HAK NAFKAH ANAK PASCA PERCERAIAN DALAM NIKAH TIDAKDICATATKAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DANHAK ASASI MANUSIA(Studi Kasus Desa Sidobangun Kec. Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah)

ABSTRAKHAK NAFKAH ANAK PASCA PERCERAIAN DALAM NIKAH TIDAKDICATATKAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DANHAK ASASI MANUSIA(Studi Kasus Desa Sidobangun Kec. Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah)Oleh:SARI APRIANINPM. 171110016Nafkah terhadap anak bertujuan untuk kelangsungan hidup danpemeliharaan kesejahteraannya. Namun, faktanya yang terjadi di Desa SidobangunKec. Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah masih saja terjadi pernikahan yang tidakdicatatkan. Bahkan anak yang lahir dalam pernikahan yang tidak dicatatkan, samasekali tidak mendapatkan nafkah dari ayah biologisnya sendiri. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui bagaimana hak nafkah anak pasca perceraian dalamnikah yang tidak dicatatkan di Desa Sidobangun Kec. Bumi Ratu Nuban LampungTengah dan untuk mengetahui hak nafkah anak pasca perceraian dalam nikah yangtidak dicatatkan di Desa Sidobangun Kec. Bumi Ratu Nuban Lampung TengahPerspektif hukum Islam dan HAM.Jenis penelitian ini adalah (Field Research). Dengan menggunakan metodependekatan normatif. Sumber data primer, sekunder dan tersier. Penelitian inimenggunakan teknik pengumpulan data observasi, interview dan dokumentasi.Semua data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatifmelalui pendekatan deduktif.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian nafkahanak setelah terjadinya perceraian di Desa Sidobangun tidak semua dari orangtuanya memberikan hak nafkah anak. Didalam perspektif hukum Islam untukorang tua yang tidak memberikan nafkah kepada anaknya tidak sesuai denganhukum Islam, Sedangkan dalam perspektif HAM tidak terpenuhinya hak nafkahanak pasca perceraian bertentangan dengan HAM.Kata Kunci : Hak Nafkah Anak, Perceraian, Nikah tidak Dicatatka