Pengukuran BOD/COD Kompos Dan Kegunaan Ilmiah Serta Pemanfaatan Praktiknya

Salah satu upaya dalam penanggulangan penumpukan sampah adalah pembuatan kompos dimana kompos biasanya terbuat dari daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai. Dalam proses pembuatan kompos, diperlukan adanya ketentuan parameter-parameter tertentu yang menyatakan bahwa kompos tersebut sudah matang atau belum. Salah satu rasio yang sering digunakan adalah rasio BOD/COD. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi pengukuran tingkat kematangan kompos menggunakan rasio BOD/COD, relasi antara rasio BOD/COD dengan rasio yang umum digunakan yaitu rasio C/N, dan kajian penerapan pengukuran zat kompos menggunakan metode rasio BOD/COD. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dari tugas akhir ini adalah studi kasus dari riset yang dilakukan oleh Mangkoedihardjo (2006), dimana riset tersebut membahas limitasi penggunaan rasio C/N dan penggunaan rasio BOD/COD untuk menentukan fase perubahan pada kompos yang lebih absolut. Riset penerapan rasio BOD/COD menggunakan riset dari Laksono et al, (2016) dimana penambahan ZA berdasarkan uji toksisitas dan biodegradabilitas untuk penentuan kematangan kompos. Hasil penelitian mengsimpulkan bahwa ada hubungan kolerasi linear antara BOD/COD dan C/N. Untuk tingkat kestabilan kompos adalah rasio BOD/COD 0,1 dan C/N > 14 maka tidak stabil. Rasio BOD/COD dapat digunakan untuk mengetahui fase kompos. Untuk praktek sehari-hari kompos yang belom stabil (C/N > 14) dapat dibuat stabil dengan penambahan ZA sehinga hasil penelitian tersebut menunjukan confidence level 95% dan germination indeks > 60% dimana hasil tersebut dapat dipercaya. ===================================================================================================