PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR :Studi Pengembangan Program Pribadi Sosial terhadap Siswa Terisolir Kelas VIII SMP PASUNDAN 3 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang menunjukkan terdapat beberapa siswa-siswi SMP Pasundan 3 Bandung yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial di sekolah. Ketidakmampuan tersebut ditunjukkan oleh siswa melalui berbagai sikap negatif yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku, yaitu pelanggaran tata tertib sekolah, sering menentang guru, tidak masuk sekolah tanpa alasan, terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan PR, mengisolir diri, sulit bekerja sama, mengganggu teman, saling bermusuhan, berkelahi, membolos, berbuat onar di kelas, hingga melakukan kekerasan terhadap teman sendiri. Sikap ini membuat mereka dijauhi dan tidak disukai oleh teman-temannya dan akhirnya membuat mereka menjadi terisolir di kelas/sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menyusun program bimbingan pribadi-sosial dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa terisolir yang efektif sesuai dengan fenomena yang muncul pada siswa terisolir SMP Pasundan 3 Bandung. Tujuan spesifik dari penelitian adalah mengungkap dan menganalisis data empiris tentang aspek keterampilan sosial pada siswa terisolir kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dengan penjabaran sebagai berikut: 1) memperoleh gambaran umum mengenai environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan); 2) memperoleh gambaran umum mengenai interpersonal behavior (perilaku interpersonal) 3) memperoleh gambaran umum mengenai self-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri); dan 4) memperoleh gambaran umum mengenai task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan populasi dan sampel penelitiannya adalah siswa terisolir kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2007/2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek-aspek keterampilan sosial siswa terisolir pada perilaku terhadap lingkungan pendidikan; perilaku interpersonal; dan perilaku pribadi memiliki tingkat pencapaian dengan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu sebanyak 72,59%; 75,69%; dan 75,08%. Aspek perilaku dalam tugas-tugas akademis memiliki tingkat pencapaian yang paling rendah, yaitu sebanyak 68,95%. Peneliti merekomendasikan kepada sekolah agar membuat kebijakan untuk menciptakan budaya sekolah yang memfasilitasi keterampilan sosial berupa keterampilan perilaku terhadap lingkungan sekolah; keterampilan perilaku interpersonal; keterampilan perilaku pribadi; dan keterampilan perilaku dalam tugas-tugas akademis. Kepada guru untuk memberikan layanan bimbingan yang bersifat responsif dan pengembangan kepada siswa terisolir, dengan tujuan agar siswa mampu memelihara dan mengembangkan keterampilan sosial yang telah dimiliki. Kepada peneliti selanjutnya, dapat mengaplikasikan program yang telah dibuat dan membuat program bimbingan belajar untuk siswa terisolir dalam membantu proses pembelajaran di sekolah