Peran Bimbingan Rohani Islam Dalam Memotivasi Kesembuhan Pasien Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang

Kebutuhan pelayanan kesehatan haruslah tersedia di wilayah daerah terutama di setiap kota, ketersediaan rumah sakit haruslah senantiasa berkembang dan bertumbuh menyesuaika pertumbuhan masyarakatnya. Di Kabupaten Rembang rumah sakit yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan dan perubahan masyarakat kabupaten Rembang. Selain itu pertumbuhan pengidap penyakit yang serius seperti gagal ginjal juga perlu perhatian. Pengobatan medis dirasa kurang dalam menangani penyakit ini. Inilah yang menarik antara penanganan gagal ginjal ini dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran bimbingan rohani yang merupakan salah satu layanan di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang untuk menangani persoalan penyakit gagal ginjal dalam rangka memotivasi kesembuhan pasiennya. Untuk menjembatani persoalan diatas maka dibutuhkan penelitian penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang mana dalam penelitian ini peneliti secara langsung menggali informasi di lokasi penelitian yaitu di lingkungan Rumah Sakit Islam Arafah Rembang untuk mengetahui peran bimbingan rohani islam ang dijalankan rumah sakit untuk memotivasi kesembuhan pasien gagal ginjal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil dari hal ini maka dapat dikatakan bahwa (1) Bimbingan rohani di Rumah Sakit Arafah merupakan bentuk perann bimbingan yang bersifat aktif dan partisipatif. Karena selain aktif dilihat dari beberapa langkah pelaksanaan serta waktu kunjungannya dan juga partisipatif sebagai pendamping dokter dalam proses penyembuhan pasien. (2) Berdasarkan Fungsinya di Rumah Sakit, di Rumah sakit Arafah, meliputi (a) Secara tidak langsung, bimroh sebagai pendukung dokter dan perawat dalam menjalankan fungsi penyembuhan bagi pasien dengan bertindak sebagai penyembuh secara mental atau psikis agar menerima penyakitnya. (b) pelaksanaan bimroh sebagai sangat berperan dalam motivasi kesembuhan , (3) Membimbing pasien untuk memahami dan menerima/berdamai (reconciling) dengan kondisinya. (4) Membimbing pasien memahami arti dan makna hidup di dunia. (5) Mengarahkan pasien untuk dapat meningkatkan keyakinannya kepada Tuhan yang menentukan kehidupan