Pemodelan Sebaran Sedimen Dan Perubahan Morfologi Alur Pelayaran Di Muara Sungai Kapuas Kecil, Kalimantan Barat

Sungai Kapuas Kecil merupakan prasarana transportasi air yang menuju ke Pelabuhan Dwikora Pontianak. Pelabuhan Dwikora melayani akses perpindahan penumpang dan barang antar propinsi dan juga ke daerah pedalaman yang hanya bisa di lalui oleh kendaaraan air. Permasalahan yang sering timbul yaitu pendangkalan. Pendangkalan sering terjadi berada di nuara sungai, hampir setiap tahun dilakukan pengerukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hidrodinamika yang terjadi di sekitar muara, sebaran sedimen serta perubahan morfologi dasar dan rekomendasi penanggulangan berdasarkan pemodelan. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software Mike 21 DHI dengan 3 pemodelan yaitu, Hydrodinamic, Spectral Wave dan Mud Transport. Hidrodinamika yang terjadi didominasi oleh debit sungai, arus dan gelombang laut, sedangkan pasang surut merupakan pendukung gaya turbulensi yang terjadi di muara. Konsentrasi sebaran sedimen yang terjadi pasang tertinggi, nilai konsentrasi tertinggi berkisar 0,120 kg/m3 dan saat surut terendah berkisar 0,020 kg/m3. Titik pengamatan yang dilakukan untuk perubahan morfologi dasar yaitu berdasarkan koordinat alur pelayaran. Perubahan morfologi dasar sebelum dan setelah simulasi mengalami perubahan berkisar antara 0,000 m sampai 1,723 m. Rekomendasi penanggulangan yang dilakukan yaitu dengan metode pengecilan penampang sungai dengan menambah daratan agar kecepatan aliran air yang berasal dari debit hulu sungai menjadi besar. Rekomendasi menambah daratan yaitu dengan menggunakan Geobag/Geotube atau kombinasi keduanya karena murah dan bahan pengisian bisa didapat dari daerah sekitar yang berupa pasir.================================================================================================== The Kapuas Kecil River is a water transportation infrastructure that goes to the Pontianak Dwikora Port. Dwikora Port serves access to the movement of passengers and goods between provinces and also to remote areas that can only be passed by water vehicles. The problem that often arises is siltation. Siltation often occurs at the mouth of the river, dredging is carried out almost every year. This study aims to determine the hydrodynamics that occurs around the estuary, the distribution of sediments and changes in basic morphology, and recommendations for countermeasures based on modeling. The modeling is done using Mike 21 DHI software with 3 models, namely, Hydrodynamic, Spectral Wave, and Mud Transport. The hydrodynamics that occurs is dominated by river discharge, currents, and ocean waves, while the tides support the turbulence forces that occur in the estuary. The concentration of sediment distribution that occurs at high tide, the highest concentration value is around 0.120 kg/m3 and at low tide, it is around 0.020 kg/m3. Observation points were made for basic morphological changes based on the coordinates of the shipping lanes. Changes in basic morphology before and after the simulation underwent changes ranging from 0.000 m to 1.723 m. Recommendations for countermeasures are carried out by the method of reducing the cross-section of the river by adding land so that the speed of water flow from the upstream discharge of the river becomes large. The recommendation to add land is to use Geobag/Geotube or a combination of both because it is cheap and filling material can be obtained from the surrounding area in the form of sand