Redesain TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) Mbah Ratu Di Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya

Upaya reduksi sampah di Kecamatan Krembangan masih perlu ditingkatkan. Salah satunya adalah melalui penyelenggaraan TPS 3R. Saat ini, hanya terdapat satu TPS 3R di Kecamatan Krembangan yaitu TPS 3R Mbah Ratu. Dalam pengelolaannya, TPS 3R Mbah Ratu masih beroperasi seperti Stasiun Peralihan Antara serta belum terdapat fasilitas pemilahan sampah, pengolahan sampah anorganik, dan penanganan residu. Oleh karena itu, tujuan dari perencanaan ini adalah (a) mengevaluasi kondisi eksisting pengelolaan sampah di TPS 3R Mbah Ratu, (b) mengidentifikasi timbulan, densitas, dan komposisi sampah yang berada di TPS 3R Mbah Ratu, (c) merencanakan ulang desain TPS 3R Mbah Ratu di Kecamatan Krembangan meliputi aspek teknis dan finansial. Perencanaan diawali dengan kegiatan sampling di TPS 3R untuk mendapatkan data mengenai timbulan sampah menggunakan metode load-count analysis dan karakteristik sampah meliputi komposisi sampah, densitas sampah dan recovery factor. Langkah selanjutnya adalah menentukan cakupan pelayanan TPS 3R Mbah Ratu, menganalisis kesetimbangan massa, mendesain fasilitas TPS 3R serta menghitung kebutuhan tenaga kerja. Kemudian, untuk aspek finansial dilakukan dengan menghitung biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan serta potensi pendapatan guna menentukan kelayakan finansial dengan metode Nett Present Value (NPV). Berdasarkan hasil evaluasi, sistem pengelolaan sampah di TPS 3R Mbah Ratu eksisting belum memenuhi peraturan pada Permen PU No. 3 Tahun 2013. Timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan di TPS mencapai 0,43 kg/orang.hari serta densitas sampah sebesar 210,03 kg/m3. Komposisi sampah didominasi oleh sampah yang dapat dikomposkan sebesar 75,33%, sedangkan sampah yang tidak dapat dikomposkan sebesar 24,67%. Pada skenario desain yang terpilih, TPS 3R akan melayani sekitar 26.232 jiwa pada tahun 2032 dengan timbulan sampah sebesar 11,28 ton/hari atau 53,71 m3/hari. Penanganan sampah anorganik adalah dipilah sebelum kemudian dijual ke pihak ketiga. Jenis sampah tersebut meliputi sampah kertas, plastik, kaca, dan logam dengan total sebesar 1.064,60 kg/hari. Sedangkan, sampah organik dan sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dilakukan pemadatan dan dikumpulkan dalam kotak pemadat untuk kemudian diangkut menuju TPA Benowo. Total residu yang dibuang ke TPA sebesar 10.214,94 kg/hari. Analisis biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan TPS 3R Mbah Ratu, yaitu biaya investasi awal sebesar Rp. 1.786.797.930,00, biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp. 1.665.863.001,12/tahun serta potensi pendapatan penjualan sampah lapak sebesar Rp. 696.276.868,97/tahun. Sehingga, diperlukan retribusi yang harus dibayarkan oleh warga yang termasuk dalam daerah pelayanan TPS 3R sebesar Rp. 13.000/KK/bulan agar pembangunan layak finansial dengan nilai NPV positif. ===================================================================================================== The waste reduction in Krembangan district still needs to be improved. One of the ways is through the implementation of material recovery facility (TPS 3R). Currently, there is only one TPS 3R in Krembangan district, namely TPS 3R Mbah Ratu. In its management, TPS 3R Mbah Ratu still operates like Transfer Station and there is no waste sorting facilities, inorganic waste processing, and residue handling. Therefore, this research aimed: (a) to evaluate the existing condition of waste management in TPS 3R Mbah Ratu, (b) to identify waste generation, waste composition, and waste density in TPS 3R Mbah Ratu, (c) redesign of TPS 3R Mbah Ratu includes the technical and financial aspects. Research begins with sampling activities at TPS 3R to obtain data of waste generation rate using load-count analysis method and waste characteristic include waste composition, waste density and recovery factor. The next step is to determine the coverage area of TPS 3R Mbah Ratu, analyze mass balance, design the infrastructure and facilities and calculate the number of labour needed. Financial aspect was done by calculate investation cost, the operational and maintenance cost and the income to determine financial feasibility using Net Present Value (NPV). Based on the evaluation results, the waste management system at TPS 3R Mbah Ratu has not met the regulations on Permen PU No. 3 of 2013. The rate of waste generation in TPS reaches 0.43 kg/person.day and waste density of 210,03 kg/m3. The composition of waste is dominated by organic waste 75,33%, while inorganic waste 24,67%. In the selected design scenario, TPS 3R serves around 26.232 person in 2032 with the waste generation of 11,28 tones/day or 53,71 m3/day. Inorganic waste is treated by sorting before then sold to third parties. This type of waste includes paper waste, plastic, glass, and metal with a total of 1.064,60 kg/day. Non-recyclable waste and residues will be compacted and collected in compaction boxes to be transported to Benowo Landfill. The total residue discharged to landfill is 10.214,94 kg/day. Analysis of costs required in the construction of TPS 3R Mbah Ratu, the investation costs is Rp. 1.786.797.930,00, the operational and maintenance costs is Rp. 1.665.863.001,12/year, the profits of recyclable waste is Rp. 696.276.868,97/year. Therefore, it is required to have a fee that must be paid by residents that live in TPS 3R service area which costs Rp. 13,000/family/month so that the development is financially feasible with a positive NPV value