PENGARUH LITERSI KEUANGAN SYARIAH, GAYA HIDUP, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP POLA KONSUMSI DENGAN RELIGIUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh: AMRUL HIDAYAT (90100118056) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022 i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN Mahasiswa yang bertandatangan dinbawah ini: Nama `: Amrul hidayat NIM : 90100118056 Tempat/Tanggal Lahir : Ulukalo, 01 Desember 1998 Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1) Jurusan : Ekonomi Islam Alamat : Minasaupa blok A/B Judul Skripsi : “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Gaya Hidup dan Lingkungan Sosial, Terhadap Pola Konsumsi dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar). Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, seluruhnya, maka skripsi yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Makassar, 01 November 2022 Yang Menyatakan, Amrul hidayat ii iii KATA PENGANTAR Bismillahi Rahmani Rahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin, ucapan syukur senantiasa di haturkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat serta hidayahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Gaya Hidup, dan Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar)” agar dapat memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Kemudian kita juga harus senantiasa mengirimkan Salawat beserta salam terhadap nabi junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw beserta sahabat, dan kaumnya hingga akhir zaman yang sudah menciptakan kedamaian dari zaman kejahiliaan atau kegelapan menuju zaman keemasan atau yang terang benderang seperti yang dapat dirasakan di waktu ini, yang telah mengajarkan kepada kita bahwa cinta dan kasih sayang begitu indah kita rasakan dalam kehidupan. Usaha pada penyelesaian skripsi ini dilalui dengan penuh hambatan serta tantangan namun hal tersebut tidak mengecilkan semangat penulis sebab mendapat dukungan serta semangat dari berbagai pihak yang terus memberi dorongan dan motivasi selama penulisan, terlebih lagi atas kehendak dan izin iv Allah SWT. Sehingga penulisan skripsi ini mampu terselesaikan dengan begitu lancar. Penyusunan skripsi ini tidak dapat dipungkiri memiliki kekurangan didalamnya, untuk itu perlunya komentar begitu juga dengan saran yang membangun untuk membuat skripsi ini sempurna. Kemudian dengan ketulusan hati dan rasa hormat penulis haturkan kepada orang tua tersayang yakni ayahanda Abd Hafid serta ibunda Ramlah berkat dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan serta doa dan dukungan secara moral serta materil sehingga penulis dapat mencapai gelar sarjana S1 ekonomi Islam. Begitu pula ucapan terima kasih, rasa hormat serta penghargaan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abustani Ilyas, M. Ag. Sebagai dekan serta Sejajarannya yakni wakil dekan I, II, dan III. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Sebagai dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar periode 2014-2019 3. Ibu Ayu Ruqayyah Yunus, S.EI., M.Ek. sebagai ketua jurusan ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 4. Bapak Akramunnas, S.E., M.M. Sebagai ketua jurusan ekonomi islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar periode 2014-2019 v 5. Bapak Trisno Wardy Putra, S.Sos., M.Ei. sebagai sekertaris jurusan ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 6. Bapak Dr. Muhammad Wahyudin Abdullah, S.E., M.Si., Ak. Sebagai pembimbing I yang tidak henti-hentinya sabar membimbing serta mengarahkan dalam penulisan skripsi hingga terselesaikan pada tahap akhir 7. Bapak A. Zulfikar Darussalam, M.Si., M.Hum., AWP. Sebagai pembimbing II yang selalu membimbing serta mengarahkan dalam penulisan skripsi hingga terselesaikan pada tahap akhir 8. Segenap dosen dan staf akademik serta tata usaha begitupula staf dilingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 9. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah membantu mengisi kuesioner serta memberi informasi yang diperlukan selama penelitian 10. Seluruh teman-teman jurusan ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar angkatan 2018 seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. 11. Anak-anak squad konoha (Ilham, Faruk, Nur, Ikram dan yang lainya) yang telah memberi dorongan serta motivasi terhadap terselesaikannya skripsi ini vi 12. Seluruh teman-teman mahasiswa pecinta mesjid LKA MPM UINAM (Dafid, Agus, dan yang lainnya) yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini, dengan memberi masukan-masukan yang membangun 13. Seluruh teman-teman LD ALIQTISHODIAH Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar (Nanhdhi, Akbar, Accul, Mahdi, dan yang lainnya) terima kasih atas dukungannya 14. Seluruh teman-teman UKM TAPAK SUCI cabang 18 Makassar UINAM, terkhusus BA 14 yang terus memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini 15. Seluruh teman-teman klub ALFARIS MULTAZAM HOURSEBACK ARCHERY dan guru-guru besar yakni (ustad Ali Huzaini, ustad Fais, ustad Syafei, Abbah, dan yang lainnya), yang telah memberi motivasi dan semangat agar menyelesaikan skripsi 16. Seluruh teman-teman Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang Makassar terima kasih atas dukungannya 17. Teman-teman KKN UINAM serta KKLP IAIN BONE yakni (Ros, Winda, Suci, Salman, Furqon, Indah, Rika, Rini, Andini, dan Risma) yang telah melewati suka duka bersama terima kasih karena selalu memberi semangat 18. Semua teman-teman yang sudah membantu namun tidak mampu dicantumkan satu persatu namanya terhadap proses pembuatan skripsi ini. Pesan terakhir dengan keridhoan dan ketulusan hati skripsi ini penulis persembahkan untuk memenuhi syarat gelar sarjana ekonomi Islam di Fakultas vii Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar dan penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat untuk pembaca, sebagai penambah wawasan pengetahuan sehingga menyadari begitu luas ilmu pengetahuan yang telah diberikan Allah SWT. Penulis, AMRUL HIDAYAT NIM: 90100118056 viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii BAB I .......................................................................................................................... xii PENDAHULUAN..........................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................6 D. Manfaat penelitian ............................................................................................7 BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................ 10 A. Teori Konsumsi Islami.................................................................................... 10 B. Teori Kepercayaan ......................................................................................... 12 C. Pola Konsumsi ................................................................................................ 14 D. Literasi Keuangan Syariah ............................................................................. 18 E. Gaya Hidup ..................................................................................................... 24 F. Lingkungan Sosial .......................................................................................... 26 G. Resligiusitas..................................................................................................... 27 H. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 29 I. Hipotesis .......................................................................................................... 33 J. Kerangka Pikir ............................................................................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 39 A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 39 B. Lokasi Penelitian............................................................................................. 39 C. Sumber Data ................................................................................................... 39 D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 42 F. Metode Analisis Data ...................................................................................... 42 G. Definisi Operasional ....................................................................................... 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............................................. 51 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................. 51 B. Karakteristik Responden ................................................................................ 52 C. Uji Instrumen .................................................................................................. 55 D. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 58 ix E. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................................................... 62 F. Pembahasan Penelitian ................................................................................... 68 BAB V PENUTUP...................................................................................................... 86 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 86 B. Saran ............................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 88 LAMPIRAN 1 ............................................................................................................. 94 x DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 31 Tabel 3.1 Data Jumlah Mahasiswa FEBI Angkatan 2018-2020 .......................... 40 Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................... 48 Tabel 4. 1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 52 Tabel 4. 2 Karakteristik Usia .............................................................................. 53 Tabel 4. 3 Karakteristik Program Studi .............................................................. 53 Tabel 4. 4 Karakteristik Angkatan ...................................................................... 54 Tabel 4. 5 Uji Validitas Literasi Keuangan Syariah (X1) .................................... 55 Tabel 4. 6 Uji Validitas Gaya Hidup (X2) .......................................................... 56 Tabel 4. 7 Uji Validitas Lingkungan Sosisal (X3) .............................................. 56 Tabel 4. 8 Uji Validitas Reliusistas (M) ............................................................. 57 Tabel 4. 9 Uji Validitas Pola Konsumsi (Y) ....................................................... 57 Tabel 4. 10 Uji Reabilitas ................................................................................... 58 Tabel 4. 11 Nilai Multikolinearitas ..................................................................... 59 Tabel 4. 12 Nilai Darbin Wazton ........................................................................ 61 Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 .................................. 62 Tabel 4. 14 Hasil Uji Simultan (Uji F) Persamaan1 ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 15 Hasil Uji Persial (Uji T) Persamaan 1 .............................................. 63 Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 .................................. 65 Tabel 4. 17 Hasil Uji Simultan Persamaan 2......... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 18 Hasil Uji Persial (Uji T) Persamaan 2 .............................................. 66 Tabel 4. 19 Hasil Hipotesis ................................................................................ 84 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Pikir ............................................................................... 38 Gambar 4. 1 Kurva Normal Propability Plot ...................................................... 59 Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................................. 61 xii ABSTRAK Nama : Amrul Hidayat NIM : 90100118056 Judul :“Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Gaya Hidup, dan Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi ( Studi Kasus Pada Mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar)” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan syariah, gaya hidup, dan lingkungan sosial terhadap pola konsumsi dengan religiusitas sebagai variabel moderasi pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif atau pengaruh sebab akibat, penelitian ini menggunakan teori konsumsi islami dan teori kepercayaan. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar angkatan 2018, 2019, dan 2020. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Jenis data yakni data primer dari penyebaran kuesioner. Metode analisis data yaitu analisis regresi berganda dan moderated regresion analisis (MRA). Penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan syariah memiliki pengaruh positif serta signifikan, gaya hidup berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan, dan lingkungan sosial memiliki pengaruh positif serta signifikan. Selain itu penelitian ini menunjukkan religiusitas tidak menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi, religiusitas tidak menguatkan pengaruh gaya hidup terhadap pola konsumsi, dan religiusitas melemahkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi. Kata kunci: literasi keuangan syariah, gaya hidup, lingkungan sosial, pola konsumsi dan religiusitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perubahan waktu, terjadi perkembangan zaman yang begitu modern dengan sistem yang begitu cepat mengharuskan manusia untuk beradaptasi agar dapat menghadapi kehidupan seluruh umat manusia, pada masa modern ini diantara dampak dari perubahan zaman yaitu begitu bayak keperluan manusia yang berbeda-beda, setiap orang cenderung memperbarui penampilan mereka agar sesuai dengan kebiasaan yang sedang berkembang di masyarakat (Aprinthasari dan Widiyanto, 2020: 66). Salah satu penyebab pemenuhan kebutuhan yang mengikuti trend diduga karena masih minim pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan keuangan yang baik, sehingga mereka lebih suka berbelanja sesuka hati mereka, apabila masyarakat mengetahui pengelolaan keuangan yang baik, maka pastilah setiap orang menghindari pola konsumsi berlebih (Azizah, 2020: 95). Pengelolaan keuangan yang harus diperhatikan yakni pengelolaan keuangan yang sewajarnya dan sesuai porsi sehingga individu dapat mengelola keuangan dengan baik (Azizah, 2020: 93). Kebiasaan mengonsumsi yang terus meningkat dan dilakukan secara terus menerus menyebabkan keadaan keuangan yang tidak stabil, karena penggunaan produk berupa barang serta jasa secara berlebih (Pulungan dan Febriaty, 2018: 103-110). Kebiasaan berbelanja hanya berdasarkan keinginan menyebabkan orang hidup dalam perilaku boros dan berdampak pada kondisi keuangan yang tidak stabil, hal ini sesuai penjelasan dalam Islam yang melarang perbuatan berlebihan2 termasuk menggunakan harta sesuai anjuran Al-Qur’an yaitu pada Q.S. Al-A’raf ayat ke 31. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ا ٰاَدمَْٓ ٰيبَنِي ْٓ ا َمس ِجد ْٓ كُل ِْٓ ِعن دَْٓ ِزي نَتَكُم ْٓ ُخذُو كُلُو ا وَّ ا ْٓ َولَْٓ َواش َربُو لَْٓ اِنَّه ْٓ تُس ِرفُو ِرفِي ن يُِحب ْٓ َ ال ُمس Terjemahan: "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (Kementrian Agama RI, 2006: 207) Makna Ayat tersebut menerangkan bahwa dalam mengonsumsi, setiap orang tidak boleh berlebihan akan tetapi harus sesuai dengan kebutuhan, begitu pula dalam memakan makanan-makanan yang halal sekalipun agar tidak berlebihan, apalagi jika cara memperoleh makanan itu diperoleh dengan jalan yang haram tentu dilarang dalam Islam (Pulungan dan Febriaty, 2018: 103). Menurut Pulungan dan Febriaty (2018: 104), sesuatu yang terjadi diantara mahasiswa adalah kebiasaan mengonsumsi dalam hal ini berbelanja sesuai keinginan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan yang seringkali tidak wajar dan kadang lupa akan keperluan belajar mereka padahal kedua orang tua merekalah yang selalu memberi uang, mahasiswa yang bersikap konsumtif bertujuan agar dapat memiliki produk dalam hal agar penampilan diri mereka terjaga, gengsi dan ketika ingin membeli hanya memperhatikan harga dari barang/jasa tersebut. Tersedianya waktu senggang yang banyak serta kebutuhan mereka yang terpenuhi bersumber dari ibu dan bapaknya serta mereka belum mempunyai kendali secara terbuka 3 dengan anak mereka membuat mahasiswa lebih memiliki pola konsumsi yang lebih besar (Aprinthasari dan Widiyanto, 2020: 104). Setiap individu memiliki kaitan yang erat terhadap lingkungan sebab sering terjadi interaksi dalam keseharian, tinggalnya mahasiswa di lingkungan sosial yang berbeda-beda, menyebabkan kebutuhan yang meningkat, seringnya terjadi mahasiswa mengonsumsi tidak sesuai kebutuhan penyebabnya diperkirakan karena pergaulan lingkungan dengan gaya hidup yang mewah (Aprinthasari and Widiyanto 2020: 67). Kanserina dalam Chairani (2019: 4-5), berpandangan seseorang dapat dilihat gaya hidupnya dengan bagaimana mereka berinteraksi, sebab gaya hidup adalah kebiasaan yang di tuangkan dalam menggunakan pemasukan serta waktu yang dimiliki. Menurut Septiana, (2012: 2) pola komsumsi mahasiswa cenderung meningkat, pandangan ini berdasarkan pengamatan peneliti seperti halnya pola konsumtif yang diperbuat terhadap mahasiswa/i. Begitupula mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar sering melakukan konsumsi barang dan jasa, sebab mahasiswa adalah pemuda yang hidup dan mengatur keperluan-keperluan sendiri sehingga membuat mereka kurang mengontrol diri dalam memenuhi kebutuhan. Menurut Insani, (2017: 41) bahwa mahasiswa yang berbelanja kebutuhan seperti fashion sangat mudah terpengaruh oleh peluncuran produk baru, terutama mencontohi perkembangan gaya yang populer, menyebabkan mahasiswa mahasiswi sering membeli tas, baju dan lain sebagainya. Kegiatan konsumsi perlu mengambil berbagai kebijakan yang tepat sehingga keperluan yang mereka butuhkan dapat terpenuhi semaksimal mungkin (Insani, 2017: 41). Perbuatan ini 4 dimaksudkan untuk pencegahan mahasiswa terlibat dalam pola konsumsi yang melampaui batas, maka dari itu cara tepat dalam penanganan bisa dilakukan agar menanggulangi pola konsumsi berlebih tersebut adalah dengan memiliki pemahaman mengenai literasi pada sektor keuangan syariah (Insani, 2017: 42). Literasi keuangan syariah merupakan pemahaman untuk menggunakan serta mengatur keuangan yang dimiliki yang sesuai ajaran Islam (Sina, 2012: 135). Berbicara tentang literasi keuangan syariah, pendataan terakhir tahun 2019 berdasarkan pengamatan SNLIK, literasi keuangan syariah di Indonesia masih begitu rendah yakni sebesar 8,93%, jumlah tersebut terlampau jauh dibandingkan indeks literasi keuangan konven sebesar 37,72% (OJK, 2019). Sedangkan indeks literasi pada sektor keuangan nasional sebesar 38,03% (Eliza, 2019: 18). Dapat dipahami bahwa pengetahuan literasi sektor keuangan syariah, life style serta lingkungan sosial begitu penting bagi setiap individu terkhusus mahasiswa/i FEBI UIN Alauddin Makassar angkatan 2018-2020 sebanyak 1.824 untuk memenuhi keperluan, karena pengetahuan tentang literasi keuangan syariah, gaya hidup serta lingkungan sosial membantu mahasiswa untuk lebih teliti dalam menggunakan uang yang mereka miliki, hal tersebut juga mempunyai pengaruh yang sangat baik sebab bisa mempengaruhi gaya hidup seseorang untuk mengurangi pemborosan dan pilihan kebutuhan, keinginan dan penghindaran pola konsumsi berlebih (Apriliana, 2020: 5). Segala aspek dalam kehidupan seseorang diatur dalam Islam yang mengarahkan manusia dalam hal gaya hidup (life style), literasi keuangan dan untuk bergaul dalam lingkungan sosial, manfaat religiusitas terhadap kehidupan setiap orang yakni tidak terbatas mulai dari pedoman hidup, 5 motivasi dan sistem nilai serta yang lebih utama yaitu terbentuknya kata hati, dalam sistem nilai berkaitan tentang aturan-aturan yang secara luas dijadikan patokan ketika berperilaku serta melakukan sesuatu supaya searah pada kepercayaan agama yang dianut (Melisa, 2020: 9). Religiusitas sendiri yakni serta serta beriman terhadap agama yang diyakini serta diikuti individu tersebut (Wati, 2021: 4). Penelitian ini sangat penting dilakukan sebab berkaitan dengan melek keuangan syariah dengan penelitian ini bisa memperoleh wawasan terkait literasi keuangan syariah, gaya hidup serta lingkungan sosial sehingga terhindar dari pola konsumsi berlebih, serta dapat diterapkan oleh mahasiswa sebagai patokan dalam mengelola keuangan mahasiswa baik ketika mengeluarkan maupun memperoleh pemasukan (Marsudin, 2019: 5). Berdasarkan dengan latar belakang tersebut bisa diungkapkan yaitu pola konsumsi mahasiswa sangat erat kaitannya dengan banyak sedikitnya literasi keuangan syariah yang dipahami (Solihat dan Arnasik,2018: 12). Apabila mahasiswa masih rendah literasi keuangan syariahnya menyebabkan pola konsumsi mahasiswa akan meningkat, dan jika literasi keuangan syariah mahasiswa tinggi maka berpotensi dapat menurunkan tingkat pola konsumsi mahasiswa (Solihat dan Arnasik, 2018: 13). B. Rumusan Masalah Sesuai penjabaran pada poin sebelumnya sudah di paparkan maka adapun masalah yang terdapat pada riset kali ini yaitu: 6 1. Literasi keuangan syariah memiliki pengaruh terkait pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 2. Gaya hidup memiliki pengaruh terkait pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 3. Lingkungan sosial memiliki pengaruh terkait pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 4. Religiusitas memoderasi literasi keuangan syariah terkait pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 5. Religiusitas memoderasi gaya hidup terkait pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 6. Religiusitas memoderasi lingkungan sosial terhadap pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian/riset tersebut bertujuan agar memberikan pengetahuan mengenai: a. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola komsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? b. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap po la konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? 7 c. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar ? d. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola komsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar dengan pemoderasi religiusit as e. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap pola komsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar dengan pemoderas i religiusit as f. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap pola komsumsi mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar dengan pemoderas i religiusit as. D. Manfaat penelitian Kegunaan dari riset ini diantaranya: 1) Kegunaan (manfaat) secara teori Riset kali ini diupayakan agar mampu menyempurnakan teori konsumsi Islami. Dalam teori ini menurut Salwa (2019: 67), pandangan Islam mengenai konsumsi yaitu hal yang sangat penting adalah maslahah. Maslahah merupakan semua kondisi baik materi maupun non materi yang dapat menjadikan seseorang mahluk ciptaan yang paling dimuliakan sebab dalam maslahah terdapat dua kandungan yaitu manfaat serta keberkahan (Pujiyono, 2006: 197). 8 Pada teori konsumsi Islami seseorang harus memprioritaskan kebutuhan (Pujiyono,2006: 198). Teori selanjutnya yang melandasi penelitian ini adalah teori kepercayaan Menurut Bahrudin and Zuhro, (2016: 5) kepercayaan merupakan kunci untuk menumbuhkan keinginan untuk jangka panjang, kepercayaan konsumen yaitu segala pemahaman konsumen mengenai atribut objek serta manfaatnya. Kepercayaan yang terdapat didalam pemikiran seseorang misalnya pengetahuan atau sekedar kepercayaan (Syafitri, 2020: 35). Kepercayaan terdapat dalam berbagai aspek diantaranya ekonomi, psikologi sosial, sosiologi pemasaran bahkan agama sehingga kepercayaan sangat penting untuk membangun hubungan jangka panjang (Widjajanta, 2016: 185). 2) Manfaat Praktis Penelitian ini setelah memperoleh hasilnya dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pengaruh literasi, gaya hidup, dan lingkungan sosial terhadap pola konsumsi dengan penguatan religiusitas yang dapat memudahkan mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar dalam mengambil keputusan, berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan penggunaan keuangan dimasa yang akan datang juga dalam mengembangkan perencanaan keuangan, kemudian diharapkan memberikan kontribusi bacaan dilingkungan perpustakaan FEBI UIN Alauddin Makassar. 10 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Konsumsi Islami Menurut Salwa (2019: 67), pandangan Islam mengenai konsumsi yaitu hal yang sangat penting adalah maslahat. Maslahat merupakan semua kondisi baik materi maupun non materi yang dapat menjadikan seseorang mahluk ciptaan yang paling dimuliakan sebab dalam maslahat terdapat dua kandungan yaitu manfaat serta keberkahan (Pujiyono, 2006: 197). Syariat Islam mengajarkan bahwa dalam mengonsumsi yakni konsumsi yang halal, dilarang berlebihan, bermewah-mewahan dan lain sebagainya setiap individu muslim harus menghindari segala bentuk yang diharamkan Allah serta tidak berlebihan (Salwa, 2019: 67). Setiap muslim diharuskan mengonsumsi segala sesuatu yang baik-baik diantaranya halal berdasarkan sifat, zat dan cara memperolehnya yang merupakan bentuk ketaatan seseorang terhadap Allah Swt, sehingga mendapat keberkahan dari produk barang dan jasa yang dikonsumsi (Pujiyono,2006: 196). Pada teori konsumsi Islami seseorang harus memprioritaskan kebutuhan (Pujiyono, 2006: 198). Kebutuhan hajjiat seperti keperluan untuk berjaga-jaga dan kehati-hatian, kemudian kebutuhan tahsiniyat seperti penambah keindahan dan kesenangan hidup misalnya sedekah (Salwa, 2019: 68). Menurut (Pujiyono, 2006: 199) ada enam (6) prinsip dalam konsumsi Islam: pertama prinsip syariah merupakan dasar yang perlu terpenuhi ketika berkonsumsi 11 yang terdapat didalamnya prinsip akidah, merupakan bentuk keyakinan dalam konsumsi bahwa manusia hanya dititipkan oleh sang pencipta harta benda dan akan di pertanggung jawabkan. Kedua prinsip ilmu, merupakan pengetahuan serta pemahaman seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa yang halal, ketiga prinsip amaliah, merupakan konsumsi yang dilakukan berdasarkan kehalalan dan menjauhi yang haram (Pujiyono,2006: 199). Keempat prinsip kuantitas, merupakan batasan yang sudah diterangkan pada hukum Islam seperti “sederhana,” kesesuaian pendapatan dan pemakaian serta simpanan dan aset, kelima aspek prioritas, yakni konsumsi yang lebih mementingkan keperluan, keenam aspek sosial, yakni mempertimbangkan lingkungan sosial yang ada di antaranya membuat terjadi ketentraman hidup oleh semua kalangan, Kaidah lingkungan, mengonsumsi hanya sesuai sumber daya lingkungan agar dilarang mencemari lingkungan, tidak meniru atau mengikuti pola konsumsi yang belum memperlihatkan sebuah kode etik Islami terkait konsumsi misalnya melayani berdasarkan tujuan berhura-hura atau mempertontonkan kekayaan serta menggunakan harta secara berlebih (Pujiyono, 2006: 200). Menurut Abdul Manan dalam Anas (2008: 26) ada lima prinsip konsumsi terdapat pada Islam terdiri dari: Keadilan, menurut asas ini mempunyai arti ganda dalam memperoleh yang halal dan pangan yang tidak dilarang secara hukum, Higienis dan kebersihan, makanan harus enak bila dimakan dengan benar, tidak kotor, tidak amis agar tidak kehilangan rasa (Anas, 2008: 26). Kesederhanaan, yang dalam prinsip ini mengatur tingkah laku seseorang agar tidak memiliki akses, dimana akses dimaksudkan untuk melebihi keperluan yang sewajarnya dan 12 mendahulukan keinginan seseorang, kedermawanan, dengan mengikuti ajaran Islam kita terhindar dari kejahatan dan dosa, jika kita makan dan minum apa yang diridhoi Allah, Secara moral, setiap muslim menyebut nama Allah ketika hendak makan dan mengucapkan syukur setelah makan (Anas, 2008: 27). B. Teori Kepercayaan Menurut Bahrudin and Zuhro, (2016: 5) kepercayaan merupakan kunci untuk menumbuhkan keinginan untuk jangka panjang, kepercayaan konsumen yaitu segala pemahaman konsumen mengenai atribut objek serta manfaatnya. Kepercayaan yang terdapat didalam pemikiran seseorang misalnya pengetahuan atau sekedar kepercayaan (Syafitri, 2020: 35). Kepercayaan terdapat dalam berbagai aspek diantaranya ekonomi, psikologi sosial, sosiologi pemasaran bahkan agama sehingga kepercayaan sangat penting untuk membangun hubungan jangka panjang (Widjajanta, 2016: 185). Hakim (2017: 4) menjelaskan bahwa kepercayaan adalah suatu sikap yang menunjukkan kesukaan kepada suatu hal yang baik. Kepercayaan juga melibatkan ketersediaan setiap individu mempunyai tingkah laku tertentu agar orang lain dapat percaya terhadap janji atau kata yang diucapkan (Widyastuti, 2019: 478). Suatu tingkat kepercayaan begitu dipengaruhi terhadap pengalaman yang terjadi dimasa lalu, adanya pengalaman yang secara terus menerus dilakukan dengan baik bisa memunculkan rasa saling percaya dan menciptakan hubungan baik untuk jangka waktu yang lama (Sari, 2017: 54). Lapasiang et al, (2017: 3069) mengartikan kepercayaan konsumen yaitu segala pengetahuan yang konsumen miliki, serta seluruh kesimpulan maka ketika 13 konsumsi masyarakat mengetahui terkait barang serta kegunaan-nya. barang tersebut dalam bentuk produk, manusia, maupun segala yang berkaitan dengan individu mempunyai keimanan serta akhlak. Ketika konsumen menggunakan produk mereka akan menilai kemanfaatan produk yang mereka gunakan, apabila konsumen dapat merasakan manfaat itu pada diri mereka maka kepercayaan akan tumbuh (Hakim, 2017: 2). Kepercayaan yaitu isu penting yang terdapat di Indonesia, dengan kepercayaan dapat membentuk sikap serta perilaku positif antara individu dan kelompok, amanah atau dapat dipercaya adalah penopang ketika hidup bermasyarakat serta berkewarganegaraan dengan dapat dipercaya mampu mempererat hubungan emosional untuk menciptakan kerukunan (Agung dan Husni, 2016: 194). Agung dan Husni, (2016: 194) menegaskan bahwa istilah “amanah” memiliki definisi yang sangat luas. Amanah adalah semua yang berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia serta hubungan terhadap sang pencipta, yakni Allah. Allah Swt menjelaskan amanah sesuatu yang diberikan kepada pihak ketiga dengan maksud agar amanah itu disimpan dan dikembalikan pada saat pemiliknya memintanya atau telah tiba waktunya (Agung and Husni, 2016: 194). Amanah juga mengacu pada semua kewajiban atau beban agama yang difokuskan pada kemanusiaan dan ditujukan baik di dunia maupun di akhirat. Amanah bersumber dari kata arab yang diterjemahkan berarti “aman,” “jujur,” atau “dapat dipercaya.” amanah adalah tindakan memberikan sesuatu yang setia dan dapat dipercaya kepada orang lain. Amanah adalah tanggung jawab yang dibebankan kepada seseorang untuk memenuhi peran sebagai pemilik yang sah. 14 Individu yang dapat diandalkan adalah individu yang mampu melakukan tugas yang diminta (Agung and Husni, 2016: 194). Adapun alasan penggunaan teori yang diterangkan di atas agar pada riset kali ini permasalahan dapat terselesaikan berdasarkan teori yang telah dipaparkan. C. Pola Konsumsi Konsumsi yakni pemakaian produk dalam hal barang ataupun jasa yang digunakan oleh rumah tangga, dan terbagi menjadi barang yang digunakan dalam jangka waktu yang singkat misalnya barang yang bisa dikonsumsi seperti makanan dan minuman kemudian barang tahan lama, seperti motor, handphone, serta alat elektronik kemudian pemakaian jasa, diantaranya seseorang yang melakukan pekerjaan menggunakan skill pribadi, seperti potong rambut, perawatan rumah dan lain sebagainya (Flinsia dan Engka, 2015: 77). Keperluan yang diterangkan ini adalah keperluan mendasar yang wajib terpenuhi agar bisa menjalani kehidupan yang normal, jika kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi secara maksimal, menandakan jika kita masih tergolong orang yang miskin, selain itu masih adanya keperluan lain misalnya kebutuhan akan furniture, lemari, peralatan memasak, speaker, komputer dan berbagai macam keperluan lainnya yang dikenal sebagai keperluan sekunder atau keperluan pelengkap yang digunakan seperti kebutuhan yang dibutuhkan saat mendesak (Flinsia dan Engka, 2015: 77). Kemudian diterangkan bahwa agar bisa memenuhi keperluan hidup setiap individu memerlukan keuangan, jika tidak memiliki pekerjaan, seseorang belum mampu mendapatkan pendapatan sehingga tidak memperoleh pemasukan, 15 seseorangpun belum mampu untuk memenuhi keperluan hidup seperti biasanya (Flinsia dan Engka, 2015: 79). Seperti halnya dengan mahasiswa mereka pula membuat konsumsi, pemakaian konsumen adalah angka pembelanjaan telah diperbuat mahasiswa/i agar dapat membeli segala keperluan, secara umum keperluan dasar mahasiswa/i bisa dibagi menjadi dua bagian pokok yakni keperluan terhadap pangan serta non pangan (Pujoharso, 2013: 13). Konsumsi pangan adalah pengeluaran dengan tujuan mencukupi keperluan pangan yaitu bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein dari daging dan ikan, sayur-mayur, buah, cemilan serta kumpulan keperluan yang berbeda misalnya teh celup, kopi bubuk, gula pasir, masakan, segala yang bisa dimakan, perlengkapan memasak dan lain sebagainya yang tergolong pada kalori (Pujoharso, 2013: 13). Penggunaan non pangan yakni semisal kendaraan, biaya tol, pembayaran penggunaan internet, hiburan misalnya pembelian hiasan serta bahan pelajaran, seperti pembelian buku, fotokopi untuk pekerjaan rumah, biaya penjilidan dan pencetakan, media penulisan misalnya pena, buku, spidol, dan perlengkapan kursus (Flinsia dan Engka, 2015: 98). Mengonsumsi yaitu cara penggunaan produk yang dilakukan secara efektif dan efesien oleh masyarakat, Islam sendiri menjelaskan sikap konsumsi seharusnya mengikuti perintah Allah Swt (Muflih, 2006: 4). seseorang dalam kegiatan mengonsumsi senantiasa menghadirkan Allah dengan senantiasa mengingatnya dengan cara berdoa (Muflih, 2006: 5). Dengan mendekatkan diri kepada Allah maka setiap orang akan cenderung menghindari cara yang dilarang oleh Allah dengan tidak menggunakan produk yang haram, tidak kikir, boros dan 16 tidak rakus agar hidup menjadi aman di dunia dan akhirat (muflih, 2006: 7). Berdasarkan sudut pandang Islam, perilaku konsumsi telah diharuskan Allah Swt, agar manusia tidak menjadi sosok yang boros, berikut ini dijelaskan pada Al-Qur’an karim Surat Al-Isra‟ Ayat 27: (QS. Al-Isra‟: 27) ر ِّ ين كانُوا إ ِّخوان الۖش وكان الشَّيطان ُ ل ِّ رب ِّه ِّ كفُوًر االُمبذ ِّ Terjemahan: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara- saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isra‟: 27). Sikap konsumen yang tidak diperbolehkan menurut oleh Furqani (2017: 89-102) diantaranya konsumsi bermewah-mewahan yakni konsumsi yang tidak dibutuhkan atau konsumsi perkara yang tidak dibolehkan dan konsumsi yang tidak tepat yakni tidak pada tempatnya, penggunaan aset secara berlebihan yakni pemakaian yang melampaui batas atau diperbolehkan melebihi apa yang cukup untuk memenuhi apa yang dibutuhkan, bersikap moderat yaitu mengonsumsi agar memperoleh ridho Allah Swt, kikir yakni mengkonsumsi dengan tidak ingin berbagi kepada oranglain. Pola komsumsi muslim yang perlu dijadikan acuan dalam kehidupan seorang muslim menurut (Putriani dan Shofawati, 2015: 573) yakni menggunakan produk yang bersih, baik, serta bermanfaat, membelanjakan harta secara wajar, bersikap adil dan sederhana, memiliki kemurahan hati, mengutamakan hal yang diprioritaskan. Penggunaan sebuah produk, seseorang berupaya untuk mencukupi kebutuhan mereka yang berkali-kali lipat (Mulyani, 2016: 17). 17 Penentu kegiatan ekonomi menurut Resti dan Aimon, (2019: 7-11) adalah akumulasi kekayaan warisan atau banyaknya tabungan dari usaha masa lalu, seseorang mencapai tingkat kekayaan yang cukup, dengan cara ini, setiap individu tidak perlu lagi menabung lebih banyak, kemudian lebih banyak hasil perolehan yang bisa dipakai dilain hal, bagi mereka yang belum menerima pembagian hak waris atau aset, mereka pasti berupaya bercita-cita untuk menabung agar memiliki lebih banyak aset di masa akan datang atau agar terpenuhi keperluan bersama dimasa yang akan datang misalnya mempunyai tempat tinggal, menyicil tagihan, untuk pendidikan anak-anak dan menabung untuk mempersiapkan hari tua (Resti dan Aimon, 2019: 7). Sikap berhemat, setiap individu yang berbagai macam sikap yang berlainan terkait menyimpan uang dan pemakainya, ada orang yang tidak begitu menyukai merogoh kocek terlalu dalam dan lebih tertarik menabung, tetapi ada juga orang-orang dengan kecenderungan konsumen yang kuat, keadaan ekonomi yang didalamnya telah berproses maju dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan masyarakat cenderung lebih aktif terlibat dalam produksi, namun dalam kondisi aktivitas ekonomi yang melambat, tingkat pengangguran cenderung bertumbuh (Resti dan Aimon, 2019: 9). Pendistribusian pendapatan masih belum merata, kebanyakan harta dibagikan hanya pada sekelompok orang (Resti dan Aimon, 2019: 10). Kumpulan ini mempunyai kebiasaan yang hebat dalam menabung, dengan demikian, mereka bisa memperoleh kecukupan ketika berhemat, hampir seluruh masyarakat mempunyai penghasilan rendah mereka hanya mampu mengonsumsi dan menabung dengan jumlah sedikit (Kurniawan, 2017: 108). Rencana uang jaminan 18 hari tua diterapkan dibanyak negara berbeda, negara-negara yang melakukan penawaran pensiun yang begitu besar kepada orang yang sudah tua, ketika penghasilan tunjangan hari tua besar, seorang yang bekerja tidak dianjurkan untuk menabung banyak selama jam kerja, yang meningkatkan konsumsi (Resti dan Aimon, 2019: 10). D. Literasi Keuangan Syariah Kata syariah pada literasi keuangan syariah dipakai dalam mengarahkan penerapan nuansa Islami ketika terjadinya kegiatan ekonomi, penggunaan kata syariah sendiri digunakan dalam sebuah entitas dengan pemberian secara langsung dari orang yang ahli dalam perkara hukum Islam yang berarti seperangkat peraturan yang bersumber pada ketetapan Allah bagi manusia yang diutarakan dengan perantara nabi dan rasul (Adi et al., 2019: 6). Pengertian literasi keuangan syariah dikatakan sebagai kesadaran, pengetahuan, sikap, perilaku terkait dengan pengelolaan keuangan serta pengambilan keputusan mengenai keuangan untuk mencapai kesejahteraan (Isnurhadi, 2013: 78). Menurut Asyhad dan Handono, (2017: 131). literasi keuangan syariah yaitu pemahaman, kreativitas, serta kepercayaan yang mempengaruhi keuangan, keputusan dan kebiasaan dalam pengelolaan keuangan untuk menciptakan kekayaan sesuai aturan syariah. Menurut Amanita (2017: 13) kebutuhan mendasar setiap individu yakni edukasi mengenai literasi keuangan syariah agar tercegah dari permasalahan keuangan, kesalahan dalam pengelolaan keuangan dapat menyebabkan masalah 19 keuangan, tanpa penanganan keuangan yang begitu baik, serta didukung berdasarkan pengalokasian keuangan yang bijak serta pendidikan keuangan yang mempuni sehingga diharapkan taraf kehidupan masyarakat tentu akan melesat. Perlunya mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai produk keuangan baik perbankan syariah maupun non bank yang nantinya membuat masyarakat tidak mudah diperdaya berbagai oknum yang enggan bertanggung jawab, dengan literasi keuangan syariah bukan agar menyulitkan masyarakat menggunakan keuangan mereka, dilain sisi yang diinginkan setiap individu dengan sumberdaya yang mereka miliki dapat dinikmati dalam hidup dengan cara berhemat (Amanita, 2017: 13). Para ahli menjelaskan beberapa pengertian literasi keuangan yang dapat dijadikan patokan untuk menggambarkan literasi keuangan, Manurung dalam Afifah (2021: 4), mendefinisikan literasi keuangan yakni pemahaman serta pengetahuan yang memungkinkan mengambil kepuasan yang tepatguna dengan memakai segala apa yang dimiliki atau sumber daya keuangannya (Afifah, 2021: 4). Sedangkan berdasarkan SNKI, literasi sektor keuangan merupakan berbagai cara maupun kegiatan agar menumbuhkan pengetahuan, kepercayaan dan keterampilan konsumen serta kumpulan rakyat umum sehingga bisa mengalokasikan keuangannya dengan lebih bijak (Afifah, 2021: 5). Pandangan Lusardi dalam Yushita (2017: 15) mengatakan apabila literasi keuangan yakni berbagai seperangkat keterampilan serta pemahaman tentang keuangan yang seseorang miliki dalam mengelola atau menggunakan uang agar meningkatkan taraf hidup serta dapat mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan juga 20 bisa dicapai oleh masyarakat sesuai ajaran Islam yang senantiasa memegang teguh kepentingan umat manusia (Darussalam dkk., 2019: 264). hal itu dikatakan terwujud apabila setiap orang mampu menyejahterakan manusia serta alam (Darussalam dkk., 2019: 273). Menurut Sina (2012: 135-143) menjelaskan bahwa literasi keuangan adalah pemahaman seseorang dalam membuat keputusan intelektual tentang penggunaan sumberdaya yang dimiliki. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Haryono (2013: 9) menjelaskan terkait literasi ekonomi, yaitu kemampuan menemukan berbagai masalah dan memecahkan masalah dalam kegiatan ekonomi. Kaly, Hudson, dan Vush dalam Lestari, (2019: 211) berpandangan bahwa literasi keuangan yaitu mampunya seseorang dalam memaknai istilah konsep keuangan dan mengartikan pemahaman tersebut ke dalam perbuatan yang dilakukan secara nyata dan tepat. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa literasi keuangan syariah yaitu kemampuan setiap individu untuk menerapkan ilmunya, kreativitas dan keputusan keuangan ketika mengatur keuangan seperti yang diajarkan Islam (Agus Yulianto, 2018: 46). Tujuan literasi keuangan syariah agar setiap individu dapat meningkatkan pengambilan keputusan keuangan, setiap individu lebih baik dalam bersikap dan berperilaku untuk mengelola keuangan, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengembangkan lembaga keuangan, produk/jasa agar dapat memenuhi kebutuhan dan kekayaan terutama rencana dan pelaksanaan (Asyhad dan Handono, 2017: 132). Menurut (OJK), 2019: 2) literasi sektor keuangan yang tercapai di negara berkembang disana menjelaskan mengenai literasi keuangan. 21 Literasi keuangan merupakan berbagai tahapan begitupun aktivitas dalam menumbuhkan pengetahuan, kepercayaan serta keahlian setiap konsumen begitu juga masyarakat pada umumnya sehingga bisa mengatur keuangan menjadi lebih baik, pernyataan tersebut menyimpulkan bahwa suatu saat nanti diharapkan masyarakat umum bukan saja mengetahui serta memahami lembaga keuangan syariah begitu juga dengan produk jasa keuangan syariah dengan adanya konsumen produk, jasa keuangan, dan meningkatkan taraf hidup seseorang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2019: 3). Menurut Nasution (2019: 44) Pengembangan literasi keuangan untuk masa depan adalah literasi keuangan individu, menambah jumlah pemakai barang maupun jasa keuangan syariah. Tentunya tujuan literasi juga sejalan dengan pertumbuhan literasi keuangan syariah, oleh sebab itu, maksud mendorong pengembangan literasi keuangan syariah yaitu untuk meningkatkan literasi keuangan setiap individu yang pada awalnya memiliki sedikit atau tidak memiliki pengetahuan tentang literasi keuangan syariah agar mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang literasi keuangan syariah (Asyhad dan Handono, 2013: 132). Penyebab external yang mempengaruhi kesuksesan literasi keuangan yaitu tumbuhnya perekonomian, banyaknya jumlah pendapatan, penyebaran perolehan yang merata, jumlah masyarakat miskin, pertumbuhan pendidikan yang ada kota, banyaknya penduduk yang berada pada usia siap kerja serta pemakai peralatan informasi berupa teknologi (OJK , 2019: 5). Menurut Hilgert, dalam Lusardi dan Mitchell, (2007: 205) pengetahuan keuangan bisa dimaknai suatu pengetahuan keuangan untuk memperoleh 22 kemakmuran. Artinya setiap masyarakat harus siap menyongsong globalisasi, khususnya di bidang keuangan, pemahaman keuangan secara umum, masih pada tingkat yang rendah, dapat mencegah seseorang dalam mengambil keputusan keuangan. Lusardi dan Mitchell (2007: 205-224) mengartikan pengetahuan keuangan yaitu setiap individu yang memiliki pengetahuan mengenai keuangan dan dapat menerapkannya secara langsung. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (2016: 03) menjabarkan apabila sektor literasi keuangan yakni pemahaman, keimanan dan keahlian dengan ini dapat memili pola sikap serta perilaku agar menumbuhkan kemampuan mengambil kebijakan dan pengembangan serta keputusan dan pengelolaan keuangan agar tercapainya kemakmuran. Sesuai survei yang di lakukan oleh OJK mengenai literasi keuangan ketika tahun 2019, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia, sehingga sangat perlu diberikan edukasi untuk meningkatkan keuangan (Amanita, 2017: 13) Menurut Amanita, (2017: 13) tingkatan literasi keuangan yakni diantaranya: “well literate,” yaitu mempunyai pemahaman serta kepercayaan mengenai instansi jasa sektor keuangan begitupun barang dan jasa sektor keuangan, yang terdapat didalamnya: risiko, kegunaan, tuntutan serta hal yang harus dilakukan mengenai barang maupun jasa sektor keuangan, begitu juga mempunyai keahlian terhadap penggunaan suatu barang serta jasa sektor keuangan. “Sufficient literate,” mempunyai pemahaman begitupula kepercayaan mengenai instansi jasa sektor keuangan diantaranya atribut, kegunaan serta tantangan (Amanita, 2017: 14). “Less literate,” sekedar mempunyai pemahaman mengenai instansi jasa sektor keuangan, baik barang maupun jasanya. “Not literate,” belum mempunyai 23 pemahaman ataupun keyakinan terkait perusahaan jasa sektor keuangan serta barang maupun jasa sektor keuangan. Pemahaman keuangan tergantung pada banyak faktor. Ansong dan Gyensare dalam Maulani, (2016: 23-24) memaparkan bahwa terdapat berbagai aspek yang melatarbelakangi pengetahuan keuangan: usia, pengalaman dalam melakukan pekerjaan, orang tua yang terdidik, serta fakultas, gender, penghasilan kedua orang tua, usia, aktivitas berbelanja, tahun masuk perguruan tinggi mempengaruhi literasi keuangan, stambuk, kediaman domisili dan nilai tengahnya indeks prestasi akademik mempunyai keterkaitan mengenai literasi keuangan. Pemahaman keuangan memiliki berbagai bidang keuangan yang perlu dikuasai, aspek pemahaman keuangan, termasuk pemahaman dasar mengenai keuangan, kredit dan tabungan, investasi, dan asuransi. Wagland serta Taylor, dalam Amanita (2017: 15), memaparkan mengenai pemahaman terhadap keuangan yakni diantaranya pemahaman mengenai keuangan individu, cara pengelolaan pemasukan dan pemakaian serta pemahaman tentang hal mendasar mengenai keuangan. Konsep keuangan dasar diantaranya yakni efek inflasi, biaya peluang, nilai waktu uang, likuiditas aset, dan banyak lagi, yang sesuai lembaga keuangan syariah. Pemahaman mengenai keuangan syariah diantaranya, lebih memilih menggunakan bank syariah dibandingkan keuangan konvensional, lebih nyaman sebagai pengguna jasa bank syariah, bank syariah terpercaya, menikmati menggunakan layanan perbankan syariah, perusahaan asuransi syariah aman dan terpercaya, perusahaan investasi syariah yang berkualitas, lebih memilih berinvestasi di perusahaan syariah, pengetahuan lembaga keuangan syariah. Simpanan, merupakan tabungan yang dapat ditarik sesuai kesepakatan, akan tetapi 24 belum mampu dicairkan melaui alat transaksi cek, dan alat lainnya yang serupa dengan alat tersebut, jika yang telah ditabung ingin diambil oleh nasabah cukup datang langsung ke bank tempat penyimpanan, atau melalui fasilitas ATM. Terkait simpanan berbasis syariah yakni penyimpanan yang diterapkan sesuai prinsip-prinsip syariah (Naufal, 2020: 27). Asuransi yakni suatu alat agar meminimalisir risiko finansial kemudian menghimpun cukup banyak unit risiko untuk memprediksi kerugian pribadi, kerugian yang dapat diprediksi didistribusikan secara merata di antara peserta, memilih jasa asuransi, kemudahan dan kemanfaatan, produk yang memiliki keuntungan, dan perusahaan asuransi yang tepat untuk kebutuhan setiap individu (Umar, 2016: 12). Garman dan Forg dalam Amanita (2017: 20) menjelaskan bahwa setiap individu dapat menyimpan investasi atau menggunakan uang tersebut untuk menghasilkan uang yang sangat banyak. E. Gaya Hidup Menurut Kanserina dalam Wati (2020: 19), menjelaskan bahwa gaya hidup (life style) mencerminkan kehidupan seseorang yang dimana mereka bisa menentukan menggunakan uang dan waktunya sesuai kehendak mereka. Yurnianti pada Wati (2020: 20), sendiri menjelaskan mengenai gaya hidup yaitu suatu kebiasaan hidup yang berkaitan dengan minat, pendapatan yang diperbuat yang dimana setiap kegiatannya dilakukan secara berbeda-beda oleh setiap individu. Hariono dan Pulyadi dalam Wati (2020: 20), menjelaskan apabila life style yakni kebiasaan setiap individu memakai waktu serta uangnya kemudian 25 dikelompokkan pada upaya untuk menggunakan waktu yang dimiliki dan merupakan hal yang dianggap penting. Susanto serta Sandy dalam Wati (2020: 21), memaparkan bahwa terdapat dua penyebab yang mempengaruhi gaya hidup seluruh individu, yakni faktor internal diantaranya motif, sikap, konsep diri kepribadian, pengamatan, serta pengalaman. Dilain sisi aspek dari luar diantaranya adat, keluarga, jabatan serta kelompok masyarakat. Indikator gaya hidup seseorang dinilai berdasarkan 3 aspek yang dipaparkan Mandey dalam Wati (2020: 25-26) Kegiatan, merupakan pekerjaan yang dikerjakan konsumen, pemakaian serta pembelian suatu produk, kegiatan untuk mengisi waktu luang. Minat, merupakan suatu perlakuan khusus yang dilakukan secara berulang-ulang, seperti rasa suka kepada seseorang atau produk tertentu. Opini, merupakan sudut pandang serta apa yang dirasakan oleh konsumen mengenai sebuah isu baik secara global, tradisional serta sosial. Hal ini sejalan dengan menurut (Nurfitria, 2020: 26) gaya hidup lebih menjabarkan sikap serta kebiasaan seseorang, yakni melihat cara dia hidup, menghabiskan uangnya serta menggunakan waktu yang masih kosong. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan gaya hidup erat kaitannya dengan kegiatan, opini serta minat setiap individu ketika mengarungi hidupnya, tentu seluruh individu mempunyai gaya hidup serta cara pandang yang berlainan (Nurfitria, 2020: 27). Gaya hidup utamanya menunjukkan terhadap proses individu melewati kehidupan, proses menggunakan uang serta proses mengalokasikan waktu yang dimiliki. Dari pengertian gaya hidup yang telah dijelaskan maka peneliti mengambil sebuah kesimpulan gaya hidup adalah pola 26 hidup seseorang yang mencerminkan kebiasaan setiap individu yang diespresikan melalui pendapat, minat, serta kegiatan (Nurfitria, 2020: 28). Adapun aspek yang mempengaruhi gaya hidup yakni: aspek demografis misalnya berdasarkan tingkatan pendidikan, umur, akumulasi pendapatan serta gender, kemudian aspek psikografis lebih lengkap sebab tolak ukur penyusunan tersebut berasal dari ciri khas setiap individu (Chairani, 2019: 16). Kebiasaan berkaitan mengenai aktivitas yang dijadikan kegiatan sehari-hari dan juga aktivitas yang dilakukan di waktu senggang, umumnya seorang mahasiswa menggunakan hampir seluruh waktu yang mereka miliki dalam kegiatan yang memiliki keterkaitan mengenai perkuliahan atau belajar lain halnya dengan kalangan orang dewasa yang hampir seluruh waktu yang dimiliki digunakan berkerja aktivitas mahasiswa sehari-hari dan waktu luang yang digunakan dapat meliputi minat, aktifitas lingkungan, berlibur, kegiatan menyenangkan, perkumpulan organisasi, berbelanja serta kebugaran jasmani (Nurfitria, 2020: 29). Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan gaya hidup setiap individu terdapat dua faktor yakni faktor yang bersumber pada diri individu tersebut (Internal) serta faktor yang bersumber pada bagian luar (Eksternal) (Chairani, 2019: 17) F. Lingkungan Sosial Definisi lingkungan sosial yakni hubungan baik terbangun diantara kelompok masyarakat umum terhadap lingkungannya, ada banyak mahluk yang hidup di sebuah lingkungan seperti manusia, hewan dan lain sebagainya. lingkungan sosial sangat berperan penting terhadap pembentukan perilaku dan lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seseorang adalah lingkungan keluarga (Wati, 2021: 26). 27 Perspektif Islam mengenai lingkungan sosial adalah hubungan yang terbentuk antara lingkungan dan manusia yang tetap memperhatikan aturan agama yang berlaku, untuk menghindari kerusakan lingkungan serta manusia (Wati, 2021: 26). Terdapat 3 jenis lingkungan sosial, antara lain lingkungan fisik adalah segala bentuk yang berada di sekitar seperti rumah, kendaraan dan masih banyak lagi. Lingkungan biologis adalah sesuatu yang hidup di sekitar misalnya manusia, hewan dan tumbuhan. Lingkungan sosial hubungan yang terhubung antara manusia dengan lingkungan serta berbagai mahluk hidup lain (Wati, 2021: 28). Lingkungan sosial terbagi berdasarkan dua aspek, yakni: lingkungan sosial skala besar serta lingkungan sosial skala kecil (Peter dan Olson, 2000: 6). Lingkungan skala besar merupakan hubungan yang dilakukan tanpa interaksi langsung oleh berbagai kumpulan-kumpulan anggota masyarakat yang begitu banyak. Lingkungan sosial skala kecil merupakan hubungan yang dilakukan dengan interaksi langsung di tengah kumpulan-kumpulan anggota masyarakat yang jumlahnya sedikit dibandingkan kelompok makro, misalnya suatu keluarga serta perkumpulan-perkumpulan referensi. Kelompok yang memiliki keterlibatan secara langsung dikenal dengan kelompok atau perkumpulan keanggotaan (Membership Group). Siapa saja setiap individu berhubungan secara terbuka dilakukan berulang-ulang misalnya kerabat, friend, dan orang yang berada dilingkungan sekitar (Budanti, Dkk, 2017: 5). G. Resligiusitas Religiusitas adalah penelusuran secara mendalam setiap individu mengenai agama yang direalisasikan dalam wujud peribadatan, berdoa serta membaca kitab 28 suci, religiusitas ini bisa terlihat dan tidak terlihat oleh mata (Faatihah, 2021: 113). Religiusitas berkaitan terhadap kesalehan seseorang mengenai ketaatan kepada agama yang dianut, agama yaitu aturan yang membuat kehidupan menjadi stabil dan tidak kacau (Wati, 2021: 25). Salah satu faktor internal dalam diri manusia adalah religiusitas dalam bentuk kepercayaan terhadap Allah Swt yang keberadaannya mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku individu dalam melaksanakan serta mengabaikan segala hal mengenai ketentuan syariat. Tingkat religiusitas seseorang mampu terlihat melalui kegiatan beragama dalam penerapan secara langsung yang dilakukan secara terus-menerus (Defiansih, 2021: 38). Pemaknaan lain mengenai religiusitas sesuai yang diutarakan oleh Jalaluddin berdasarkan yang dikutip dari Annisa (2016: 12) bahwa religiusitas merupakan suatu kesatuan yang lengkap mengenai kepercayaan, keimanan dan perilaku-perilaku serta ritual-ritual yang mengaitkan setiap individu antara suatu keadaan atau terhadap segala sesuatu yang memiliki sifat ketuhanan. Religiusitas memiliki berbagai aspek diantaranya: pemahaman terhadap agama, yakin mengenai agama, pelaksanaan peribadatan ke agamaan, penerapan keagamaan, sikap (akhlak) keagamaan, begitupula perilaku hubungan suatu agama. Hal yang terdapat pada hubungan keaagamaan secara Islami, berdasarkan gambaran besarnya religiusitas terlihat berdasarkan penerapan keyakinan, hukum, serta budi pekerti, sesuai dengan yang dikenal secara umum: keimanan, Islami serta ihsani. Apabila ke semua aspek yang dimaksudkan dimiliki setiap individu, maka mereka itulah manusia beragama yang sebenar-benarnya (Khamid, 2019: 7). 29 Religiusitas sendiri yakni salah satu faktor yang berasal dari dalam agar mampu mempengaruhi tingkatan literasi keuangan syariah setiap individu. Religiusitas adalah aspek internal yang bersumber pada diri setiap individu seperti kepercayaan terhadap Allah Swt yang keberadaannya mampu membuat perilaku setiap individu terpengaruhi agar melaksanakan maupun meninggalkan segala sesuatu berdasarkan dengan ketetapan syariat Islam (Defiansih, 2021: 38). Religiusitas mampu terlihat sesuai kegiatan beragama pada setiap kehidupan sehari-harinya yang terlaksana secara rutin serta terus-menerus. Apabila dalam hal ini setiap individu berperan terhadap kegiatan beragama, tentu hal tersebut mampu membuat meningkatnya tingkatan religiusitas seseorang serta berpeluang besar pula mendorong agar mendalami dan mendalami ajaran agama untuk paham keuangan yang salah satunya adalah literasi keuangan syariah (Defiansih, 2021: 39). H. Penelitian Terdahulu Banyak penelitian atau riset telah dilakukan yang terkait mengenai penelitian ini yang menyangkut tentang pengaruh literasi keuangan syariah, gaya hidup serta lingkungan sosial terhadap pola konsumsi mahasiswa dengan religiusitas sebagai variabel moderasi. Berdasarkan penemuan Hariani (2015: 132-136) hasil riset yang ditemukan tentang literasi ekonomi, kecerdasan mental serta motivasi berprestasi dengan simultan juga memiliki pengaruh penting secara bersamaan kepada literasi ekonomi mahasiswa. Kanserina (2015: 8) penelitiannya menunjukkan pertama, terdapat -2,470 yang mempengaruhi literasi ekonomi yang memiliki arti berpengaruh negatif 30 terkait sikap mengonsumsi mahasiswa atau mahasiswi yang mengambil program studi pendidikan ekonomi di UNDIKSHA. Kedua, hubungan positif ditemukan pada life style terhadap sikap mengonsumsi Mahasiswa maupun mahasiswi pada program studi Pendidikan Ekonomi Undiksha yakni sebanyak 12,839. Selanjutnya Berdasarkan riset Solihat dan Arnasik, (2018: 1) menemukan apabila literasi ekonomi mempunyai pengaruh secara signifikan terkait pola konsumsi mahasiswa maupun mahasiswi program studi Pendidikan Ekonomi. Perihal ini menunjukkan bahwa meningkatnya literasi ekonomi maka menyebabkan semakin rasional perilaku konsumtif mahasiswa. Pada riset dilakukan menunjukkan terdapat berpengaruh positif life style serta penting mengenai sikap konsumsi seorang mahasiswa, sedangkan literasi keuangan memiliki hubungan negatif serta penting terkait sikap konsumsi mahasiswa maupun mahasiswi program studi manajemen (Pulungan and Febriaty, 2018: 108-109). Sedangkan berdasarkan hasil temuan penelitian didapati literasi ekonomi serta gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa secara signifikan (Nurfitria, 2020: 134-135). Penelitian Aprinthasari dan Widiyanto, (2020: 65) berdasarkan temuan risetnya ditemukan apabila literasi keuangan mempunyai hubungan positif kepada perilaku keuangan sebanyak 28,9%, kemudian lingkungan sosial juga memberikan pengaruh positif sebayak 29,2%. Berdasarkan penelitian (Marsudin, 2019) hasil penelitian atau riset ditemukan bahwa literasi keuangan memberikan pengaruh positif sebesar 62,7%. sesuai hasil penelitian yang ditemukan membuktikan jika pengetahuan terkait keuangan pada 31 sektor syariah belum memiliki hubungan ke arah positif serta penting terkait pemakaian produk maupun jasa pada bank syariah, termoderasi secara bersamaan dari variabel religius yang memiliki hubungan positif serta penting terkait pemakaian produk atau jasa bank syariah (Melisa, 2020: 81). Berdasarkan penelitian atau riset mampu ditarik sebuah kesimpulan jika literasi keuangan (X1) mengenai sikap konsumsi (Y) dari hasil parsial mempunyai hubungan yang penting. Life style (X2) terkait sikap konsumsi (Y) melalui hubungan individu mampu memberi hubungan yang penting kepada karyawan yang mengelola keuangan di perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia (Wati: 2020: 2). Sedangkan hasil penelitian Budanti, (2017: 2) terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan sosial serta life style terkait sikap konsumtif yang terjadi pada mahasiswa maupun mahasiswi jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. Dengan nilai koefisien determinasi senilai dengan 0,095, maknanya 9,5 persen sikap konsumtif dari mahasiswanya mempunyai pengaruh terhadap lingkungan sosialnya serta life style, dilain sisi 90,5% selebihnya memiliki pengaruh dari faktor diluar penelitian. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Pendekatan Hasil Penelitian 1. (Hariani, 2015: 132-136). Kuantitatif deskriptif. Hasil riset yang ditemukan tentang literasi ekonomi, kecerdasan mental serta motivasi berprestasi dengan simultan juga memiliki pengaruh penting secara bersamaan kepada literasi ekonomi mahasiswa. 2 (Kanserina,2015: 8) Kuantitatif deskriptif Penelitiannya menunjukkan pertama, terdapat -2,470 yang mempengaruhi literasi ekonomi yang memiliki arti berpengaruh negatif terhadap sikap konsumsi yang terjadi pada mahasiswa maupun mahasiswi program studi pendidikan ekonomi di Undiksha. Kedua, hubungan arah positif 32 ditemukan pada life style terkait sikap konsumsi Mahasiswa/i program studi Pendidikan Ekonomi di Undiksha yakni sebanyak 12,839. 3 (Solihat dan Arnasik, 2018: 1) Kuantitatif deskriptif Menemukan apabila literasi ekonomi mempunyai pengaruh secara signifikan terkait sikap konsumsi yang terjadi pada mahasiswa/i program studi Pendidikan Ekonomi di Universitas Siliwangi. Perihal ini membuktikan apabila meningkatnya pengetahuan ekonomi maka menyebabkan semakin rasional perilaku konsumtif mahasiswa. 4 (Pulungan and Febriaty, 2018: 108-109) Kuantitatif regresi berganda Pada riset dilakukan menunjukkan terdapat berpengaruh positif life style serta penting terkait sikap konsumsi dari seorang mahasiswa/i, sedangkan pengetahuan terkait keuangan memiliki hubungan ke arah negatif serta penting terkait pola konsumsi dari mahasiswa/i program studi manajemen fakultas ekonomi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 5 (Nurfitria, 2020: 134-135) Kuantitatif regresi berganda Hasil temuan penelitian didapati literasi ekonomi serta gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa secara signifikan 6 (Aprinthasari and Widiyanto, 2020: 65) Kuantitatif deskriptif Berdasarkan temuan riset membuktikan apabila literasi keuangan mempunyai positif kepada perilaku keuangan sebanyak 28,9%, kemudian lingkungan sosial juga memberikan pengaruh positif sebayak 29,2%. 7. (Marsudin, 2019: 72) Regresi linear sederhana Hasil penelitian atau riset ditemukan bahwa literasi keuangan memberikan pengaruh positif sebesar 62,7%. 8. (Melisa, 2020: 81) Kuantitatif deskriptif Sesuai hasil penelitian yang ditemukan, membuktikan jika pengetahuan terkait keuangan sektor syariah belum memiliki pengaruh secara positif signifikan terkait penggunaan produk bank syariah, dimoderasi secara bersamaan terhadap variabel religius memiliki hubungan positif, serta penting terkait pemakaian produk atau jasa bank syariah. 9. (Wati,2020: 2) Asosiatif Berdasarkan penelitian atau riset mampu ditarik sebuah kesimpulan jika 33 literasi keuangan (X1) mengenai pola konsumsi (Y) secara individu mempunyai hubungan yang penting. Life style (X2) terkait pola konsumsi (Y) melalui hubungan secara individu mampu memberi hubungan penting kepada karyawan bagian pengelola uang PT. pelabuhan Indonesia I. 10. (Budanti, Dkk, 2017: 2) Kuantitatif deskriptif Terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan sosial serta life style terkait pola konsumtif mahasiswa/i jurusan Pendidikan Ekonomi pada FKIP UNS. perilaku konsumsi mahasiswa mempunyai pengaruh terhadap lingkungan sosial serta life style. dengan penelitian terdahulunya Perbedaan riset ini dapat dilihat, yakni hampir memiliki kesamaan akan tetapi yang menjadi ciri khas penelitian kali ini yaitu dijadikannya literasi keuangan syariah menjadi variabel independen serta objek penelitian yang berada di FEBI Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. I. Hipotesis 1. Hubungan Literasi Keuangan Syariah Terhadap Pola Konsumsi Berdasarkan penelitian terdahulu ditemukan pengaruh penting literasi ekonomi terkait sikap pemakaian konsumtif terhadap barang pelengkap yang terjadi terhadap mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Nurfitria, 2020: 133). Kanserina (2015: 8) penelitiannya menunjukkan pertama, literasi ekonomi memiliki pengaruh ke arah negatif terkait sikap mereka dalam mengonsumsi mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi Undiksha. Hal tersebut dapat bermakna tinggi maupun rendahnya tingkatan literasi ekonomi mahasiswa dapat dipengaruhi terhadap kebiasaan berbalanja. Maka dari itu, menunjukkan jika literasi sektor ekonomi mahasiswa tinggi, 34 maka rendahlah perbuatan pola konsumsi yang dilakukan mahasiswa begitu juga disisi lain apabila menunjukkan rendahnya literasi sektor ekonomi mahasiswa, berdampak pada meningginya sikap penggunaan konsumsi yang diperbuat (Nurfitria, 2020: 134). Sesuai penjabaran tersebut sehingga hipotesis pada riset ini yaitu: H1: literasi keuangan syariah berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi 2. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Penelitian Nurfitria menemukan pengaruh penting gaya hidup terkait sikap pemakaian konsumsi dalam barang pelengkap untuk mahasiswa pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta senilai 67,6 persen (Nurfitria, 2020: 134). Berdasarkan penelitian Budanti 9,5 persen sikap mengonsumsi dari mahasiswa disebabkan pada gaya hidup serta berpengaruh positif (Budanti, Dkk, 2017: 2). Hal ini berarti ketika tinggi tingkat bermewah-mewahan gaya hidup setiap individu mampu menyebabkan perilaku pembelian konsumtif (Nurfitria, 2020: 134). Sejalan dengan itu berdasarkan penelitian (Pulungan and Febriaty, 2018: 108) bahwasanya life style mempunyai hubungan yang positif serta penting terkait pola konsumsi mahasiswa, sehingga pernyataan tersebut mampu ditarik sebuah kesimpulan jika semakin bermewah serta hedonisme life style mahasiswa maka menyebabkan menambah sikap konsumsi mahasiswa tersebut, dilain hal apabila rendah sikap bermewah-mewah serta hedonisnya gaya hidup mahasiswa dampaknya akan merendahkan tingkat perilaku 35 konsumtif mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Penelitian Wati gaya hidup (X2) terhadap perilaku konsumtif (Y) secara parsial memiliki pengaruh signifikan pada pegawai bagian keuangan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) (Wati: 2020: 2). Sesuai penjabaran tersebut maka hipotesis riset ini adalah: H2: Gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi 3. Hubungan Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi Menurut (Zakariya, 2018: 25) lingkungan sosial aspek ini memerhatikan lingkungan dari berbagai sisi kemudian ketika menggunakan barang maupun jasa tersebut mempertimbangkan lingkungan tempat tinggalnya untuk menjaga keharmonisan pada kehidupan bermasyarakat. Sesuai penemuan riset mengenai pengaruh signifikan terkait lingkungan sosial (Budanti, Dkk, 2017: 2). Kemudian lingkungan sosial juga berpengaruh positif sebayak 29,2% yang berarti lingkungan sosial meningkatkan lingkungan sosial terutama pada lingkungan teman sebaya yang mendukung adanya pola konsumsi (Aprinthasari and Widiyanto, 2020: 65). Sesuai penjabaran tersebut sehingga hipotesis riset ini adalah: H3: Lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi 4. Religiusitas Memoderasi Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Pola Konsumsi Menurut (Pujiyono, 2006: 199) prinsip syariah adalah yang berkaitan dengan konsumsi yang perlu terpenuhi. diantaranya setiap individu ketika 36 akan mengkonsumsi harus mengetahui literasi keuangan syariah berkaitan terhadap barang yang akan dikonsumsi serta hukum-hukum berhubungan dengan hal tersebut yakni sesuatu yang halal ataukah haram baik ditinjau dari zat, proses, serta tujuannya (Pujiyono, 2006: 200). Sesuai penemuan riset (Defiansih, 2021: 39) Hasilnya menunjukkan religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap literasi keuangan syariah sehingga memoderasi pola konsumsi. Berdasarkan penjabaran tersebut sehingga hipotesis riset ini adalah: H4: Religiusitas menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah dalam menurunkan pola konsumsi 5. Religiusitas Memoderasi pengaruh Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Islam yang didalamnya, pola konsumsi atau perilaku konsumsi tidak mampu dihilangkan dalam hubungan keagamaan terkhusus keimanan (Zakariya, 2018: 22). Dimana sebuah iman menjadi suatu patokan yang begitu penting terhadap pola pikir bagi segenap individu ketika melihat dunia, keimanan ini begitu mempengaruhi pandangan dan cakrawala individu mengenai kuantitas serta kualitas konsumsi yang termasuk dalam bentuk material begitupun spiritual, pada aspek gaya hidup tersebut lebih mengutamakan kepentingan mana yang dianggap mendesak serta yang harus diprioritaskan agar mampu terpenuhi untuk tidak terjadi mudharat sesudah konsumsi dilakukan (Zakariya, 2018: 23). 37 Penelitian Saidy, (2022: 10) mengemukakan apabila agama mempengaruhi perilaku konsumen, adalah bahwa nilai-nilai agama yang dianut oleh konsumen memberikan pengaruh perilaku konsumen khususnya dalam membeli serta mengkonsumsi berbagai barang, sehingga konsumen kemudian menentukan pilihan mereka kemudian terkait interaksi religiusitas terhadap pola konsumsi tersebut mampu tercerminkan pada perilaku etika ketika berkonsumsi, kegiatan konsumsi dalam Islam memiliki tujuan untuk menumbuhkan keinginan beribadah dan keimanan kepada Allah Swt dalam rangka untuk memperoleh kemenangan, kedamaian serta kesejahteraan sosial, maupun dengan menggunakan uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun amal terhadap orang lain (Zakariya, 2018: 7). Berdasarkan penjabaran tersebut sehingga hipotesis riset ini adalah: H5: Religiusitas menguatkan pengaruh gaya hidup terhadap pola konsumsi 6. Religiusitas Memoderasi Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi Dalam Islam telah diatur mengenai prinsip sosial yang berkaitan dengan lingkungan sosial dalam berkonsumsi agar terbentuk ketentraman dalam kehidupan masyarakat seperti mementingkan kepentingan umat dimana mereka saling tolong menolong dan menanggung rasa sakit, menjadi teladan (Pujiyono, 2006: 198). dalam hal mengonsumsi terlebih ketika seseorang tersebut adalah pemimpin di tengah masyarakat, serta dalam mengonsumsi tidak membahayakan orang lain (Pujiyono, 2006: 199). Pada penelitian terdapat 38 pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi yang dimoderasi oleh religiusitas (Budanti, 2017: 2). Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah: H6: Religiusitas menguatkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi J. Kerangka Pikir Kerangka pikir ini memberikan penjelasan jika literasi keuangan syariah, gaya hidup dan lingkungan sosial dapat memberi pengaruh atau sebab/akibat dari pola konsumsi mahasiswa dengan religiusitas sebagai pemoderasi. Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Literasi Keuangan Syariah Pola Konsumsi Gaya Hidup Lingkungan Sosial Religiusitas 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian atau riset yang dipakai untuk riset ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif (Sugiyono, 2013: 35). Prinsip penelitian yang memakai populasi serta sampel tertentu. Penelitian dengan memakai alat bantu, menganalisis data kuantitatif atau numerik dalam pengujian hipotesisnya, penelitian inilah merupakan pengertian kuantitatif (Sugiyono, 2013: 35-36). B. Lokasi Penelitian Lokasi riset yakni tempat dimana penulis mengerjakan penelitian agar mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan. Riset ini dilaksanakan di kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tepatnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Alasan saya memilih tempat ini adalah peneliti cukup mengetahui tentang lokasi penelitian (Pulungan dan Febriaty, 2018: 110). kemudian mengatur waktu penelitian dengan tepat dan lokasi juga dipilih karena adanya perilaku pola konsumsi berlebih oleh mahasiswa. C. Sumber Data Penelitian ini Sumber datanya diperoleh menggunakan dua (2) sumber diantaranya yakni data primer (Ruslan,2006: 28). Dimana data primer, 40 merupakan sebuah data yang dihasilkan secara autentik berasal dari subyek penelitian individu, himpunan serta lembaga, telah dihimpun dengan khusus dan terkait pada masalah yang dikaji (Ruslan,2006: 29). Pada penelitian kali ini, data dihasilkan oleh disebarkannya kuesioner terhadap narasumber melalui google form yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar adapun data yang bersumber pada bagian yang lain atau secara tidak langsung yang ditemukan penulis pada subjek penelitian kemudian lazimnya berupa data dokumenter atau hasil laporan yang sudah ada sebelumnya inilah yang dimaksud data sekunder (Teguh, 2001: 102). Sumber data sekunder tersebut berasal pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan masih banyak lagi seperti buku-buku, jurnal, situs web resmi serta artikel online yang berhubungan dengan penelitian ini, pada riset kesempatan kali ini data keseluruhan mahasiswa akan diperoleh dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada bagian akademik. D. Populasi dan Sampel Populasi yakni semua dari objek/subjek penelitian dengan kualitas dan ciri khas tertentu yang peneliti telah tentukan untuk dipahami serta kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 80). Pada riset ini, objek yang digunakan merupakan seluruh mahasiswa aktif angkatan 2018-2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sebanyak 1.824. Tabel 3.1 Data Jumlah Mahasiswa FEBI Angkatan 2018-2020 Jurusan Angkatan 2018 Angkatan 2019 Angkatan 2020 41 Ekonomi Islam 117 111 122 Ilmu Ekonomi 115 137 126 Manajemen 121 134 157 Akuntansi 121 128 123 Perbankan Syariah 91 93 128 Total 565 603 656 Total Keseluruhan 1.824 Sumber: Akademik FEBI UIN Alauddin Makassar 2021/2022 Sampel yakni termasuk dari kuantitas serta sifat yang dimiliki oleh suatu populasinya (Sugiyono, 2014: 81). Sampel sangat bermanfaat agar mempermudah ketika menjalankan riset oleh peneliti, sebab pemakaian sampel bisa menekan biaya pemakaian serta menyingkatkan masa riset. Adapun jumlah sampel sebanyak 95 orang, metode pengambilan sampel yang dipakai pada riset kali ini yakni probability sampling. Ada beberapa pertanyaan tentang ukuran sampel dalam survei (Sugiyono, 2014: 18). Terdapat sejumlah teknik yang memungkinkan mampu untuk menentukan jumlah sampel dari sebuah populasi, yang ada pada penelitian ini memakai rumus Slovin untuk taraf kesalahan yang mampu digunakan oleh peneliti yaitu 10%. Rumus Slovin dijabarkan sebagai berikut: 𝑛 =N1 + (N. e2) 𝑛 =18241 + (1824.0,12) 𝑛 =18241 + (18,24) 42 𝑛 =182419,24 𝑛 = 94,80 = 95 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = perkiraan tingkat kesalahan (10%) E. Teknik Pengumpulan Data Teknik mengumpulkan data yang dipakai pada riset ini adalah penggunaan kuisioner atau angket melalui google form. Kuesioner yakni metode menghimpun data ketika narasumber mengisi kuesioner baik pernyataan ataupun pertanyaan yang sudah disiapkan dan setelah itu mengirimkannya kembali kepada periset (Nasehudin dan Syatori, 2012: 105). Berbagai pertanyaan pada kuesioner dihitung dengan memakai skala likert untuk menentukannya diantaranya : Responden Sangat Tidak Setuju : 1 Responden Tidak Setuju : 2 Responden Netral : 3 Responden Setuju : 4 Responden Sangat Setuju : 5 F. Metode Analisis Data 43 Analisis tersebut diperbuat melalui menganalisa masalah yang dilakukan secara kuantitatif. Penyelesaian riset tersebut memakai metode analisis kuantitatif sebab berbagai macam data yang dipakai yakni data kuantitatif. Alat dalam mengolah data menggunakan SPSS 21 beserta analisis kuantitatif melewati berbagai tahapan, yaitu: 1. Uji Instrumen a) Uji Validitas Uji validitas dipakai agar menghitung mengenai valid atau tidaknya sebuah kuesioner (Sugiyono, 2014: 172). Sebuah kuesioner dapat valid ketika pertanyaan dalam kuesioner demikian bisa menggambarkan segala yang akan dihitung pada kuesioner tersebut (Yusup, 2018: 18). Validasi dibuat beserta dibandingkan dengan nilai r hitung, apabila r hitung lebih besar dari r tabel, barulah pernyataan tersebut dikatakan valid. b) Uji Reliabilitas Pengukuran reliabilitas yakni alat agar mengukur kuesioner sebagai indeks variabel ataupun konstruk (Sugiyono, 2014: 177). Sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau dapat diyakini apabila respon setiap responden kepada pernyataan demikian konsisten atau stabil dari berbagai waktu (Yusup, 2018: 19). SPSS menyediakan sarana agar menghitung reliabilitas memakai uji statistik cronbach alpha, suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika hasilnya memberi nilai > 0,6. 2. Uji Asumsi Klasik 44 Asumsi klasik pengujiannya pada regresi linear berganda diantaranya: a. Uji Normalitas Uji ini diperbuat agar mengetahui sebuah variabel tersebut normal maupun tidak, baik dari variabel independen maupun dependen, uji normalitas yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah dengan uji Normal P-Plot of Regression Standardized Residual pengujian ini mampu dipakai agar mengetahui jenis regresi normal atau tidaknya dengan syarat yaitu: a) Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik historisnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi sesuai asumsi normalitas. b) Apabila data menyebar menjauh pada diagonal serta mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya memperlihatkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak termasuk asumsi normalitas. Kemudian uji Kolmogorov smirnov, pengujian tersebut bertujuan agar dalam penelitian ini mampu mengetahui berdistribusi normal maupun tidaknya terkait variabel independen dengan variabel dependen begitupun keduanya. 1) Apabila angkanya menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,1 maka data memiliki distribusi secara normal. 2) Apabila angkanya menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,1 menunjukkan data tersebut tidak memiliki distribusi secara normal (Wati, 2020: 41). b. Uji multikolinearitas 45 Pengujian ini bertujuan agar mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel independen dan dependen, apabila angka toleransi lebih besar dari 0,1 maupun nilai VIF lebih kecil dari 10, maka mampu ditarik sebuah kesimpulan jika tidak terjadinya multikolinieritas terhadap data tersebut yang akan diolah (Ghozali, 2005: 110). c. Uji autokorelasi Tujuan pengujian autokorelasi agar diketahui jika pada model regresi mempunyai korelasi yang memiliki kesalahan pengganggu terhadap periode t yang terjadi sebelumnya. Apabila terdapat korelasi, maka dapat dikatakan dinamakan terdapat permasalahan autokorelasi pada data tersebut. Autokorelasi terdapat pada data disebabkan oleh observasi yang dilakukan secara berurutan setiap waktu berhubungan antara satu dengan yang lainnya. pengujian autokorelasi mampu dilakukan dengan melalui uji Durbin-Waston (DW test). ketika Dw terdapat di antara batas atas (du) serta (4-du), menunjukkan koefisien autokorelasi setara dengan nol hal ini bermakna tidak terdapat autokorelasi. Namun ketika angka DW berada lebih dibawah dari pada batas bawah (di), menunjukkan koefisien autokorelasi lebih dari nol maknanya terdapat autokorelasi positif. Apabila nilai DW berada lebih dari pada (4-dl), ketika koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol maknanya terdapat autokorelasi negatif. apabila angka DW berada antara batas atas (du) serta batas bawah (dl) ataupun DW berada diantara (4-du) serta (dl), menunjukkan hasil bahwa hal tersebut tidak mampu ditarik sebuah kesimpulan (Ghozali, 2005: 105). 46 d. Uji heterokedastisitas Junaidi dalam (Wati, 2020: 43) menjelaskan bahwa pengujian ini berguna agar menguji data apabila memiliki ketidak samaan antara varian pada residual berdasarkan pengamatan yang lain. Apabila khusus, misalnya titik-titik yang dimiliki membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terbentuklah heterokedastistas apabila polanya kurang jelas, serta titik-titik poin-poin tersebar dibawah serta diatas angka 0 pada sumbu Y, dapat dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas (Ghozali, 2005: 139). 3. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis menggunakan Analisis regresi berganda yakni suatu metode atau cara untuk mengetahui hubungan antar variabel, analisis yang dipakai pakai pada riset ini yakni analisis regresi berganda (Ullin,2020: 61). sesuai perhitungan dijabarkan di bawah ini: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 Keterangan : Y = Pola konsumsi Α = Konstanta β1,β2 dan β3 = Koefisiensi Regresi X1 = Literasi Keuangan Syariah ( X1) 47 X2 = Gaya Hidup ( X2 ) X3 = Lingkungan Sosial (X3) b. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) pengujian MRA (Moderated Regression Analysis) adalah pengaplikasian khusus regresi berganda linear yang terdapat pada persamaan-nya memiliki unsur yang diperkalikan dua begitu juga dengan banyak variabel independen (Ullin,2020: 62). peneliti tentunya menganalisis regresi moderasi agar memperoleh informasi apakah variabel religiusitas adalah variabel yang mampu memoderasi pengaruh antara literasi keuangan syariah, gaya hidup, dan lingkungan sosial terhadap pola konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar (Ullin,2020: 63). Langkah pengujian tersebut interaksi terhadap penelitian ini mampu dijabarkan dengan persamaan regresi sebagai berikut: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X1M + β5X2M + β6X3M + е Keterangan: Y = pola konsumsi X1 = Literasi keuangan syariah X2 = gaya hidup X3 = Lingkungan sosial M = Religiusitas X1M, X2M dan X3M = Interaksi literasi keuangan syariah, gaya hidup dan lingkungan sosial terhadap religiusitas 48 α = konstanta β = koefisien regresi e = error term 1) Pengujian Koefisien Determinasi pengujian koefisien determinasi dipakai pada riset ini agar diketahui kualitas model regresi dalam memperkirakan variabel dependen (Santoso dan Ashari, 2007: 144). Untuk uji koefisien determinasi ditemukan nilai R2 yang merupakan perubahan persentase variabel dependen akibat variabel independen (Ghozali, 2005: 44). 2) Uji Signifikan Individual (Uji-t) Pada penelitian ini penulis memakai uji-t untuk menganalisis tingkat kekuatan hubungan variabel bebas secara parsial dengan variabel terikat (Y) (Ghozali, 2005: 45). Uji ini diperbuat dengan membedakan antara angka t hitung dengan angka t tabel dengan kesesuaian taraf signifikan 10% (Kurniawan, 2008: 2). G. Definisi Operasional Adapun definisi operasional pada riset ini di jelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi Indikator 1 Literasi keuangan syariah (X1) (Marsudin, 2019: 23) Pengetahuan atau kemampuan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan - Pemahaman umum tentang keuangan - Pemahaman terhadap lembaga keuangan syariah - Tabungan dan pinjaman 49 Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar dalam mengelola keuangan sesuai syariah. - Asuransi - Investasi 2 Gaya hidup, (X2) (Azizah, 2020: 42) Cara hidup menggunakan uang serta pengalokasian waktu. 1. – Kegiatan - Minat - Opini 3 Lingkungan sosial (X3) (Budanti, 2017: 35) interaksi yang terbangun diantara mahasiswa dengan lingkungan ada - Lingkungan keluarga - Lingkungan teman sebaya - Lingkungan tempat tinggal 4 Religiusitas (M) (Zakariya,2018: 204) pendalaman seseorang dalam agama yang direalisasikan dalam bentuk ibadah, doa dan membaca kitab suci - Keyakinan - Praktik agama - Pengalaman - Pengetahuan agama - Pengalaman dan konsekuensi 5 Pola konsumsi (Y) (Furqani,2017: 89-102) Susunan tingkat kebutuhan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar dalam jangka waktu tertentu. - Tidak boros, - Tidak menggunakan harta secara berlebihan, - Sikap sedang dan tidak berlebih-lebihan, - Tidak pelit atau kikir. 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan sejarah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar awal mula berdirinya fakultas ini berasal dari fakultas syariah dan hukum. Namun ketika ingin berubah dari IAIN menuju UIN maka dibuatlah fakultas ini. Dimana yang menjabat rektor pada saat itu adalah Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing., HT., MS (http://febi.uin-alauddin.ac.id/tentang 27 Juni 2022). Respons baik diberikan oleh direktur jendral pendidikan Islam serta direktur perguruan tinggi agama RI. Kemudian pada tanggal 21 Maret 2012 fakultas baru ini di buat dengan nama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan terdapat berbagai jurusan diantaranya jurusan ekonomi Islam, jurusan akuntansi, jurusan manajemen, jurusan perbankan syariah, dan ilmu ekonomi. Adapun visi dan misi yang terdapat pada fakultas ini sebagai berikut: 1. Visi Pusat kajian, pengembangan dan transformasi ekonomi dan bisnis berbasis peradaban Islam 2. Misi a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menguasai konsep teoritis untuk membangun ekonomi dan bisnis berbasis Islam52 b) Melaksanakan penelitian dan mengkonstruksi keilmuan ekonomi dan bisnis berbasis Islam c) Mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman dalam mencegah permasalahan keumatan. d) Menyelenggarakan tata kelola institusi yang baik untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. e) Membangun jejaring dan kemitraan secara sinergis dengan berbagai pihak untuk penguatan kelembagaan (http://febi.uin-alauddin.ac.id/visi 27 Juni 2022). B. Karakteristik Responden Penelitian ini responden berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar angkatan 2018, 2019 dan 2020 yang berjumlah 95 responden. Perolehan data yang diambil secara langsung melalui kuesioner melalui pengambilan responden yang telah di tentukan misalnya jenis kelamin, usia, program studi dan angkatan. Tabel 4. 1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-Laki 35 37% 2 Perempuan 60 63% Total 95 100% (Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022) 53 Penjelasan pada tabel 4.1 menunjukkan jika objek penelitian jenis kelamin laki-laki sebanyak 35 responden atau 37% dan responden perempuan sejumlah 60 orang dengan persentase 63%. Berdasarkan penjelasan diatas jumlah responden 95 orang dengan persentasi 100%. 1. Karakteristik Berdasarkan Usia Berdasarkan usia karakteristiknya dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 4. 2 Karakteristik Usia No Usia Frekuensi Persentase 1 17-20 17 18% 2 21-25 78 82% 3 26-30 0 0% Total 95 100% (Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022) Sesuai tabel 4.2 terlihat jika berdasarkan usia objek penelitian 17 responden berusia 17-20 tahun dengan persentase 18%, 78 responden berusia 21-26 atau 82%, dan usia 26-30 sebanyak 0 atau 0%. Sehingga total usia responden 100%. 2. Karakteristik Berdasarkan Program Studi Tabel 4. 3 Karakteristik Program Studi No Program studi Frekuensi Persentase 1 Ekonomi islam 41 44% 2 Ilmu ekonomi 8 8% 54 3 Manajemen 19 20% 4 Perbankan syariah 4 4% 5 Akuntansi 23 24% Total 95 100% (Sumber: Data Diolah Tahun 2022) Penjelasan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan program studi diantaranya responden ekonomi islam sebanyak 41 orang atau 44%, responden ilmu ekonomi sebanyak 8 orang atau 8%, responden manajemen sebanyak 19 atau 20%, perbankan syariah sebanyak 4 orang atau 4% , dan responden akuntansi 23 atau 24%. Sehingga total responden 95 orang atau 100%. 3. Karakteristik Berdasarkan Angkatan Tabel 4. 4 Karakteristik Angkatan No Angkatan Frekuensi Persentase 1 2018 62 66% 2 2019 21 22% 3 2020 12 12% Total 95 100% (Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2022) Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan angkatan dimana angkatan 2018 sebanyak 62 orang atau 66%, angkatan 2019 sebanyak 21 orang atau 22%, dan angkatan 2020 sebanyak 12 orang atau 12% sehingga total 95 orang atau 100%. 55 C. Uji Instrumen a. Uji Validitas Pengujian validitas dipakai dalam mengukur valid atau tidaknya sebuah kuesioner. Validitas yakni suatu indeks yang mampu menggambarkan alat ukur tersebut sesungguhnya mengukur hal yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan melalui proses membandingkan terkait r hitung (pearson corelation) dengan r tabel (0,188). Pernyataan atau instrumen yang terdapat pada kuesioner mampu dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil uji validitas lebih lengkapnya yakni dijabarkan sebagai berikut: 1) Literasi Keuangan Syariah (X1) Tabel 4. 5 Uji Validitas Literasi Keuangan Syariah (X1) Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan LKS1 0,675 0,188 Valid LKS2 0,535 0,188 Valid LKS3 0,544 0,188 Valid LKS4 0,641 0,188 Valid LKS5 0,234 0,188 Valid LKS6 0,580 0,188 Valid LKS7 0,657 0,118 Valid (Sumber: SPSS Versi 21 Diolah Tahun 2022) Berdasarkan Tabel 4.5 diatas mampu dikatakan apabila setiap pernyataan yang ada pada instrumen variabel (X1) nilai yang diperoleh valid. Hal ini mampu diketahui melalui membandingkan seluruh nilai r hitung (pearson corelation) dengan r tabel, yang keseluruhan hasilnya membuktikan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sehingga diperoleh hasil yang valid. 56 2) Gaya Hidup (X2) Tabel 4. 6 Uji Validitas Gaya Hidup (X2) Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan GH1 0,456 0,188 Valid GH2 0,445 0,188 Valid GH3 0,335 0,188 Valid GH4 0,279 0,188 Valid GH5 0,497 0,188 Valid GH6 0,504 0,188 Valid GH7 0,408 0,188 Valid (Sumber: Ouput SPSS Versi 21 Tahun 2022) Sesuai Tabel 4.6 yang terdapat diatas mampu dijabarkan jika data yang ada pada semua pernyataan untuk instrumen variabel (X2) angka yang diperoleh dikatakan valid. Hal tersebut mampu diketahui melalui membandingkan setiap nilai r hitung (pearson corelation) dengan r tabel, dan hasil pada data yang disebutkan diatas dilihat bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sehingga hasil yang di peroleh hasil yang valid. 3) Lingkungan Sosial (X3) Tabel 4. 7 Uji Validitas Lingkungan Sosial (X3) Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan LS1 0,413 0,188 Valid LS2 0,636 0,188 Valid LS3 0,721 0,188 Valid LS4 0,344 0,188 Valid LS5 0,742 0,188 Valid LS6 0,719 0,188 Valid (Sumber: Output SPSS Versi 21 Tahun 2022) Sesuai Tabel 4.7 diatas dapat dijabarkan apabila seluruh pernyataan yang digunakan pada instrumen variabel (X3) nilai yang diperoleh merupakan data yang valid. Hal ini mampu diketahui dengan membandingkan seluruh angka r 57 hitung (pearson corelation) dengan r tabel, dan hasilnya yang ditemukan jika r hitung lebih besar dari r tabel maka diperoleh hasil yang valid. 4) Religiusitas (M) Tabel 4. 8 Uji Validitas Religiusitas (M) Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan R1 0,518 0,188 Valid R2 0,605 0,188 Valid R3 0,679 0,188 Valid R4 0,185 0,188 Valid R5 0,664 0,188 Valid R6 0,591 0,188 Valid R7 0,407 0,188 Valid R8 0,197 0,188 Valid (Sumber: Output SPSS Versi 21 Tahun 2022) Sesuai Tabel 4.8 terdapat diatas mampu utarakan apabila seluruh pernyataan yang terdapat pada instrumen variabel (M) angka yang diperoleh dikatakan valid. pernyataan tersebut mampu dinilai berdasarkan perbandingan seluruh angka r hitung (pearson corelation) dengan r tabel, serta penemuan membuktikan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel sehingga hasilnya yakni valid. 5) Pola Konsumsi (Y) Tabel 4. 9 Uji Validitas Pola Konsumsi (Y) Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan PK1 0,491 0,188 Valid PK2 0,658 0,188 Valid PK3 0,649 0,188 Valid PK4 0,365 0,188 Valid PK5 0,568 0,188 Valid PK6 0,625 0,188 Valid PK7 0,690 0,188 Valid PK8 0,314 0,188 Valid (Sumber: Output SPSS Versi 21 Tahun 2022) 58 Sesuai Tabel 4.9 yang terdapat diatas mampu jabarkan apabila seluruh pernyataan pada instrumen variabel (Y) nilai yang diperoleh dikatakan valid. pernyataan ini dapat sesuai dengan uji yang dilakukan ketika membandingkan seluruh nilai r hitung (pearson corelation) dengan r tabel, sehingga hasilnya yang ditemukan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka hasil tersebut yakni valid. b. Realibilitas Pengujian reliabilitas memiliki sangkutpaut mengenai keterandalan serta konsistensi sebuah indikator. Reliabilitas yakni tolak ukur yang membuktikan seberapa jauh suatu alat ukur mampu dipercaya atau diandalkan. Sebuah variabel dinyatakan reliabilitas apabila angka coefficients cronbach’s alpha > 0,188. Hasil uji reliabilitas dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4. 10 Uji Reabilitas No Variabel Croncbach Alpha R Tabel 1 Lityerasi Keuangan Syariah 0,619 0,188 2 Gaya Hidup 0,211 0,188 3 Lingkungan Sosial 0,644 0,188 4 Religiusitas 0,521 0,188 5 Pola Konsumsi 0,654 0,188 (Sumber: SPSS Versi 21 Diolah Tahun 2022) Pada tabel 4.10 dijabarkan bahwa nilai atau angka cronbach alpha variabel Literasi keuangan syariah (X1) yakni sebesar 0,619, nilai variabel gaya hidup (X2) sejumlah 0,211, nilai variabel lingkungan sosial (X3) sebesar 0,644, nilai variabel religiusitas (M) yaitu 0,521, dan pola konsumsi (Y) sebesar 0,654. Sesuai data ini membuktikan jika angka cronbach alpha tiap-tiap variabel > 0,188. Oleh karena itu mampu ditarik sebuah kesimpulan bahwa instrumen atau pernyataan yang digunakan sebagai indikator baik dari variabel X1,X2,X3,M dan variabel Y adalah alat pengukur yang reliabel atau handal. D. Uji Asumsi Klasik 59 a. Uji Normalitas Pengujian ini diperbuat agar diketahui suatu variabel yang digunakan normal ataukah tidak berdistribusi normal, uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini yakni menggunakan uji Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. Dengan acuan ketika titik-titik yang berada pada grafik menyebar disekitar garis tentu data yang diperoleh berdistribusi normal, berikut gambaran uji normalitas: Gambar 4. 1 Kurva Normal Propability Plot (Sumber: Output SPSS 21, 2022) Sesuai gambar 4.1 diatas mampu terlihat apabila sebaran titik-titik pada grafik diatas menyebar mengikuti pola garis diagonal, sehingga dapat dikatakan jika model regresi tersebut berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Tabel 4. 11 Nilai Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Literasi keuangan syariah 0,506 1,977 Tidak terjadi multikoleniaritas Gaya hidup 0,646 1,549 Tidak terjadi multikoleniaritas Lingkungan sosial 0,494 2,026 Tidak terjadi multikoleniaritas (Sumber: data diolah tahun 2022) 60 Pengujian multikolinearitas diketahui apabila nilai toleransi > 0,10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas, begitupun sebaliknya nilai toleransi < 0,10 sehingga terdapat multikolinearitas. Apabila nilai VIF > 10 sehingga terdapat multikolinearitas, sedangkan jika VIF < 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang terdapat pada tabel diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Variabel literasi keuangan syariah pada nilai toleransi 0,506 > 0,10 dan nilai VIF 1,977 < 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas 2) Variabel gaya hidup pada nilai toleransi 0,646 > 0,10 dan nilai VIF 1,549 < 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. 3) Variabel lingkungan sosial pada nilai toleransi 0,494 > 0,10 dan nilai VIF 2,026 < 10 sehingga tidak terdapat multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Imam Ghozali (2011: 111) berpandangan tidak terdapat gejala auto korelasi jika nilai durbin watson terletak antara du sampai pada (4-du) 4-1,754 sama dengan. Adapun nilai du dengan jumlah responden 95 yaitu 1,754. jika diuji autokorelasi maka hasilnya seperti tabel berikut. 61 Tabel 4. 12 Nilai Darbin Wazton Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,886a ,786 ,778 1,15665 2,452 a. Predictors: (Constant), lingkungan_sosial, gaya_hidup, literasi_keuangan_syariah b. Dependent Variable: Pola_konsumsi (Sumber: Output SPSS 21, 2022) Berdasarkan tabel diatas pada nilai Darbin Wazton sebesar 2,452 kemudian akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikan 10% sehingga du 1,754 lebih kecil dari Darbin Wazton (2,452) kemudian dw lebih kecil dari 4-du (2,246) sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi auto korelasi. d. Uji Heteroskedasitas Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedasitas (Sumber: output SPSS 21 diolah tahun 2022) Apabila pola-pola tidak bergelombang serta tidak melebar, menyempit dengan jelas seta titik-titik menyebar di bawah angka nol (0). Berdasarkan hasil uji maka disimpulkan bahwa tidak ada gejala heteroskedasitas. 62 E. Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis H1,H2, dan H3 diujinya hipotesis ini dengan metode analisis yang dipakai agar menguji hipotesis yakni memakai regresi berganda, kemudian untuk pengujian hipotesis H4, H5, serta H6 menggunakan uji moderated regresion analisis (MRA). Dengan alat pengujian di bantu dengan menggunakan SPSS versi 21. 1. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda atau analisis regresi yakni sebuah metode atau cara agar mengetahui hubungan antar variabel, analisis yang dipakai pakai pada riset ini yakni analisis regresi berganda penjabarannya sebagai berikut: a. Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,886a ,786 ,778 1,15665 a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Sosial, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah (Sumber: output SPSS 21, 2022) Sesuai hasil yang diperoleh pada tabel 4.13 diatas mampu diketahui bahwa nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,77,8 atau 77,8% oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa nilai variabel literasi keuangan syariah (X1), gaya hidup (X2), dan lingkungan sosial (X3) memiliki pengaruh sebesar 77,8% terhadap pola konsumsi (Y) dan sisanya 22,2% dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini. b. Uji Persial (Uji t) Persamaan 1 63 Tabel 4. 14 Hasil Uji Persial (Uji t) Persamaan 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,313 2,144 2,478 ,015 Literasi_Keuangan_Syariah ,291 ,067 ,294 4,312 ,000 Gaya_Hidup ,022 ,085 ,015 ,256 ,799 Lingkungan_Sosial ,782 ,083 ,651 9,423 ,000 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi (Suber: Output SPSS 21,2022) Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 Y = 8,256 + 0,195 X1 + 0,140 X2 + 0,109 X3+0,055X4 Persamaan regresi berganda di jabarkan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 5,313 menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan syariah, gaya hidup, lingkungan sosial serta pola konsumsi konstan atau serupa dengan 0 sebesar 5,313. 2) Koefisien literasi keuangan syariah sebesar 0,291 maknanya jika literasi keuangan syariah meningkat 1% maka semakin meningkat rasional seseorang dalam pola konsumsi sebesar 29,1%, hal ini menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan syariah berpengaruh positif terhadap pola konsumsi. 3) Koefisien beta gaya hidup sebesar 0,022 maknanya jika gaya hidup meningkat 1% maka semakin meningkat pola konsumsi sebesar 2,2%, hal 64 ini menunjukkan bahwa variabel gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi. 4) Koefisien lingkungan sosial sebesar 0,782 maknanya jika lingkungan sosial meningkat 1% maka semakin meningkat pola konsumsi sebesar 78,2%, hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi. Penjabaran hipotesis penelitian H1, H2, dan H3 yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut: a) Literasi keuangan syariah berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi Berdasarkan tabel 4.15 literasi keuangan syariah memiliki koefisien beta sebesar 0,291 maknanya jika literasi keuangan syariah meningkat 1% maka semakin meningkat rasional seseorang dalam pola konsumsi sebesar 29,1%, dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,1 atau 10% hal ini menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan syariah berpengaruh positif terhadap pola konsumsi yang artinya semakin meningkat literasi keuangan syariah maka akan meningkatkan rasionalitas pola konsumsi, maka H1 ditolak. b) Gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Koefisien gaya hidup sebesar 0,022 maknanya jika gaya hidup meningkat 1% maka semakin meningkat pola konsumsi sebesar 2,2%, dengan nilai signifikan 0,779 lebih besar dari 0,1 hal ini menunjukkan bahwa variabel gaya hidup berpengaruh positif namun tidak penting terhadap pola konsumsi, maka H2 ditolak. 65 c) Lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Koefisien lingkungan sosial sebesar 0,782 maknanya jika lingkungan sosial meningkat 1% maka semakin meningkat pola konsumsi sebesar 78,2%, dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,1 hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi, maka H3 diterima. 2. Uji Moderated Regresion Analisis (MRA) Uji ini diperbuat agar mengetahui variabel moderasi yang memengaruhi variabel independen terhadap dependen, berdasarkan hasil uji moderasi dapat dilihat pada tabel berikut: a. Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 Tabel 4. 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,912a ,831 ,818 1,04891 a. Predictors: (Constant), Moderasi_X3, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah, Religiusitas, Lingkungan_Sosial, Moderasi_X1, Moderasi_X2 (sumber: output SPSS 21 diolah tahun 2022) Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,818 atau 81,8% yang mengartikan bahwa adanya variabel moderasi yaitu religiusitas yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen terhadap dependen sebanyak 81,8% dimana pada tabel 4.13 regresi persamaan 1 nilai Adjusted R Square sebesar 77,8% sehingga dapat dikatakan dengan adanya variabel moderasi meningkatkan nilai Adjusted R Square. 66 b. Uji Persial (Uji t) Persamaan 2 Tabel 4. 16 Hasil Uji Persial (Uji t) Persamaan 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 41,636 42,043 ,990 ,325 Literasi_Keuangan_Syariah -1,035 1,283 -1,048 -,807 ,422 Gaya_Hidup -3,581 2,211 -2,555 -1,620 ,109 Lingkungan Sosial 4,614 2,070 3,841 2,229 ,028 Religiusitas -,742 1,170 -,619 -,634 ,527 Moderasi_X1 ,033 ,036 1,906 ,919 ,360 Moderasi_X2 ,098 ,062 4,534 1,575 ,119 Moderasi_X3 -,109 ,058 -5,226 -1,895 ,061 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi (Sumber: output SPSS 21, 2022) Interksi X1M yaitu hasil perkalian antara variabel literasi keuangan syariah dengan variabel religiusitas memiliki koefisien 0,033 atau 3,3% maknanya jika religiusitas memoderasi literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi sebesar 3,3% dengan nilai signifikan 0,360 lebih besar dari 0,1 bisa diartikan bahwa literasi keuangan syariah memiliki pengaruh positif akan tetapi tidak penting setelah dimoderasi oleh religiusitas. Interaksi X2M yaitu perkalian antara gaya hidup dengan religiusitas yang memiliki koefisien sebesar 0,098 atau 09,8%, dengan nilai signifikan 0,119 lebih 67 besar dari 0,1 maknanya jika religiusitas memoderasi literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi sebesar 09,8% bisa diartikan bahwa gaya hidup memiliki pengaruh positif dan tidak penting setelah dimoderasi oleh religiusitas. Interaksi X3M yaitu hasil perkalian antara variabel lingkungan sosial dengan religiusitas memiliki koefisien sebesar -0,109 atau -10,9%, dengan nilai signifikan 0,061 lebih kecil dari 0,1 maknanya jika religiusitas memoderasi literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi sebesar 10,9% bisa diartikan bahwa gaya hidup memiliki pengaruh negatif dan penting setelah dimoderasi oleh religiusitas. Hasil penjabaran hipotesis H3,H4, dan H5 yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut: a) Religiusitas menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah dalam menurunkan pola konsumsi Berdasarkan hasil output SPSS interaksi X1M memiliki nilai t hitung sebesar 0,919 dengan nilai signifikan 0,360 lebih besar dari 0,1 yang memiliki arti bahwa literasi keuangan syariah memiliki pengaruh positif akan tetapi tidak penting setelah dimoderasi oleh religiusitas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas tidak menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis H4 ditolak. b) Religiusitas menguatkan pengaruh gaya hidup terhadap pola konsumsi 68 Berdasarkan hasil output SPSS interaksi X2M memiliki nilai t hitung sebesar 1,575 dengan nilai signifikan 0,360 lebih besar dari 0,1 yang memiliki arti bahwa literasi keuangan syariah memiliki pengaruh positif akan tetapi tidak penting setelah dimoderasi oleh religiusitas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas tidak menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis H5 ditolak. c) Religiusitas menguatkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi Berdasarkan hasil output SPSS interaksi X2M memiliki nilai t hitung sebesar -1,895 dengan nilai signifikan 0,061 lebih kecil dari 0,1 yang memiliki arti bahwa literasi keuangan syariah memiliki pengaruh negatif dan penting setelah dimoderasi oleh religiusitas, mampu ditarik sebuah kesimpulan apabila religiusitas melemahkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis H6 ditolak. F. Pembahasan Penelitian Pada pembahasan ini dijabarkan tentang pengaruh literasi keuangan syariah, gaya hidup, serta lingkungan sosial terhadap pola konsumsi dengan religiusitas sebagai variabel moderasi (studi pada mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar) 1. Pengaruh Litersi Keuangan Syariah Terhadap Pola Konsumsi Variabel literasi keuangan syariah mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan adanya t hitung sebesar 4,312 dengan persamaan sig 0,000 < 0,1 mampu dimaknai apabila literasi keuangan syariah berpengaruh positif serta signifikan 69 terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis literasi keuangan syariah berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi ditolak. Teori konsumsi islami yang dikemukakan (Pujiyono,2006: 199) juga menjelaskan prinsip ilmu, merupakan pengetahuan serta pemahaman seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa yang halal, prinsip kuantitas, merupakan batasan yang telah dijelaskan dalam hukum Islam seperti sederhana, kesesuaian pemasukan serta pengeluaran serta menabung dan investasi, prinsip prioritas, merupakan konsumsi yang lebih mementingkan keperluan. Penelitian ini hasilnya sesuai dengan penelitian (Marsudin, 2019) hasil penelitian ditemukan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh positif terhadap pola konsumsi sebesar 62,7% Hal ini membuktikan ketika meningkatnya literasi keuangan syariah maka semakin rasional pola perilaku konsumtif mahasiswa. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian Kanserina (2015: 8) penelitiannya menemukan literasi ekonomi memiliki pengaruh negatif kepada perilaku konsumtif mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi Undiksha sebanyak -2,470, serta penelitian Pulungan and Febriaty, (2018: 108-109). menemukan literasi keuangan memiliki pengaruh negatif serta signifikan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa jurusan manajemen fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Menurut Nasution (2019: 44) Pengembangan literasi keuangan untuk masa depan adalah literasi keuangan individu, menambah jumlah pemakai barang maupun jasa keuangan syariah. Tentunya tujuan literasi juga sejalan dengan pertumbuhan literasi keuangan syariah, oleh sebab itu, maksud mendorong 70 pengembangan literasi keuangan syariah yaitu untuk meningkatkan literasi keuangan setiap individu yang pada awalnya memiliki sedikit atau tidak memiliki pengetahuan tentang literasi keuangan syariah agar mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang literasi keuangan syariah. Menurut Amanita (2017: 13) kebutuhan mendasar setiap individu yakni edukasi mengenai literasi keuangan syariah agar tercegah dari permasalahan keuangan, kesalahan dalam pengelolaan keuangan dapat menyebabkan masalah keuangan, tanpa penanganan keuangan yang begitu baik, serta didukung berdasarkan pengalokasian keuangan yang bijak serta pendidikan keuangan yang mempuni sehingga diharapkan taraf kehidupan masyarakat tentu akan melesat. Perlunya mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai produk keuangan baik perbankan syariah maupun non bank yang nantinya membuat masyarakat tidak mudah diperdaya berbagai oknum yang enggan bertanggung jawab, dengan literasi keuangan syariah bukan agar menyulitkan masyarakat menggunakan keuangan mereka, dilain sisi yang diinginkan setiap individu dengan sumberdaya yang mereka miliki dapat dinikmati dalam hidup dengan cara berhemat (Amanita, 2017: 13). Baik pembelajaran yang dilakukan di rumah maupun belajar disekolah memainkan peran yang khusus dalam pembentukan literasi terkait keuangan. Berdasarkan riset Fauziah dan Nurdin (2019) perilaku konsumsi makasiswa program studi manajemen Universitas Islam Bandung secara signifikan dipengaruhi oleh variabel literasi keuangan pada tingkat yang lebih rendah. Pengelolaan keuangan pribadi adalah suatu metode serta komponen yang berasal 71 dari pengelolaan keuangan, terkait ilmu serta suatu seni dalam pengelolaan, pengendalian, dan pengaturan keuangan secara pribadi. semakin meninggi status keuangan pribadi maka akan semakin banyak pula pengetahuan individu tersebut dalam mengelola keuangannya (Asmarninda, 2021: 112). 2. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Variabel gaya hidup mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan Gaya hidup mempunyai t hitung sebesar 0,256 dengan persamaan sig 0,799 > 0,1 dapat diartikan bahwa gaya hidup memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi ditolak, Hal ini dimaknai ketika tinggi tingkatan bermewah-mewahan gaya hidup seseorang akan meningkatkan perilaku pembelian konsumtif. Prinsip dalam teori konsumsi islami yakni Kesederhanaan, yang dalam prinsip ini mengatur tingkah laku seseorang agar tidak memiliki akses, dimana akses dimaksudkan untuk melebihi keperluan yang sewajarnya dan mendahulukan keinginan seseorang, kedermawanan, dengan mengikuti ajaran Islam kita terhindar dari kejahatan dan dosa, jika kita makan dan minum apa yang diridhoi Allah, Secara moral, setiap muslim menyebut nama Allah ketika hendak makan dan mengucapkan syukur setelah makan (Anas, 2008: 27) Penelitian ini hasilnya sesuai dengan penelitian Elfi Azwar bahwa gaya hidup berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap perilaku konsumtif pembelian batik di kota Padang Begitupula pada riset dilakukan Pulungan and Febriaty, (2018: 108-109) menunjukkan gaya hidup berpengaruh positif. 72 Gaya hidup seseorang dinilai berdasarkan 3 aspek yang dipaparkan Mandey dalam Wati (2020: 25-26) Kegiatan, merupakan pekerjaan yang dikerjakan konsumen, pemakaian serta pembelian suatu produk, kegiatan untuk mengisi waktu luang. Minat, merupakan suatu perlakuan khusus yang dilakukan secara berulang-ulang, seperti rasa suka kepada seseorang atau produk tertentu. Opini, merupakan sudut pandang serta apa yang dirasakan oleh konsumen mengenai sebuah isu baik secara global, tradisional serta sosial. Hal ini sejalan dengan menurut (Nurfitria, 2020: 26) gaya hidup lebih menjabarkan sikap serta kebiasaan seseorang, yakni melihat cara dia hidup, menghabiskan uangnya serta menggunakan waktu yang masih kosong. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan gaya hidup erat kaitannya dengan kegiatan, opini serta minat setiap individu ketika mengarungi hidupnya, tentu seluruh individu mempunyai gaya hidup serta cara pandang yang berlainan (Nurfitria, 2020: 27). Gaya hidup utamanya menunjukkan terhadap proses individu melewati kehidupan, proses menggunakan uang serta proses mengalokasikan waktu yang dimiliki. Menurut Kanserina dalam Wati (2020: 19), menjelaskan bahwa gaya hidup mencerminkan kehidupan seseorang yang dimana mereka bisa menentukan menggunakan uang dan waktunya sesuai kehendak mereka. Yurnianti pada Wati (2020: 20), sendiri menjelaskan mengenai gaya hidup yaitu suatu kebiasaan hidup yang berkaitan dengan minat, pendapatan yang diperbuat yang dimana setiap kegiatannya dilakukan secara berbeda-beda oleh setiap individu. Hariono dan Pulyadi dalam Wati (2020: 20), menjelaskan bahwa gaya hidup yakni kebiasaan 73 seseorang menggunakan waktu dan uangnya sehingga dikelompokkan pada upaya untuk menggunakan waktu yang dimiliki dan merupakan hal yang dianggap penting. Gaya hidup suatu individu dalam masyarakat sangat beragam, seiring berkembangnya waktu gaya hidup anggota kelompok bergerak sangat dinamis dan mengikuti dengan perkembangan zaman, gaya hidup ini pada dasarnya menggambarkan perilaku seseorang didalam kelompok sosialnya dimana gaya hidup seseorang tergantung pada kondisi ekonomi dan keuangan yang dimilikinya (Asmarninda, 2021: 113). Gaya hidup secara luas diartikan sebagai cara hidup yang dilakukan oleh seseorang dalam menghabiskan waktu mereka mengerjakan pekerjaan yang mereka sukai dan juga aktivitas sehari-hari misalnya seperti hobi, belanja, aktivitas olahraga dan kegiatan sosial lainnya seperti makanan, pakaian, rekreasi dan juga berkumpul baik dengan keluarga, rekan kerja, kelompok social maupun rekan bisnis (Asmarninda, 2021: 113). Menurut Haryanto dalam Mardiyono (2018) konsumen sering kali memilih barang bukan karena nilai manfaatnya tetapi kepentingan gaya hidup (lifestyle), untuk menjaga pandangan yang diciptakan melalui iklan serta trand, tayangan sinetron, acara berita, serta berbagai media lain. Penelitian dari Hartanto (2016) menunjukkan bahwa lifestyle berdampak pada seberapa sering mahasiswi di Yogyakarta menggunakan jasa salon. 3. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi 74 Variabel lingkungan sosial mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan lingkungan sosial memiliki t hitung sebesar 9,423 dengan persamaan sig 0,000 < 0,1 dapat diartikan bahwa lingkungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi diterima. yang berarti lingkungan sosial meningkatkan lingkungan sosial terutama pada lingkungan teman sebaya yang mendukung adanya pola konsumsi (Aprinthasari and Widiyanto, 2020: 65) Menurut (Zakariya, 2018: 25) lingkungan sosial aspek ini memerhatikan lingkungan dari berbagai sisi sehingga ketika mengkonsumsi baik barang ataupun jasa juga mempertimbangkan lingkungan sekitar agar dapat harmonis dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini sesuai berdasarkan penelitian Aprinthasari dan Widiyanto, (2020: 65) yang menunjukkan lingkungan sosial juga berpengaruh positif sebayak 29,2%. Begitupula penelitian Budanti, (2017: 2), yang menunjukkan hasil yang positif terhadap perilaku konsumsi yang berarti lingkungan sosial memiliki pengaruh yang penting terhadap pola konsumsi. Berdasarkan teori konsumsi islami, prinsip sosial yakni kepedulian lingkungan sosial yang ada disekitarnya sehingga terbentuklah keharmonisan hidup bagi masyarakat luas, berdasarkan kaidah lingkungan, mengonsumsi hanya sesuai sumberdaya lingkungan agar tidak mencemarkan lingkungan, tidak meniru atau mengikuti perilaku konsumsi yang tidak menunjukkan sikap konsumsi Islami misalnya menjamu dengan tujuan untuk bersenang-senang atau mempertontonkan kemewahan serta menghambur hamburkan harta benda yang dimiliki (Pujiyono, 2006: 200). 75 Terdapat 3 jenis lingkungan sosial, antara lain lingkungan fisik adalah segala bentuk yang berada di sekitar seperti rumah, kendaraan dan masih banyak lagi. Lingkungan biologis adalah sesuatu yang hidup di sekitar misalnya manusia, hewan dan tumbuhan. Lingkungan sosial hubungan yang terhubung antara manusia dengan lingkungan serta berbagai mahluk hidup lain (Wati, 2021: 28). Lingkungan sosial terbagi berdasarkan dua aspek, yakni: lingkungan sosial skala besar serta lingkungan sosial skala kecil (Peter dan Olson, 2000: 6). Lingkungan skala besar merupakan hubungan yang dilakukan tanpa interaksi langsung oleh berbagai kumpulan-kumpulan anggota masyarakat yang begitu banyak. Lingkungan sosial skala kecil merupakan hubungan yang dilakukan dengan interaksi langsung ditengah kumpulan-kumpulan anggota masyarakat yang jumlahnya sedikit dibandingkan kelompok makro, misalnya suatu keluarga serta perkumpulan-perkumpulan referensi. Kelompok yang memiliki keterlibatan secara langsung dikenal dengan kelompok atau perkumpulan keanggotaan (Membership Group). Siapa saja setiap individu berhubungan secara terbuka dilakukan berulang-ulang misalnya kerabat, friend, dan orang yang berada dilingkungan sekitar (Budanti, Dkk, 2017: 5). Lingkungan sosial yakni interaksi yang terbangun diantara masyarakat terhadap lingkungan, ada banyak mahluk yang hidup di sebuah lingkungan seperti manusia, hewan dan lain sebagainya. lingkungan sosial sangat berperan penting terhadap pembentukan perilaku dan lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seseorang adalah lingkungan keluarga (Wati, 2021: 26). Perspektif Islam 76 mengenai lingkungan sosial adalah hubungan yang terbentuk antara lingkungan dan manusia yang tetap memperhatikan aturan agama yang berlaku. Temuan riset ini juga sesuai pada riset yang dilakukan (Mutiara, 2020: 70) menunjukkan jika variabel lingkungan sosial mencapai angka signifikan terhadap literasi keuangan yakni 0,000 dan nilai koefisien lingkungan sosial juga menunjukkan arah regresi positif terhadap perilaku keuangan senilai 30,3 persen. Maknanya lingkungan sosial memiliki hubungan positif serta penting terkait perilaku keuangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun Angkatan 2015. Secara parsial lingkungan sosial juga mempunyai nilai koefisien determinasi (𝑟 2 ) 0,292 atau 29,2% yang artinya adalah besar pengaruh lingkungan sosial adalah 29,2% dan selebihnya dipengaruhi terhadap aspek lain yang belum disertakan pada risetnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial berpengaruh secara parsial terkait perilaku keuangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun Angkatan 2015 (Mutiara, 2020: 70). Seseorang yang sehari-hari bergaul dengan lingkungan teman-teman dalam profesi sebagai sopir atau kenek mempunyai perilaku yang khusus terhadap perkumpulannya (Astari, 2019: 50) demikian pula, mereka yang tinggal di pesantren memiliki adat istiadat yang eksklusif untuk komunikasi mereka: ciri pembeda dari seorang individu ini kadang-kadang disebut sebagai kepribadian. Kepribadian seseorang adalah jumlah dari semua aktivitas mereka dan yakni hasil hubungan terhadap pekerjaan serta mental mereka, dan respons psikologis dan mental mereka, jika dipicu oleh lingkungan. Setiap individu memiliki kepribadian 77 unik yang membedakannya dengan yang lain, unsur-unsur yang melekat dan lingkungan yang terus-menerus berinteraksi satu sama lain mempengaruhi kepribadian seseorang. Manusia dianggap sebagai mahluk sosial sebagian karena keinginan kita agar berhubungan terhadap orang lain. Hidup dalam komunitas dengan individu lain diperlukan pada tingkat sosial. Mencari teman atau sahabat adalah sebuah dorongan yang dimiliki oleh semua manusia. Sifat atau minat yang sama menjadi dasar bersama bagi dorongan untuk menjalin pertemanan dengan orang lain (Astari, 2019: 51-53). Norma, nilai, dan kepercayaan yang mendukung sebagian besar pilihan konsumen dibentuk oleh masyarakat. Manusia pada dasarnya secara tidak sadar memperoleh pandangan dunia yang mengatur interaksinya dengan orang lain, dirinya, sendiri, dan kelompok tetangga, dan kosmos dari lingkungan dari lingkungan sosialnya (Astari, 2019: 54). 4. Pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi yang dimoderasi oleh religiusitas Variabel moderasi X1 berdasarkan hasil pengujian moderate regression analisis menunjukkan variabel moderasi mempunyai hubungan terkait MX1 dengan t hitung 0,919 dengan persamaan sig 0,360 > 0,1 dapat dimaknai bahwa literasi keuangan syariah berpengaruh positif serta tidak signifikan terhadap pola konsumsi setelah dimoderasi oleh religiusitas, sehingga hipotesis religiusitas menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsi ditolak. Dapat disimpulkan dengan adanya religiusitas tidak mampu memoderasi literasi 78 keuangan syariah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, baik pemahaman, kemampuan, dan pengaplikasian literasi keuangan syariah terhadap pola konsumsinya. Riset ini sesuai berdasarkan hasil penemuan penelitian Agus Yulianto bahwa religiusitas yang tidak mampu menguatkan literasi keuangan syariah terhadap keputusan berinvestasi. Sehingga literasi keuangan syariah mahasiswa tidak dapat dijadikan patokan dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan keuangan yang tepat. Edukasi mengenai literasi keuangan syariah agar tercegah dari permasalahan keuangan, kesalahan dalam pengelolaan keuangan dapat menyebabkan masalah keuangan, tanpa penanganan keuangan yang lebih baik, serta didukung dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan pendidikan keuangan yang baik sehingga diharapkan taraf kehidupan masyarakat akan mengalami peningkatan. Menurut Salwa (2019: 67), pandangan Islam mengenai konsumsi yaitu hal yang sangat penting adalah maslahat. Maslahat merupakan semua kondisi baik materi maupun non materi yang dapat menjadikan seseorang mahluk ciptaan yang paling dimuliakan sebab dalam maslahat terdapat dua kandungan yaitu manfaat serta keberkahan (Pujiyono, 2006: 197). Syariat Islam mengajarkan bahwa dalam mengonsumsi yakni konsumsi yang halal, dilarang berlebihan, bermewah-mewahan dan lain sebagainya setiap individu muslim harus menghindari segala bentuk yang diharamkan Allah serta tidak berlebihan (Salwa, 2019: 67). 79 Setiap muslim diharuskan mengonsumsi segala sesuatu yang baik-baik diantaranya halal berdasarkan sifat, zat dan cara memperolehnya yang merupakan bentuk ketaatan seseorang terhadap Allah Swt, sehingga mendapat keberkahan dari produk barang dan jasa yang dikonsumsi (Pujiyono,2006: 196). Pada teori konsumsi Islami seseorang harus memprioritaskan kebutuhan diantaranya kebutuhan pokok seperti agama, kehidupan, pendidikan, keturunan dan harta (Pujiyono, 2006: 198). Kebutuhan hajjiat seperti keperluan untuk berjaga-jaga dan kehati-hatian, kemudian kebutuhan tahsiniyat seperti penambah keindahan dan kesenangan hidup misalnya sedekah (Salwa, 2019: 68) 5. Pengaruh gaya hidup terhadap pola konsumsi yang dimoderasi oleh religiusitas Variabel Interaksi MX2 dengan t hitung 0,098 pada persamaan sig 0,119 > 0,1 kemudian mampu diartikan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pola konsumsi setelah dimoderasi oleh religiusitas, sehingga hipotesis religiusitas menguatkan pengaruh gaya hidup kepada pola konsumsi ditolak. Dapat disimpulkan religiusitas tidak mampu memoderasi gaya hidup terhadap pola konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar, disebabkan variabel religiusitas adalah variabel umum, serta adanya gaya hidup yang berbeda-beda sehingga religiusitas tidak mampu memoderasi gaya hidup terhadap pola konsumsinya, begitupun tingkat religiusitas mahasiswa yang tidak merata. 80 Agung and Husni, (2016: 194) menegaskan bahwa selain keyakinan, Allah SWT juga telah memberikan penjelasan tentang amanah (dapat dipercaya). Amanah menurut Allah SWT adalah segala sesuatu yang diberikan kepada pihak ketiga untuk disimpan dan dikembalikan pada saat yang tepat atau pemilik meminta barang yang dititipkan. Al-Qur’an sangat menekankan konsep amanah, yang merupakan antitesis dari makar. Amanah adalah semangat yang mendorong yang menumbuhkan kepercayaan transenden. Ajaran tentang kepercayaan mencakup tuntutan untuk bertindak, perasaan percaya pada orang lain, yang tentu saja memiliki atribut yang mungkin mengikatnya, seperti aktivitas konsisten, kompeten, jujur dan adil, menghasilkan pengembangan kepercayaan (Agung and Husni, 2016: 194). Anang ma’ruf (2021) menjabarkan bahwa religiusitas tidak memoderasi gaya hidup terhadap pola konsumsi sebab nilai signifikan 0,039 lebih besar dari 0,05 kemudian ditarik kesimpulan dengan variabel religiusitas tidak memoderasi gaya hidup terhadap pola konsumsi. Lain halnya pada hasil penelitian Latim Miatun yang menemukan bahwa religiusitas memoderasi terhadap gaya hidup. mengenai gaya hidup yaitu suatu kebiasaan hidup yang berkaitan dengan minat, pendapatan yang diperbuat yang dimana setiap kegiatannya dilakukan secara berbeda-beda oleh setiap individu. Hariono dan Pulyadi dalam Wati (2020: 20), menjelaskan bahwa gaya hidup yakni kebiasaan seseorang menggunakan waktu dan uangnya sehingga dikelompokkan pada upaya untuk menggunakan waktu yang dimiliki dan merupakan hal yang dianggap penting. 81 Menurut Rahmat, Asyari dan Puteri (2020), semua aspek kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk konsumerisme diatur dalam Islam. setiap muslim harus memahami dan mengikuti aturan islam sebagai panduan saat terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan konsumsi untuk menjaga pentingnya religiusitas. Setiap manusia wajib menjalankan dan menjunjung tinggi kewajiban agama tertentu, dan kewajiban tersebut berdampak signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan yang lebih besar dari manusia, tidak ada kesamaan dengan manusia adalah dari mana mata rantai itu berasal. Emosi keagamaan dimasukkan ke dalam sistem kepercayaan agama, namun sistem kepercayaan juga dapat memicu perasaan religius. Ketika individu yang berbeda non muslim mencium hajar aswad, kerena tidak mengalami perasaan yang sama seperti yang dialami muslim. Akibatnya, sebuah keyakinan akan melahirkan perasaan spiritual dalam diri setiap orang (Astari, 2019: 55-56). 6. Pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi dengan dimoderasi oleh religiusitas Variabel interaksi MX3 dengan t hitung -0,109 dengan persamaan sig 0,061 < 0,1 dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pola konsumsi setelah di moderasi oleh religiusitas. Sehingga hipotesis religiusitas melemahkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi ditolak. Penelitian ini hasilnya sesuai dengan penelitian (Alam, Mohd, dan Hisyam: 2011), begitu pula dengan (Nurasyah: 2015) yang menemukan pengaruh 82 religiusitas secara negatif dan signifikan. Lingkungan sosial mahasiswa lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap lingkungan serta perkumpulannya akan cenderung mengambil keputusan berdasarkan pada prinsip Islam, setiap yang mempunyai religiusitas yang banyak begitu juga sebaliknya, Allah Swt juga sudah memaparkan kepercayaan yang terdapat pada Islam yang dikenal dengan amanah (dapat dipercaya). Allah Swt menerangkan amanah merupakan sebuah yang diserahkan terhadap pihak lain agar dipelihara serta dikembalikan ketika tiba masa waktunya atau ingin diambil oleh pemiliknya (Agung and Husni, 2016: 194). lingkungan sosial sangat berperan penting terhadap pembentukan perilaku dan lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seseorang adalah lingkungan keluarga (Wati, 2021: 26). Perspektif Islam mengenai lingkungan sosial adalah hubungan yang terbentuk antara lingkungan dan manusia yang tetap memperhatikan aturan agama yang berlaku, untuk menghindari kerusakan lingkungan serta manusia (Wati, 2021: 26). Lapasiang et al, (2017: 3069) mengartikan kepercayaan konsumen yaitu segala pengetahuan yang konsumen miliki, serta seluruh kesimpulan oleh konsumen mengenai objek, atribut serta manfaatnya. Objek ini berupa produk, orang, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Ketika konsumen menggunakan produk mereka akan menilai kemanfaatan produk yang mereka gunakan, apabila konsumen dapat merasakan manfaat itu pada diri mereka maka kepercayaan akan tumbuh (Hakim, 2017: 2). Kepercayaan yaitu isu penting yang terdapat di Indonesia, dengan kepercayaan dapat membentuk sikap serta perilaku positif antara individu dan 83 kelompok, amanah atau dapat dipercaya adalah penopang dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan amanah dapat mempererat hubungan sosial untuk membangun solidaritas (Agung dan Husni, 2016: 194). Agama benar-benar diperlukan bagi manusia sekarang, pada hakekatnya, manusia memiliki keinginan, baik yang bersifat spiritual maupun psikis. Berikut beberapa syaratnya: jika seorang beriman kepada tuhan pencipta alam semesta, maka ia akan membutuhkan akan rasa kasih sayang (Astari, 2019: 58). Semua orang perlu merasa aman, dan kehidupan rasa aman itu akan berdampak buruk pada mereka, yang mengarah pada ke tidak percayaan dan bahkan prasangka terhadap orang lain. Ketika bencana melanda, seorang yang kurang iman mungkin menjadi jengkel, menjadi gila, dan melakukan praktik gaib bahkan sampai bunuh diri. Jika seseorang memiliki iman, Allah SWT akan membuat mereka merasa aman dan terlindungi. Sekalipun dalam kehidupan ia tidak mendapat pujian dari orang lain, keinginan akan harga diri mungkin akan dipenuhi oleh seseorang yang percaya kepada tuhan. Ketika seseorang kehilangan rasa harga diri, mereka menjadi gelisah dan sedih secara fisik dan mental. Sebaliknya, seorang tidak akan merasa kehilangan, bahkan jika sumber kebebasannya adalah kehadiran Tuhan yang konstan di dalam hatinya. Kebutuhan akan pencapaian; bagi seorang mukmin, jika cita-cita atau ushanya gagal, ia tidak akan merasa tertekan karena ia tahu bahwa Tuhan mempunyai rencana yang paling indah untuknya. (Astari, 2019: 58-59). 84 Tabel 4. 17 Hasil Hipotesis Hipotesis Hasil H1 literasi keuangan syariah berpengaruh negatif terhadap pola konsumsi Ditolak H2: Gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Ditolak H3: Lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Diterima H4: Religiusitas menguatkan pengaruh literasi keuangan syariah dalam menurunkan pola konsumsi Ditolak H5: Religiusitas menguatkan pengaruh gaya hidup terhadap pola konsumsi Ditolak H6: Religiusitas menguatkan pengaruh lingkungan sosial terhadap pola konsumsi Ditolak 86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini mampu disimpulkan apabila: 1. Literasi keuangan syariah mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan adanya t hitung sebesar 4,312 dengan persamaan sig 0,000 < 0,01 dapat dimaknai jika literasi keuangan syariah berpengaruh positif serta signifikan terhadap pola konsumsi. 2. Gaya hidup mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan Gaya hidup memiliki t hitung sebesar 0,256 dengan persamaan sig 0,799 > 0,1 dapat diartikan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis gaya hidup berpengaruh positif terhadap pola konsumsi ditolak, Hal ini berarti semakin tinggi tingkat bermewah-mewahan gaya hidup seseorang akan meningkatkan perilaku pembelian konsumtif akan tetapi tidak penting. 3. Lingkungan sosial mempengaruhi pola konsumsi ditandai dengan lingkungan sosial memiliki t hitung sebesar 9,423 dengan persamaan sig 0,000 < 0,1 dapat diartikan bahwa lingkungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola konsumsi, sehingga hipotesis lingkungan sosial berpengaruh positif terhadap pola konsumsi diterima. yang berarti lingkungan sosial meningkatkan lingkungan sosial terutama pada lingkungan teman sebaya yang mendukung adanya pola konsumsi. 4. Moderasi X1 menunjukkan variabel moderasi mempunyai interaksi terhadap MX1 dengan t hitung 0,919 dengan persamaan sig 0,360 > 0,1 dapat dimaknai bahwa literasi keuangan syariah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pola konsumsi setelah dimoderasi oleh religiusitas87 5. Interaksi MX2 dengan t hitung 0,098 pada persamaan sig 0,119 > 0,1 sehingga dapat diartikan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pola konsumsi setelah dimoderasi oleh religiusitas. 6. interaksi MX3 dengan t hitung -0,109 dengan persamaan sig 0,061 < 0,1 dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pola konsumsi setelah di moderasi oleh religiusitas. B. Kekurangan Penelitian Dalam suatu penelitian tidak dapat dipungkiri memiliki suatu kekurangan dan kekurangan pada penelitian ini penyebaran kuesioner yang dilakukan secara online sehingga responden tidak dipantau secara langsung dalam pengisiannya, yang dapat berakibat para responden mengisi kuesioner secara netral serta pengisian yang tidak sesuai yang terjadi di lapangan. C. Saran Penelitian 1. Bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar lebih memperdalam literasi keuangan dalam mengelola keuangan agar dapat menggunakan sumber daya keuangan sebagaimana mestinya. 2. Bagi penelitian selanjutnya mampu mengembangkan variabel independen agar menyempurnakan pengaruh variabel independen terhadap dependen, begitupula pada teori yang digunakan. 3. Penelitian selanjutnya agar menambah jumlah sampel, karena semakin banyak jumlah sampel akan membuat penelitian menjadi akurat. 4. Penelitian atau riset ini mampu digunakan sebagai tolak ukur bagi peneliti selanjutnya dalam hal referensi penelitian serupa dengan penelitian tersebut. 88 DAFTAR PUSTAKA Adi, F., Sumarwan, U. dan, & Fahmi, I. (2019). Literasi Keuangan Syariah dan Konvensional terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa. Jurnal Al-Muzara`ah, 5(1), 20. Afifah, A. L. B. A. H. L. dan L. T. J. (2021). Analisis Tingkat Literasi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan UMKM Pada UMKM di Kota Mataram. 1(4), 1–12. Agung, I. M., & Husni, D. (2016). Pengukuran Konsep Amanah dalam Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. 43(1990), 194–206. Amanita, N. Y. (2017). Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi. Nominal :Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, VI, 15. Anas, I. fachreza. (2008). Analisis Komperatif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dan Monzer Kafh Dalam Konsep Konsumsi Islam. Skripsi, Irham Fach. Apriliana, R. marisa. (2020). the Roles of Financial Literacy in Interest To Use Go-Pay. Aprinthasari, M. N., & Widiyanto. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa Fakultas EKonomi. Business and Accounting Education Journal, 1(1), 65–72. Asyhad, M., & Handono, W. A. (2017). Urgensi Literasi Keuangan Syariah. MIYAH: Jurnal Studi Islam, 13(01), 126–143. Azizah, N. S. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup Pada Perilaku Keuangan Pada Generasi Milenial. Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi), 01(02), 92–101. Bahrudin, M. dan, & Zuhro, S. (2016). Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan. Budanti, H. S. M. I. dan M. S. (2017). Pengaruh Lingkungan Sosial dan Gaya Hidup Terhadap Prilaku Konsumsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkononiFKIPUNS.Chairani. (2019). Pengaruh literasi keuangan dan gaya hidup terhadap perilaku keuangan mahasiswa universitas muhammadiyah sumatera utara skripsi. Skripsi 89 Darussalam, Andi Zulfikar, Azizah Nur Adilah, B. dan M. D. (2019). Konsep Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahtraan dalam Islam. Jurnal Iqtishoduna. Defiansih, D. D. dan K. (2021). Pengaruh religiusitas, pendidikan keluarga, dan sosialisasi keuangan terhadap literasi keuangan syariah dengan kecerdasan intelektual sebagai variabel moderasi. 18(1), 34–51. Eliza, A. (2019). Literasi Keuangan Islam dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung). Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture, 16(1), 17–28. Faatihah, A. A. (2021). Pengaruh Literasi Ekonomi, Status Ekonomi Orang Tua, Gaya Hidup Dan Religiusitas terhadap Pola Konsumsi Islami di Pondok Pesantren Darul Qur’an Kepulauan Riau. Nomicpedia: Journal of Economics and Business Innovation , 1(2), 111–128. https://journal.inspirasi.or.id/index.php/nomicpedia Flinsia Wurangian, Daisy Engka, J. S. (2015). Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol 15(No 2), 74–87. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/7658 Furqani, H. (2017). Consumption and morality: Principles and behavioral framework in Islamic economics. Journal of King Abdulaziz University, Islamic Economics, 30 (Specialissue), 89–102. https://doi.org/10.4197/Islec.30-SI.6 Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. In Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. (p. 44). Badan Penerbit Universitas Ponegoro. Hakim, R. H. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Konsumen Serta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian ( Studi kasus pada Go-Ride di Kota Bandung ). 6, 1–10. Hariani, L. S. (2015). Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015 LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015 1. Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015, 3(1). Haryono, A. (2013). Pengaruh Persepsi Proses Pembelajaran, Penilaian Dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Literasi Ekonomi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang, 20(1), 9–17. 90 Isnurhadi, (2013). Kajian Tingkat Literasi Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah (Studi Kasus: Masyarakat Kota Palembang).” Palembang: Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Kanserina, (2015). Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi UNDIKSHA 2015. 5(1). Kementrian Agama RI. (2006). Al-Qur’an dan Terjemahnya. CV. Pustaka Agung Harapan. Khamid, A. N. dan S. R. H. (n.d.). Religiusitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Literasi Keuangan Syariah dan Pendapatan Terhadap Penggunaan Produk Perbankan Syariah. 2019, 4, 1–22. Kurniawan, C. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ekonomi pada mahasiswa. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 13(4),107118.https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/view/2709 Kurniawan, D. (2008). Uji t 2-sampel independen. Jurnal Statistik, 0–4. http://ineddeni.wordpress.com Laela Nur Insani. (2017). Perilaku Konsumtif Mahasiswa Di Kampus Universitas IslamNegeri Alaudin Samata Gowa (p. 41). Lapasiang, D., Moniharapon, S., Loindong, S., & Ratulangi, U. S. (2017). Pengaruh kepercayaan dan komitmen terhadap loyalitas nasabah pada pt. pegadaian (persero) cabang karombasan manado. 5(3). Lestari, N. M. (2019). Pengaruh Tingkat Literasi Mahasiswa Perbankan Syahriah Terhadap Inklusi Keuangan Produk Perbankan Syahriah Dalam Transaksi E_Commerce | Jurnal Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Islam Fakultas Agama Islam UHAMKA, 10(2), 208–226. Lusardi, A., & Mitchell, O. S. (2007). Baby Boomer retirement security: The roles of planning, financial literacy, and housing wealth. Journal of Monetary Economics, 54(1), 205–224.https://doi.org/10.1016/j.jmoneco.2006.12.001 Marsudin, (2019). pengaruh literasi keuangan terhadap pola konsumtif mahasiswa perbankan syariah angkatan 2016. April, 33–35. Maulani, S. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Keuangan (Studi pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Aktif Semester Genap Tahun. Skripsi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. 91 Melisa, (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah dan Pendapatan Terhadap Penggunaan Produk Perbankan Syariah Dengan Religiuitas Sebagai Variabel Pemodarasi. Skripsi. Muflih, M. (2006). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Raja Grafindo. Mulyani, S. (2015). Pola Konsumsi Non Makanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi, 151, 10–17. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886 Nasehudin, Toto Syatori, dan N. G. (2012). Metode penelitian kuantitatif. Nasution, A. W. (2019). Analisis Faktor Kesadaran Literasi Keuangan. Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah, 7(1), 40–63. Naufal, R. (2020). pengaruh literasi keuangan syariah terhadap prilaku keuangan mahasiswa di perguruan tinggi islam (studi pada mahasiswa uin ar-raniriy banda aceh).AkrabJuara,5(1),43–54. http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919 Nurfitria, A. (2020). Produk Fashion Pada Mahasiswa Jurusan Skripsi Pengaruh Literasi Ekenomi dan Gaya Hidup Produk Fashion Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Undang - Undang OJK. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, 53(9), 1689–1699. Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Laporan Capaian Kinerja OJK 2012 - 2017. Report. Pujiyono, A. (2006). Teori Konsumsi Islami. 3(2), 196–207. Pujoharso, C. (2013). Aplikasi Teori Konsumsi Keynes Terhadap Indonesia. Pulungan, D. R., & Febriaty, H. (2018). Pengaruh Gaya Hidup dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Jurnal Riset Sains Manajemen, 2(3), 1–8. https://doi.org/10.5281/zenodo.1410873 Putriani, Y. H., & Shofawati, A. (2015). Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Ditinjau Dari TIngkat Religiusitas. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 2(7), 570. https://doi.org/10.20473/vol2iss20157pp570-582 Resti, N., & Aimon, H. (2019). The Equilibrium Analysis of Domestic Consumption and Import (A Case Study in Indonesia). 124, 257–262. 92 Ruslan, R. (2006). Metode Penelitian Public Relation And Communication. PT. Raja Grafindo. Saidy, N. E. dan M. N. K. (2022). Pengaruh Religiusitas dan Uang Saku Terhadap Pola Konsumsi Rasional. 2(April), 1–15. Salwa, D. K. (2019). Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Islam dan Implementasinya. Labatila Ilmu Ekonomi Islam, 39(1), 61–80. Santoso, P. B. dan A. (2007). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS,. Sari, P. P. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap E-Commerce. Septiana, A. (2012). Fenomena Perilaku Konsumsi Mahasiswa Dilihat Dari Literasi Keuangannya. Universitas Trunojoyo, 1, 1–10. https://journal.trunojoyo.ac.id/dinar/article/view/2723/2176 Sina, P. G. (2012). Analisis Literasi Ekonomi. Jurnal Economia, 8(2), 135–143. https://doi.org/10.21831/economia.v8i2.1223 Solihat, N. A., & Arnasik, S. (2018). Pengaruh Literasi Ekonomi dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi. Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 2(1), 141–152. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen (pp. 35–36). Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuailitatif dan R&D. In Analisis Beban Kerja dengan Metode Workload Analysis sebagai pertimbangan pemeberian insentif pekerja. Alfabeta. Syafitri, R. (2020). Pengaruh kepercayaan dan minat beli masyarakat secara online. 6(1). Teguh, M. (2001). Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo. Ullin, R. F. (2020). Pengaruh Promosi, Brand Image dan Pemahaman Masyarakat Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah di Bank Syariah Dengan Religiustisitas Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Umar, Marzuki, K. (2016). Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Analisis Kesejahteraan Mustahiq Dan Non Mustahiq Perspektif Maqaashidus Syariah, v(Syariah Economic, Zakat), 1–7. Wati, M. F. (2021). Pengaruh Pengetahuan, Religiusitas dan Lingkungan Sosial Terhadap Minat Menabung di Bank Syariah. Skripsi. 93 Wati, N. M. I. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan dan Gaya Hidup Terhadap Prilaku Konsuntif Pegawai (Studi Kasus PT Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Medan). Skripsi. Widjajanta, A. H. dan B. (2016). Minat Membeli Secara Online Pada Pengunjung Website. 1(1). Widyastuti, I. T. L. dan. (2019). Pengaruh kepercayaan dan kemudahan terhadap keputusan belanja online (studi pada pengguna tokopedia). 7. Yulianto, A. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Keputusan Penggunaan Produk Atau Layanan Lembaga Keuangan Syariah. Advanced Optical Materials, 10 (1), 1–9. https://doi.org/10.1103/PhysRevB.101.089902 Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100 Zakariya, A. R. (2018). Analisis Pengaruh Religiusutas Terhadap Kesejahtraan Dalam Konsep Islam Falah Dengan Pola Konsumsi Rumah Tangga Sebagai Variabel Mediasi. Skripsi. 94 LAMPIRAN Surat Izin Penelitian 95 96 97 KUESIONER PENELITIAN Dalam rangka penyelesaian tugas akhir kuliah, untuk itu saya: Nama : AMRUL HIDAYAT NIM : 90100118065 FAK/JUR : FEBI/EKONOMI ISLAM PT : UIN Alauddin Makassar Bermaksud melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Gaya Hidup, dan Lingkungan Sosial Terhadap Pola Konsumsi Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi”(Studi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar). Maka dari itu saya meminta ketersediaan waktu saudara/i untuk meluangkan waktu mengerjakan kuesioner ini sehingga dapat membantu penelitian saya. a. Petunjuk pengisian Berilah tanda ( √ ) diantara salah satu pernyataan yang saudara/i pilih. 1) Sangat Tidak Setuju (STS) 2) Tidak Setuju (TS) 3) Netral (N) 4) Setuju (S) 5) Sangat Setuju (SS) b. Profil Responden Nama : NIM : Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki ( ) Perempuan Usia : ( ) 17-20 ( ) 21-25 ( ) 26-30 Prodi : ( ) Ekonomi Islam ( ) Ilmu Ekonomi ( ) Akuntansi ( ) Perbankan Syariah ( ) Manajemen Angkatan : ( ) 2018 ( ) 2019 ( ) 2020 98 KUESIONER 1. LITERASI KEUANGAN SYARIAH (X1) No Pernyataan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) 1 Membelanjakan uang saat diperlukan 2 Mengetahui lembaga keuangan syariah 3 Lebih percaya menabung di bank syariah 4 Menyisihkan pendapatan untuk menabung pada lembaga keuangan syariah 5 Ketika ingin berasuransi lebih memilih produk asuransi syariah 6 Investasi syariah lebih aman dan terpercaya 7 Bank syariah adalah bank terpercaya 2. GAYA HIDUP (X2) No Pernyataan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) 1 Kegiatan gaya hidup harus berguna di masa depan 2 Memilih serta memilah barang ketika ingin membeli 3 Gaya hidup harus seimbang dengan keuangan yang kita punya 4 Membeli barang terkenal agar terlihat keren 5 Pola konsumsi sangat dipengaruhi gaya hidup saya 6 Membeli pakaian trand agar terlihat menarik 99 7 Rasa percayadiri meningkat ketika memakai produk terkenal 3. LINGKUNGAN SOSIAL (X3) No Pernyataan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) 1 Keluarga mengajarkan untuk membeli secara hemat 2 Berbelanja bukan hanya ikut-ikutan 3 Tertarik membeli barang karena pernah melihat teman memakainya 4 Lebih suka menghabiskan waktu bersama teman 5 Sering meminta pendapat teman ketika ingin berbelanja 6 Meminta pendapat keluarga ketika ingin membeli barang 4. RELIGIUSITAS (M) No Pernyataan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) 1 Harta adalah titipan Allah Swt. 2 Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw adalah utusannya 3 Selalu bersyukur atas nikmat yang telah saya dapatkan 4 Al-Qur’an dan Hadist adalah pedoman agama Islam 5 Merasa tenang setelah melaksanakan ibadah 6 Ada rasa tentram ketika saya membaca alqur’an 7 Jika saya membutuhkan sesuatu saya 100 senantiasa berdoa kepada Allah 8 Mengamalkan perintah dan larangan yang terdapat dalam al-Qur’an telah saya amalkan. 5. POLA KONSUMSI (Y) No Pernyataan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) 1 Tidak boros dalam berbelanja. 2 Mengkonsumsi yang dapat bermanfaat untuk pribadi 3 Membeli makanan untuk konsumsi sehari-hari. 4 Melakukan konsumsi dengan hemat 5 Membeli buku-buku penunjang sarana pembelajaran 6 Membayar kebutuhan kuliah seperti SPP, potokopy,print, dan lain-lain. 7 Melakukan konsumsi karena kebutuhan bukan hawa nafsu 8 Melakukan konsumsi dengan memperhatikan kebersihan TERIMA KASIH 101 Kuisioner Google Form 101 Data Kuesioner Nama LKS1 LKS2 LKS3 LKS4 LKS5 LKS6 LKS7 GH1 GH2 GH3 GH4 GH5 GH6 GH7 LS1 LS2 LS3 LS4 LS5 LS6 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 Muhammad Nur 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 Muhammad ilham 4 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 Nurul inay 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 Nadhirah K 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Muthmainna 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 Rizka Amal 4 3 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 Wardah 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 Nur Fadill 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 Hardiwansy 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 Gurfatil A 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 Hendra 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 Andikari 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 Nurlaela 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 3 Anita Sari 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 4 102 Indriani s 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 Adindah Di 3 5 4 4 3 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 Riswandi 3 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 Nela Novya 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 Rahmadani 5 5 4 3 3 3 5 5 4 4 4 3 5 3 5 3 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 4 3 Ade Rachmi 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 Dewi 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 Fitrah Rah 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 Irwandi 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 Muchamad H 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Sri wahyun 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 Athifah Id 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Ainiyah Sa 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 Hufra Nufi 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 Adlin Mukt 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 Nurjannah 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 Sri Indah 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 103 Ahmad Mahd 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 Samsul Hen 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 Nur Evi 3 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 Gebbi Baha 5 4 3 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 Rahmat Hid 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 Jarianti A 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 Muhammad D 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 Annisa abd 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 Magfira An 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 NUR MALA 5 3 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 4 Nur indah 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 Heriyani 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 Ainul Khaerani 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 Nurul Wahi 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 Mega Lesta 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 Mirna Rafk 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 Husnul 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 104 Kha Fitria Ram 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 Zulfatul M 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 Muhammad z 5 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 Mursalim 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 Rizky Wahy 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 Ade Irawan 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 Habil Suki 4 3 4 4 4 5 4 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 Nur Fahira 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 Muh chaeru 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 Vira Yunia 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Karmila 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 Talhis Ali 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 Muh.Andhik 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Muhammad Z 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 Putra Agun 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 4 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 Nia wahyun 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 105 Nur Afifah 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 Nurhaerani 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 Riska Nur 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 Nursi cahy 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 Nur Aini S 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Nurul Mutm 3 5 5 4 5 5 3 4 5 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 Muh Adhiya 5 4 3 5 4 5 5 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 A. Besse B 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 Hasdillah 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Tamrin 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 DEVI ADHAN 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 Syarifuddi 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 Zulfa Aman 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 RAHMADANI 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 Hasniar 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 Devita Ayu 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 Rosdi 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 106 KHAERUN NA 3 3 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 Muhammad F 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 Serliani 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Agus salim 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 Allung Pra 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 Nur Ainun 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 Muhajir 3 3 5 5 5 3 3 3 4 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 Nursafika 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 Hasnidar B 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 Anna Nurti 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 nasdi nasr 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 Nur Haryad 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 Muh Fikri 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 Muh ryan a 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 107 Hasil Uji Istrumen A. Validitas 1. Literasi keuangan syariah Correlations LKS1 LKS2 LKS3 LKS5 LKS4 LKS6 LKS7 literasi_keuangan_syariah LKS1 Pearson Correlation 1 ,230* ,046 ,321** -,010 ,266** ,707** ,675** Sig. (2-tailed) ,025 ,657 ,001 ,927 ,009 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS2 Pearson Correlation ,230* 1 ,442** ,171 -,146 ,041 ,353** ,535** Sig. (2-tailed) ,025 ,000 ,098 ,158 ,696 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS3 Pearson Correlation ,046 ,442** 1 ,375** -,009 ,209* ,090 ,544** Sig. (2-tailed) ,657 ,000 ,000 ,933 ,043 ,386 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS5 Pearson Correlation ,321** ,171 ,375** 1 ,036 ,425** ,184 ,641** Sig. (2-tailed) ,001 ,098 ,000 ,732 ,000 ,075 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS4 Pearson Correlation -,010 -,146 -,009 ,036 1 ,065 -,056 ,234* Sig. (2-tailed) ,927 ,158 ,933 ,732 ,534 ,591 ,022 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS6 Pearson Correlation ,266** ,041 ,209* ,425** ,065 1 ,239* ,580** 108 2. Gaya hidup Correlations GH1 GH2 GH3 GH4 GH5 GH6 GH7 gaya_hidup GH1 Pearson Correlation 1 ,067 ,039 -,087 -,001 ,244* ,040 ,456** Sig. (2-tailed) ,522 ,707 ,399 ,995 ,017 ,701 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH2 Pearson Correlation ,067 1 ,105 ,021 ,151 ,071 -,040 ,445** Sig. (2-tailed) ,522 ,310 ,839 ,145 ,497 ,701 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH3 Pearson Correlation ,039 ,105 1 -,139 -,129 ,041 ,086 ,335** Sig. (2-tailed) ,707 ,310 ,179 ,213 ,690 ,408 ,001 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH4 Pearson Correlation -,087 ,021 -,139 1 ,053 ,000 -,005 ,279** Sig. (2-tailed) ,009 ,696 ,043 ,000 ,534 ,020 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 LKS7 Pearson Correlation ,707** ,353** ,090 ,184 -,056 ,239* 1 ,657** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,386 ,075 ,591 ,020 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 literasi_keuangan_syariah Pearson Correlation ,675** ,535** ,544** ,641** ,234* ,580** ,657** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,022 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 109 Sig. (2-tailed) ,399 ,839 ,179 ,612 ,997 ,960 ,006 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH5 Pearson Correlation -,001 ,151 -,129 ,053 1 ,277** ,118 ,497** Sig. (2-tailed) ,995 ,145 ,213 ,612 ,007 ,253 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH6 Pearson Correlation ,244* ,071 ,041 ,000 ,277** 1 -,121 ,504** Sig. (2-tailed) ,017 ,497 ,690 ,997 ,007 ,245 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 GH7 Pearson Correlation ,040 -,040 ,086 -,005 ,118 -,121 1 ,408** Sig. (2-tailed) ,701 ,701 ,408 ,960 ,253 ,245 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 gaya_hidup Pearson Correlation ,456** ,445** ,335** ,279** ,497** ,504** ,408** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,006 ,000 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 3. Lingkungan sosial Correlations LS1 LS2 LS3 LS4 LS5 LS6 lingkungan_sosial LS1 Pearson Correlation 1 ,208* ,160 -,072 ,193 ,102 ,413** Sig. (2-tailed) ,043 ,121 ,489 ,061 ,326 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 LS2 Pearson Correlation ,208* 1 ,274** ,149 ,261* ,310** ,636** Sig. (2-tailed) ,043 ,007 ,151 ,010 ,002 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 LS3 Pearson Correlation ,160 ,274** 1 ,113 ,556** ,453** ,721** Sig. (2-tailed) ,121 ,007 ,274 ,000 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 LS4 Pearson Correlation -,072 ,149 ,113 1 ,007 ,028 ,344** Sig. (2-tailed) ,489 ,151 ,274 ,949 ,785 ,001 N 95 95 95 95 95 95 95 110 LS5 Pearson Correlation ,193 ,261* ,556** ,007 1 ,655** ,742** Sig. (2-tailed) ,061 ,010 ,000 ,949 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 LS6 Pearson Correlation ,102 ,310** ,453** ,028 ,655** 1 ,719** Sig. (2-tailed) ,326 ,002 ,000 ,785 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 lingkungan_sosial Pearson Correlation ,413** ,636** ,721** ,344** ,742** ,719** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 4. Religiusitas Correlations R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Religiusitas R1 Pearson Correlation 1 ,187 ,188 -,147 ,110 ,034 ,185 ,131 ,518** Sig. (2-tailed) ,070 ,069 ,156 ,289 ,740 ,072 ,207 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R2 Pearson Correlation ,187 1 ,424** -,004 ,435** ,207* ,009 ,104 ,605** Sig. (2-tailed) ,070 ,000 ,967 ,000 ,044 ,934 ,318 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R3 Pearson Correlation ,188 ,424** 1 ,119 ,644** ,413** ,032 -,140 ,679** Sig. (2-tailed) ,069 ,000 ,249 ,000 ,000 ,759 ,177 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R4 Pearson Correlation -,147 -,004 ,119 1 ,008 ,111 ,073 -,343** ,185 Sig. (2-tailed) ,156 ,967 ,249 ,942 ,282 ,482 ,001 ,073 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R5 Pearson Correlation ,110 ,435** ,644** ,008 1 ,473** ,052 -,072 ,664** Sig. (2-tailed) ,289 ,000 ,000 ,942 ,000 ,615 ,491 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R6 Pearson Correlation ,034 ,207* ,413** ,111 ,473** 1 ,158 -,007 ,591** Sig. (2-tailed) ,740 ,044 ,000 ,282 ,000 ,127 ,949 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R7 Pearson Correlation ,185 ,009 ,032 ,073 ,052 ,158 1 ,075 ,407** Sig. (2-tailed) ,072 ,934 ,759 ,482 ,615 ,127 ,472 ,000 111 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 R8 Pearson Correlation ,131 ,104 -,140 -,343** -,072 -,007 ,075 1 ,197 Sig. (2-tailed) ,207 ,318 ,177 ,001 ,491 ,949 ,472 ,055 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 Religiusitas Pearson Correlation ,518** ,605** ,679** ,185 ,664** ,591** ,407** ,197 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,073 ,000 ,000 ,000 ,055 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 5. Pola konsumsi Correlations PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 Pola_konsumsi PK1 Pearson Correlation 1 ,187 ,188 -,147 ,667** ,178 ,087 -,210* ,491** Sig. (2-tailed) ,070 ,069 ,156 ,000 ,085 ,400 ,041 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK2 Pearson Correlation ,187 1 ,424** -,004 ,225* ,543** ,490** ,019 ,658** Sig. (2-tailed) ,070 ,000 ,967 ,028 ,000 ,000 ,852 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK3 Pearson Correlation ,188 ,424** 1 ,119 ,219* ,238* ,762** -,057 ,649** Sig. (2-tailed) ,069 ,000 ,249 ,033 ,020 ,000 ,582 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK4 Pearson Correlation -,147 -,004 ,119 1 ,028 ,060 ,175 ,515** ,365** Sig. (2-tailed) ,156 ,967 ,249 ,787 ,563 ,089 ,000 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK5 Pearson Correlation ,667** ,225* ,219* ,028 1 ,208* ,160 -,072 ,568** Sig. (2-tailed) ,000 ,028 ,033 ,787 ,043 ,121 ,489 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK6 Pearson Correlation ,178 ,543** ,238* ,060 ,208* 1 ,274** ,149 ,625** Sig. (2-tailed) ,085 ,000 ,020 ,563 ,043 ,007 ,151 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK7 Pearson Correlation ,087 ,490** ,762** ,175 ,160 ,274** 1 ,113 ,690** Sig. (2-tailed) ,400 ,000 ,000 ,089 ,121 ,007 ,274 ,000 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 PK8 Pearson Correlation -,210* ,019 -,057 ,515** -,072 ,149 ,113 1 ,314** Sig. (2-tailed) ,041 ,852 ,582 ,000 ,489 ,151 ,274 ,002 112 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 Pola_konsumsi Pearson Correlation ,491** ,658** ,649** ,365** ,568** ,625** ,690** ,314** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 N 95 95 95 95 95 95 95 95 95 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). B. Reability 1. Literasi keuangan syariah Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,619 7 2. Gaya hidup Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,211 7 3. Lingkungan sosial Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,644 6 4. Religiusitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,521 8 5. Pola konsumsi 113 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,654 8 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji normalitas 2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics 114 B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) 5,313 2,144 2,478 ,015 literasi_keuangan_syariah ,291 ,067 ,294 4,312 ,000 ,742 ,412 ,209 ,506 1,977 gaya_hidup ,022 ,085 ,015 ,256 ,799 ,533 ,027 ,012 ,646 1,549 lingkungan_sosial ,782 ,083 ,651 9,423 ,000 ,858 ,703 ,457 ,494 2,026 a. Dependent Variable: Pola_konsumsi 3. Uji auto korelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,886a ,786 ,778 1,15665 2,452 a. Predictors: (Constant), lingkungan_sosial, gaya_hidup, literasi_keuangan_syariah b. Dependent Variable: Pola_konsumsi 4. Uji Heteroskedasitas 115 Hasil Uji Regresi Berganda 1. Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,886a ,786 ,778 1,15665 a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Sosial, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah 2. Uji Simultan (Uji f) Persamaan 1 ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square f Sig. 1 Regression 445,983 3 148,661 111,120 ,000b Residual 121,744 91 1,338 Total 567,726 94 116 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi b. Predictors: (Constant), Lingkungan_Sosial, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah 3. Uji Persial (Uji t) Persamaan 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,313 2,144 2,478 ,015 Literasi_Keuangan_Syariah ,291 ,067 ,294 4,312 ,000 Gaya_Hidup ,022 ,085 ,015 ,256 ,799 Lingkungan_Sosial ,782 ,083 ,651 9,423 ,000 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi Hasil Uji Moderated Regresion Analisis 1. Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,912a ,831 ,818 1,04891 a. Predictors: (Constant), Moderasi_X3, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah, Religiusitas, Lingkungan_Sosial, Moderasi_X1, Moderasi_X2 2. Uji Simultan (Uji f) Persamaan 2 ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square f Sig. 1 Regression 472,009 7 67,430 61,288 ,000b 117 Residual 95,718 87 1,100 Total 567,726 94 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi b. Predictors: (Constant), Moderasi_X3, Gaya_Hidup, Literasi_Keuangan_Syariah, Religiusitas, Lingkungan_Sosial, Moderasi_X1, Moderasi_X2 (sumber output SPSS 21 tahun 2022) 3. Uji Persial (Uji T) Persamaan 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 41,636 42,043 ,990 ,325 Literasi_Keuangan_Syariah -1,035 1,283 -1,048 -,807 ,422 Gaya_Hidup -3,581 2,211 -2,555 -1,620 ,109 Lingkungan Sosial 4,614 2,070 3,841 2,229 ,028 Religiusitas -,742 1,170 -,619 -,634 ,527 Moderasi_X1 ,033 ,036 1,906 ,919 ,360 Moderasi_X2 ,098 ,062 4,534 1,575 ,119 Moderasi_X3 -,109 ,058 -5,226 -1,895 ,061 a. Dependent Variable: Pola_Konsumsi 118 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Amrul hidayat biasa dipanggil Amrul. Penulis dilahirkan di Ulukalo pada tanggal 01 Desember 1998, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Anak dari pasangan Ayahanda ABD Hafid dan Ibunda Ramlah. Pendidikan Penulis dimulai pada tahun 2007 di SDN Ulukalo dan menyelesaikannya pada tahun 2012. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di MTS Iwoimendaa dan diselesaikan pada tahun 2014, kemudian dilanjutkan di MAN 2 Kolaka dan diselesaikan pada tahun 2017. Setelah melewati pendidikan menengah peneliti melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kini dengan Penuh perjuangan, kerja keras dan proses pembelajaran yang tiada henti, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Gaya Hidup dan Lingkungan Sosial, Terhadap Pola Konsumsi dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar). .

Sejarah Peradaban Isalam dan Islam Nusantara

Abstract

Extracted data

Sejarah Peradaban Isalam dan Islam Nusantara

Abstract

Extracted data

Related items

Related items