Analisa Teknis Dan Ekonomis Pemanfaatan Debris Bambu Sebagai Bahan Untuk Konstruksi Sekat Bangunan Atas Kapal

Pembangunan kapal laminasi bilah bambu menghasilkan limbah berupa debris bambu. Debris merupakan serpihan atau puing dari hasil pengolahan bilah bambu. Limbah tersebut jika tidak dimanfaatkan, maka akan menjadi tumpukan sampah, serta memenuhi dan mengotori tempat. Untuk membuang limbah tersebut juga membutuhkan biaya, oleh sebab itu limbah berupa debris dimanfaatkan dan diolah menjadi sebuah material berupa papan debris seperti teakwood / plywood. Proses planer bilah bambu merupakan proses dengan penghasil debris terbesar dalam pembangunan kapal laminasi bilah bambu. Jumlah debris bambu ori yang dihasilkan pada saat proses planer yaitu sebanyak 217,52 gram per bilah bambu, dan debris bambu betung yang dihasilkan yaitu 133,5 gram per bilah. Debris bambu dimanfaatkan dan digunakan sebagai lapisan inti dari papan yang dibuat, sementara untuk lapisan luar dari papan tersebut merupakan susunan bilah bambu. Papan debris bambu yang dibuat memiliki ketebalan 9 mm, 12 mm, 15 mm, dan 18 mm. Pembuatan papan debris bambu dimulai dari pemilihan bambu, pemotongan bilah bambu, penyusunan serta pengeleman bilah bambu, pengumpulan debris, persiapan cetakan, pencampuran debris dengan lem, pengepresan material. Total biaya material dalam pembuatan papan debris bambu sebagai bahan untuk dinding kamar bangunan atas kapal yaitu Rp164.749 per m2 dengan ketebalan 9 mm. Papan debris bambu dengan ketebalan 12 mm mebutuhkan biaya material sebesar Rp196.999 per m2. Biaya material pembuatan papan debris bambu tebal 15 mm yaitu Rp229.422 per m2. Biaya material pembuatan papan debris bambu dengan ketebalan 18 mm yaitu Rp261.498 per m2. Papan debris bambu kedepannya diharapkan dapat menggantikan papan teakwood / plywood sebagai bahan untuk dinding pemisah kamar pada bangunan atas kapal. ================================================================================================ In the ship building of bamboo laminated boats produce waste bamboo debris. Debris is flakes from the residue at the processing bamboo blades during the ship building of the bamboo laminated boats. If the waste is not used, it will become a pile of garbage, and fill and pollute the place. Therefore waste in the form of debris is utilized and processed into a material in the form of debris boards such as teakwood/plywood. In the planer process of bamboo slats, it is the process with the largest debris producer in the ship building of bamboo laminated boats. The amount of ori bamboo debris produced during the planer process was 217.52 grams per bamboo blade, and the betung bamboo debris produced was 133.5 grams per blade. Bamboo debris is utilized and used as the core layer of the boards made, while for the outer layer of the boards is an arrangement of bamboo slats. The bamboo debris boards made had thicknesses of 9 mm, 12 mm, 15 mm, and 18 mm. The process starts from selecting bamboo, cutting bamboo blades, arranging and gluing bamboo blades, collecting debris, preparing molds, mixing debris with glue, and pressing materials. The total cost of materials in the manufacture of bamboo debris boards as material for the walls of the ship's building rooms is 164.749 IDR per m2 with a thickness of 9 mm. Bamboo debris board with a thickness of 12 mm requires a material cost of 196.999 IDR per m2. The material cost for making 15 mm thick bamboo debris boards is 229.422 IDR per m2. The material cost for making bamboo debris boards with a thickness of 18 mm is 261.498 IDR per m2. In the future, it is hoped that the bamboo debris board can replace the teakwood/plywood board as a material for the room dividing wall in the ship's superstructure