Pra Desain Pabrik Garam Farmasi Dari Garam Rakyat ( K-3) Dengan Metode Rekristalisasi

Pengembangan industri kimia sangat penting dikarenakan dapat mengurangi pengeluaran devisa negara untuk mengimpor bahan-bahan yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia. Dengan adanya pengembangan di dunia industri kimia, diharapkan Indoensia dapat menjadi negara yang mandiri karena tidak lagi bergantung pada industri-industri diluar negeri. Salah satu industri yang perlu dan telah dikembangkan di Indonesia adalah industri garam (NaCl). Garam merupakan istilah umum untuk senyawa kimia bernama Natrium Chlorida (NaCl). Garam berasal dari nama Latin “sal” (salt, dalam Bahasa Inggris) dimana keduanya adalah nama mineral halite. Nama Latin “sal” sendiri berasal dari Bahasa Yunani “hals” yang juga berarti laut. Di alam, garam tidak bisa didapatkan dalam keadaan benar-benar murni, walaupun beberapa analisa telah dilakukan menunjukkan kemurnian garam (NaCl) mencapai 99,9%. Berdasarkan peraturan kemenperin No. 8 tahun 2014, industri pharmaceutical salt (garam farmasi) dengan kadar NaCl diatas 99,5% dan impuritis mendekati 0.Namun kualitas garam yang dikelola secara tradisional umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan garam konsumsi, garam industri maupun untukgaram farmasi. Hal ini dikarenakan para produsen garam lebihii memilik melakukan impor garam sebagai bahan bakunya. Permasalahan-permasalahan tersebut yang melatar belakangi pemilihan Pabrik Garam Farmasi dari garam rakyat direncanakan mulai dibangun pada tahun 2022 dengan kapasitas 8.300 Ton / Tahun, dan akan didirikan di kabupaten Cirebon. Kota Cirebon dipilih berdasarkan analisa menggunakan metode pembobotan dengan dibandingkan kabutapen Sampang, Madura. Pabrik garam farmasi ini menggunakan metode Rekristalisasi. Pabrik garam farmasi yang didirikan akan dioperasikan selama 330 hari selama satu tahun. Lalu supply bahan baku untuk pabrik yang akan didirkan berasal dari para petani garam yang berada disekitar pabrik, dengan besaran supply bahan baku yang dibutuhkan untuk proses di pabrik yaitu 1200 kg/jam. Proses produksi akan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu unit pemurnian bahan baku, unit penguapan dan pengkristalan, dan unit pengeringan dan pengendalian produk. Pabrik garam farmasi yang didirikankan membutuhkan capital expenditure (CAPEX) Rp179.770.712.601,099dan memiliki operating expenditre (OPEX) Rp62.885.290.165,69 dengan IRR sebesar 16% dan waktu pengembalian modal selama 6,9 Tahun. Break Even Poin yang didapat adalah 26%. Sehingga dari analisa yang didapat bahwa pabrk garam farmasi layak dididrikan dari segi teknikal maupun dari segi finansial sangat feasible untuk didirikan dan dioperasikan. ======================================================================================================= The development of the chemical industry is very important because: can reduce the country's foreign exchange spending to import materials needed by the Indonesian population. With there is development in the chemical industry, it is hoped that Indonesia can become an independent country because it is no longer dependent on foreign industries. One of Industries that need and have been developed in Indonesia are: industrial salt (NaCl). Salt is a general term for a chemical compound called sodium chloride (NaCl). Salt comes from from the Latin name “sal” (salt, in English) where both are names of the mineral halite. Latin name “sal” itself comes from the Greek "hals" which also means sea. In nature, salt cannot be obtained in a real state pure, although several analyzes have been carried out showing salt purity (NaCl) reaches 99.9%. Based on the regulation of the Ministry of Industry No. 8 of 2014, industrial pharmaceutical salt (pharmaceutical salt) with NaCl . content above 99.5% and impurity close to 0. But the quality of salt traditionally managed generally have to be reprocessed to be used as consumption salt, industrial salt as well as for pharmaceutical salt. This is because salt producers are more has imported salt as its raw material. These problems are the background election Pharmaceutical Salt Factory from people's salt is planned began to be built in 2022 with a capacity of 8,300 Tons / Year, and will be established in Cirebon district. Cirebon City selected based on the analysis using the weighting method compared to the district of Sampang, Madura. Salt factory This pharmacy uses the recrystallization method. Salt factory established pharmacy will be operated for 330 days for one year. Then supply raw materials for factories that will was founded from salt farmers who are around factory, with the amount of raw material supply needed to process at the factory is 1200 kg/hour. The production process will be divided into 3 stages, namely unit purification of raw materials, evaporation and crystallization units, and drying and product control units. Established pharmaceutical salt factory requires capital expenditure (CAPEX) Rp179,770,712,601,099 and have operating expenses (OPEX) Rp. 62.885.290.165.69 with an IRR of 16% and a payback period of 6.9 Years. Break Even Points earned is 26%. So that from the analysis obtained that the pharmaceutical salt factory is feasible educated from a technical point of view as well as from a financial feasible to build and operate