau dasar seseorang dalam beragama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Analasis data menggunakan analisis kualitatif diskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Perilaku keagamaan masyarakat dukuh Argopura dalam kategori biasa karena pemahaman tentang agama masih dirasa kurang. Masyarakat hanya sebatas menjalankan ritual agama yang mereka lihat dari orang sekelilingnya yang melakukan ritual tersebut, misalnya sholat mereka menjalankan sholat sebagaimana mereka melihat orang disekelilingnya sholat. Epistimologi Keagamaan Masyarakat Pinggiran Kudus termasuk dalam kategori Bayani. 2) Kontruksi keagamaan masyarakat dukuh Argopuro termasuk dalam kategori rendah karena belum dapat menjalankan rutinitas ibadah sebagaimana harusnya dan belum begitu faham akan dampak apa yang akan ditimbulkan dari meninggalkan ibadah terutama ibadah wajib seperti sholat. 3) Tipologi Keagamaan Masyarakat Pinggiran Kudus dalam hal ini adalah masyarakat dukuh Argopuro Hadipolo Jekulo Kudus dapat disimpulkan bahwa masyarakat di dukuh Argopuro termasuk dalam substansialisme adalah kelompok masyarakat yang memahami ajaran Islam berdasarkan konteks ruang dan waktu sehingga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis dan kebutuhannya pun senantiasa beruba