Integrasi Manajemen Risiko Bencana untuk Rencana Tata Ruang Kota Surabaya

Kota Surabaya memiliki empat potensi ancaman bencana yang menjadi fokus penanganan Pemerintah, yaitu banjir, kebakaran, angin puting beliung dan gempa tektonik. Dampak yang diakibatkan oleh kejadian bencana bersifat signifikan. Disisi lain, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan lingkungan dalam penataan ruang kota, masih buruk. Artinya tata ruang maupun institusi Kota Surabaya belum siap dalam menghadapi risiko bencana. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan integrasi manajemen risiko bencana untuk rencana tata ruang Kota Surabaya. Tahap awal dalam penelitian ini adalah mengevaluasi integrasi manajemen risiko bencana ke dalam proses penyusunan dan produk rencana tata ruang Kota Surabaya menggunakan penilaian skala likert dan content analysis. Tahap selanjutnya adalah merumuskan integrasi manajemen risiko bencana untuk rencana tata ruang Kota Surabaya melalui tabulasi dan intepretasi hasil temuan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan nilai konteks manajemen risiko bencana ke dalam proses penyusunan rencana tata ruang Kota Surabaya sebesar 2,56 dari poin maksimal 5 (kategori : buruk hingga cukup baik) sedangkan nilai integrasi konteks manajemen risiko bencana ke dalam produk rencana tata ruang Kota Surabaya sebesar 2,16 dari poin maksimal 5 (kategori : buruk.). Maka didapatkan rekomendasi integrasi konteks manajemen risiko bencana untuk rencana tata ruang Kota Surabaya yang terdiri dari 12 rekomendasi integrasi konteks manajemen risiko bencana dalam proses penyusunan rencana tata ruang Kota Surabaya dan 14 rekomendasi integrasi konteks manajemen risiko bencana dalam susbtansi produk rencana tata ruang Kota Surabaya. Kunci utama dalam rekomendasi integrasi tersebut berada pada ketersediaaan data kebencanaan yang valid, persamaan derajat kepentingan stakeholder dalam memandang upaya pengurangan risiko bencana dalam proses penyusunan maupun substansi produk rencana tata ruang, komitmen dan kerjasama setiap stakeholder Kota Surabaya dalam mengarusutamakan konteks manajemen risiko bencana untuk rencana tata ruang Kota Surabaya. ==================================================================================== The city government of Surabaya is currently focused on handling four potential hazards, i.e. flood, urban fire, tornadoes, and tectonic earthquake. The impacts that are caused by these disasters are significant. Meanwhile, mainstreaming the idea of risk management in spatial panning is still insufficient. Thus, it means that the spatial plan and institution of Surabaya are not ready yet to face the disaster. Therefore this study was aimed to formulate an integration of disaster risk management to the city of Surabaya’s spatial plan as part of building institutional resilience. The early stage in this research is to evaluate the integration of disaster risk management into spatial plan (its product and process) by using Likert scale and content analysis. Then this process is followed up with formulating disaster risk management integration into spatial plan by using tabulation and interpretation from the previous stage. The result shows that the score of integration on disaster risk management into spatial plan is 2.56 out of 5, indicating an insufficient level of integration. Thus a recommendation was determined to integrate disaster risk management into spatial plan, which is consisted of 12 points. Another recommendation that is consisted of 14 points were also determined to integrate disaster risk management into the substance of spatial plan product. The main point of recommendation lies in the supply of valid disaster data, equality of stakeholder’s urgency in viewing the effort of disaster risk in the arrangement process and product, commitment, and partnership between each stakeholder in mainstreaming the disaster risk management into spatial plan