PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TELAPAK KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

Tumbuhan sungkai merupakan salah satutumbuhan yang banyak digunakan pada pengobatan tradisional. Secara tradisional daun sungkai (Peronema canescens Jack) digunakan dengan cara ditumbuk dan ditempel pada bagian memar. Dari hasil skrining fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol daun sungkai mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan fenol. Inflamasi merupakan respon biologis yang kompleks dari jaringan vaskuler terhadap rangsangan berbahaya seperti iritasi, patogen, atau sel/jaringan yang rusak. Inflamasi ditandai dengan adanya kemerahan, panas, nyeri, bengkak, dan perubahan fungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sungkai terhadap volume edema dan jumlah total leukosit pada tikus putih yang diinduksi karagen. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (Aspirin 9mg/200gBB), dan 3 kelompok yang diberi ekstrak dengan dosis 100mg/kgBB, 200mg/kgBB, dan 400mg/kgBB. Volume edema diukur menggunkan pletismometer setiap 1 jam selama 6 jam dan mengukur jumlah total leukosit pada jam ke-6 menggunkan haemositometer. Dosis yang memberikan efek optimal sebagai antiinflamasi adalah dosis 200mg/kgBB. Persentase hambatan radang pada dosis 200mg/kgBB adalah 48,53% pada jam ke-4 mendekati kontrol positif aspirin dengan hambatan radang 53,28% pada jam ke-2. Ekstrak daun sungkai dapat menurunkan jumlah total leukosit pada tikus putih yang diinduksi karagenan paling besar pada dosis 400mg/kgBB. Kata kunci : Daun sungkai (Peronema canescens Jack), antiinflamasi, volume edema, leukosit, karagen