Analisa Potensi Lokasi Pengembangan Kawasan Permukiman Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta)

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Peningkatan jumlah rumah di Kabupaten Sleman selalu meningkat tiap tahunya. Semakin padatnya penduduk dan bangunan di kawasan tersebut akan menimbulkan konsekuensi pada semakin menurunnya kualitas lingkungan permukiman, baik dari sisi fisik bangunan maupun dari sisi prasarana lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan sebuah proses analisis potensi lokasi pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Sleman menggunakan analisis spasial dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Faktor kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan yang meliputi drainase air dan tingkat rawan bencana, faktor sosial berupa kepadatan penduduk dan faktor tanah yang meliputi tingkat kelerengan tanah dan jenis tanah. Hasil dari analisis potensi dari proses overlay dan AHP adalah prioritas lokasi pengembangan kawasan permukiman yang memperlihatkan bahwa Kecamatan yang Sangat Layak untuk pengembangan permukiman memproleh luas sebesar 35.574,92 Ha atau sebesar 62,65% dari total luas Kabupaten Sleman, kelas Layak dengan luasan yang diperoleh 16.032,3 Ha atau sebesar 28,23% dari total luas Kabupaten Sleman, dan kelas Tidak Layak dengan luasan 5.176,221 Ha atau sebesar 9,12% dari total luas Kabupaten Sleman. =================================================================================================== A residential area is a part of the environment outside a protected area, either in the form of an urban or rural area, which functions as a residential or residential area and a place for activities that support life and livelihoods. The increase in the number of houses in Sleman Regency is always increasing every year. The denser population and buildings in the area will be causing consequences on the decline in the quality of the residential environment, both from the physical side of the building and in terms of environmental infrastructure. In this study, a potential analysis process for the location of residential development in Sleman Regency was carried out using spatial analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP). Criteria factors used in this study are environmental factors which include water drainage and disaster-prone levels, social factors such as population density and soil factors which include soil slope level and soil type. The results of the potential analysis of the overlay and AHP processes are the priority locations for the development of settlement areas which show that the Subdistricts that are Very Eligible for settlement development have an area of 35,574.92 Ha or 62.65% of the total area of Sleman Regency, the Class Eligible for the area obtained 16,032.3 Ha or 28.23% of the total area of Sleman Regency, and the Infeasible class with an area of 5,176.221 Ha or 9.12% of the total area of Sleman Regency