Komposisi Kimia, Degradasi Nutrien dan Produksi Gas Metana In-Vitro Daun Mangrove (Rhizophora apiculata) yang Diawetkan dengan Metode Silase dan Hay

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pengawetan terbaik antara silase dan hay berdasarkan komposisi kimia, degradasi nutrien dan produksi gas metana in-vitro. Daun mangrove diperoleh dari daerah Pantai Tiram Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ternak Ruminansia, Laboratorium Teknologi Industri Peternakan, dan Laboratorium Bioteknologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan tersebut yaitu P1 (Silase daun mangrove) dan P2 (Hay daun mangrove). Pengolahan data dilakukan menggunakan uji T untuk degradasi (BK, BO, PK), pH, VFA, NH3, total produksi gas dan gas metana. Dilihat dari berbagai parameter yang diamati terutama kecernaan zat makanan, karakteristik cairan rumen dan kandungan polifenol, ternyata silase daun mangrove lebih baik dari hay daun mangrove. Namun jika dilihat dari kandungan protein kasar, hemiselulosa, dan total produksi gas metana ternyata hay daun mangrove lebih baik daripada silase daun mangrove. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hay daun mangrove lebih baik dibandingkan dengan silase daun mangrove karena memiliki kandungan protein kasar yang lebih tinggi dan produksi gas metana yang lebih rendah