Efisiensi Heat Exchanger pada Pabrik Asam Sulfat dengan Proses Double Contact Double Absorber (DCDA)

Meningkatnya perkembangan industri kimia di indonesia menyebabkan kebutuhan akan bahan baku dan bahan oenunjang nya juga mengalami peningkatan. Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang tergolong bahan baku yang selalu meningkat setiap tahunnya. Kapasitas pabrik asam sulfat yang akan didirikan pada tahun 2024 ini adalah 850.000 ton/tahun. Lokasi yang dipilih untuk pendirian pabrik asam sulfat dari bahan baku belerang ini yaitu pada Kelurahan Kanaan, Kabupaten Bontang Provinsi Kalimantan Timur. . Proses pembuatan asam sulfat dengan proses double contact double absorber (DCDA) yang terdiri dari lima unit tahapan. Tahap pertama yaitu Sulfur Handling, tahap kedua yaitu SO2 Generation, tahap ketiga yaitu SO2 Conversion, tahap keempat yaitu Drying & SO3 Absorption, tahap terakhir yaitu H2SO4 Storage & Distribution. Pabrik ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari/tahun dengan basis 24 jam/hari. Bahan baksu sulfur yang dibutuhkan sebesar 2.779,98 kg/jam. Pada pabrik asam sulfat ini, kami menlaukan efisiensi kinerja Heat Exchanger. Dari hasil perhitungan menggunakan metode Sizing Known didapatkan heat exchanger dengan tipe Cross Flow both unmixed dengan hasil efisiensi sebesar 99,64%. Hasil ini dapat mempengaruhi luas area, capital cost, total cost, jumlah shells dan penambahan satu alat heat exchanger terhadap kondisi design berupa heat exchanger dan proses fluida di dalamnya. Berdasarkan analisa kelayakan ekonomi , pabrik asam sulfat dengan kapasitas 850.000 ton/tahun telah layak untuk didirikan dengan NPV, IRR, POT dan BEP yang diperoleh sebesar Rp. 449.099.665.735,74; 19%; 2,3 tahun dan 18,08%. ================================================================================================ The increasing development of the chemical industry in Indonesia causes the need for raw materials and supporting materials to also increase. Sulfuric acid is one of the chemicals classified as raw materials that always increases every year. The capacity of the sulfuric acid plant to be established in 2024 is 850,000 tons/year. The location chosen for the establishment of the sulfuric acid plant from sulfur raw material is Kanaan Village, Bontang Regency, East Kalimantan Province. . The process of making sulfuric acid using a double contact double absorber (DCDA) process which consists of five units of steps. The first stage is Sulfur Handling, the second stage is SO2 Generation, the third stage is SO2 Conversion, the fourth stage is Drying & SO3 Absorption, the last stage is H2SO4 Storage & Distribution. This plant is planned to operate continuously for 330 days/year on a 24 hour/day basis. The required sulfur feedstock is 2,779.98 kg/hour. In this sulfuric acid plant, we carry out the efficiency of Heat Exchanger performance. From the results of calculations using the Sizing Known method, a heat exchanger with the Cross Flow type both unmixed was obtained with an efficiency of 99.64%. These results can affect the area, capital cost, total cost, number of shells and the addition of one heat exchanger to the design conditions in the form of a heat exchanger and the fluid process in it. Based on the economic feasibility analysis, a sulfuric acid plant with a capacity of 850,000 tons/year is feasible to be established with NPV, IRR, POT and BEP obtained amounting to Rp. 449.099.665.735,74; 19%; 2.3 years and 18.08%