Ritual Dan Kepercayaan Masyarakat Desa Sambung Gajah Demak Terhadap Tradisi Rebo Wekasan dalam Perspektif Aqidah Islamiyah

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu tradisi yang terdapat di Desa Sambung yang hingga kini masih dilakukan oleh masyarakat sambung yaitu tradisi Rebo Wekasan. Penelitian ini dilihiat berdasarkan tinjauan Aqidah Islamiyah. Jenis penelitian yang digunakan adalah fild research atau penelitian lapangan, dengan cara teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun lokasi penelitian ini berada di Desa Sambung Kec. Gajah Kab. Demak. Penelitian ini mengambil data pada tahun 2019-2020. Penelitian ini berdasarkan wawancara dengan beberapa warga masyarakat Desa Sambung seperti tokoh agama, perangkat desa, dan beberapa dari masyarakat setempat baik yang melakukan ritual tradisi Rebo Wekasan maupun yang tidak. Maka dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat menghasilkan data baru. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: Pertama, pemahaman masyarat mengenai Rebo Wekasan yang mengangap hari tersebut merupakan hari sial. Kedua, amalan yang terdapat pada tradisi Rebo Wekasan di Desa Sambung yaitu Shalat lidaf’il bala’ atau shalat tolak bala’, berdo’a, sedekah, membaca Surat Yasin yang pada ayat 58 dibaca sebanyak 313 kali. hal tersebut dilakukan oleh sebagian masyarakat yang mempercayai adanya malapetaka yang datang di Hari Rabu akhir Bulan Shafar. Ketiga, dilihat dari kajian Aqidah Islamiyah bahwa terdapat amalan yang bisa dikatakan sebagai amalan yang sesuai dengan syariat Islam yaitu do’a, membaca Al-Qur’an, dan sedekah. Adapun dalam kajian fiqih menunjukkan bahwa Shalat lidaf’il bala’ atau Shalat tolak bala’ yang terdapat pada rituat Tradisi Rebo Wekasan di Desa Sambung Gajah Demak, dimana shalat tersebut bukanlah ajaran dari Nabi Muhammad bahkan beliau tidak menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tersebut