English

The temporary closure of formal educational institutions in an effort to contain the spread of the Covid-19 epidemic around the world has an impact on the education sector, not except in Indonesia. The non-formal education sector, such as the Tutoring Business Agencies, also experienced a very significant impact, where the tutoring agencies had difficulty in implementing the marketing mix. So that further studies are needed so that the tutoring business agencies will survive in a pandemic condition. To obtain data, it was done through literature studies from secondary and qualitative data. The habits of students who tend to prefer face-to-face activities make online tutoring activities less responsive and still choose face-to-face learning as one way to keep up with the school curriculum. The solution so that tutoring agencies can survive is to improve product and process factors. The products include limiting the number of students in the class and the variety of online and offline learning. The process is by spraying disinfectant at each class change and providing distance between students. This needs to be done so that parents who provide the needed funds will feel safe when their children study at the desired tutoring agencies.Penutupan sementara lembaga pendidikan formal dalam upaya menahan penyebaran wabah Covid-19 di seluruh dunia berdampak pada sektor pendidikan, tidak terkecuali di Indonesia. Sektor pendidikan nonformal seperti Lembaga Usaha Bimbingan Belajar juga mengalami dampak yang sangat signifikan, dimana lembaga bimbingan belajar mengalami kesulitan dalam melaksanakan bauran pemasaran. Sehingga diperlukan kajian lebih lanjut agar para pelaku usaha bimbingan belajar dapat bertahan dalam kondisi pandemi. Untuk memperoleh data dilakukan melalui studi pustaka dari data sekunder dan kualitatif. Kebiasaan siswa yang cenderung lebih memilih kegiatan tatap muka membuat kegiatan bimbingan belajar online kurang responsif dan masih memilih pembelajaran tatap muka sebagai salah satu cara untuk mengikuti kurikulum sekolah. Solusi agar lembaga bimbingan belajar dapat bertahan adalah dengan meningkatkan faktor produk dan proses. Produknya termasuk membatasi jumlah siswa di kelas dan variasi pembelajaran online dan offline. Prosesnya dengan menyemprotkan disinfektan pada setiap pergantian kelas dan memberikan jarak antar siswa. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua yang menyediakan dana yang dibutuhkan akan merasa aman saat anaknya belajar di lembaga bimbingan belajar yang diinginkan