Alternatif Perancangan Kampung Tahu Kota Kediri dengan Pendekatan Sosio-Ekonomi

Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur dengan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri pengolahan. Pemerintah Kota Kediri telah mencanangkan program untuk memajukan sektor industrinya melalui industri – industri lokal yang ada di Kota Kediri utamanya industri rumah tangga. Kota Kediri sendiri telah dikenal sebagai Kota Tahu, yang mana produk khas daerahnya adalah tahu takwa dan beberapa olahan tahu lainnya. Produk ini merupakan hasil produksi dari industri rumah tangga tahu yang dimiliki secara turun temurun, salah satunya yang berada di Kelurahan Tinalan Gang 4. Sebanyak 28 produsen tahu di Kelurahan Tinalan Gang 4, terdapat beberapa permasalahan yang sama, yaitu kurangnya penataan aspek spasial pada dapur produksi, kurangnya sirkulasi udara dan cahaya yang maksimal sehingga dapat menyebabkan proses produksi kurang efektif dan efisien. Alternatif perancangan Kampung Tahu diharapkan dapat mewadahi aktivitas ekonomi baik dari proses produksi tahu takwa hingga penjualannya yang lebih efektif, efisien, dan higienis sehingga kuantitas dan kualitas hasil produksi bisa berkembang dan meningkat. Serta diharapkan dapat mewadahi aktivitas sosial yang terjadi antara produsen tahu guna meningkatkan kerukunan dan kekompakkan. Teori dasar sosio ekonomi digunakan sebagai pendekatan untuk membantu mengetahui aktivitas sosial dan ekonomi yang terjadi di Kampung Tahu. Tugas akhir ini menghasilkan objek rancang hunian industri tahu dimana objek rancang mencoba untuk menciptakan alternatif desain baru untuk suatu sentra hunian industri tahu. ================================================================================================== Kediri city is the third largest city in East Java with most of the population working in the manufacturing sector. The government of Kediri City has launched a program to advance its industrial sector through local industries in Kediri City, especially home industry. Kediri has been known as the Kota Tahu, which local specialty products are tahu takwa and some other processed tofu. This product is the product of a tofu home industry that has been passed down from generation to generation, one of which is in Kelurahan Tinalan Gang 4. As many as 28 tofu producers in Kelurahan Tinalan Gang 4, there are several similar problems, namely the lack of arrangement of the spatial aspects of the production kitchen, the lack of maximum air and light circulation, which can cause the production process to be less effective and efficient. The alternative design of kampong tahu is expected to accommodate economic activities, both from the tofu production and the sales, which is more effective, efficient, so that the quantity and quality of production can develop and increase. It is also hoped that it can accommodate social activities that occur between tofu producers in order to increase harmony and cohesiveness. The basic socio-econimic theory is used as an approach to help determine the social and economic activities that occur in kampong tahu. This final project produces design of home industry where the design tries to create a new design alternative for center of tofu home industry