Akibat Hukum dan Dampak Psikologis Perkawinan Siri bagi Perempuan dan Anak-Anaknya: (Kajian Teoretis Menurut Undang-Undang dan KHI)

Marriage is the gate of life that is usually passed by mankind in carrying out life as husband and wife. Allah SWT create something with pairs, male and female, male and female (of animals), day and night, and so on. The Siri marriage still occur nowadays. In fact, unregistered marriage such as Siri marriage could create disadvantage influence on women and their children. The siri marriage, or  known by 'married under the hands', 'kawin siri' or 'nikah siri', is a marriage that is carried out based on religious rules or customs, but it is not registered in the official marriage affair (KUA).. Even though it is legal according to religion, marriage under the hand or the Siri marriage has no legal protection from the law affairs. So that, Indonesia official law cannot provide legal protection for women and their children when they have any marriage issue. Moreover, if the marriage issue would affects women and children’s psychological problems. Keywords: The Siri marriage, legal consequences, psychological impact.Pernikahan merupakan pintu gerbang kehidupan yang biasa dilalui oleh umumnya umat manusia dalam menjalankan kehidupan sebagai suami istri. Bahwa Allah SWT. menciptakan sesuatu dengan pasang-pasangan, laki-laki dan perempuan, hewan jantan dan betina, siang dan malam, dan sebagainya. Praktik perkawinan siri hingga kini masih banyak terjadi. Padahal, perkawinan siri berdampak sangat merugikan bagi perempuan dan anak-anaknya. Perkawinan siri atau yang dikenal dengan berbagai istilah lain seperti ‘kawin bawah tangan’, ‘kawin siri’ atau ‘nikah siri’, adalah perkawinan yang dilakukan berdasarkan aturan agama atau adat istiadat dan tidak dicatatkan di kantor pegawai pencatat nikah (KUA bagi yang beragama Islam, Kantor Catatan Sipil bagi non-Islam). Meski sah menurut agama, namun pernikahan di bawah tangan tidak mempunyai perlindungan hukum. Sehingga membawa akibat hukum baik secara hukum positif di Indonesia serta membawa dampak secara psikologis bagi beberapa pihak utamanya pihak perempuan/istri dan anak-anaknya