Gambaran Gangguan Ejakulasi Pasien Benign Prostate Hyperplasia yang Mendapat Terapi Jangka Panjang Tamsulosin Hydroclorida 0,4 mg di kota Padang.

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan histopatologis dengan adanya hiperplasia sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat. Terapi BPH bisa berupa watchful waiting, medikamentosa dan terapi intervensi. Salah satu terapi medikamentosa dianjurkan sebagai pengobatan awal berupa alpha blocker. Salah satu alpha blocker yang dipakai adalah tamsulosin. Walapun tamsulosin selektif berkerja pada reseptor alpha 1a prostat, namun efek samping tamsulosin masih ditemukan terlebih pada pengobatan jangka panjang salah satunya adalah gangguan ejakulasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran gangguan ejakulasi pasien benign prostate hyperplasia yang mendapat terapi jangka panjang tamsulosin hydroclorida 0,4 mg di kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 47 sampel yang diambil dari rekam medis pasien BPH dan wawancara dengan kuesioner sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia pasien adalah 65.19±6.33, usia terbanyak adalah 61-70 tahun (55,3%), sudah tidak bekerja (68,1%), dan dengan pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi (48,9%). Retrograde ejakulasi terjadi 17,0% dan terjadi penurunan volume ejakulasi 74,5%