UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI BINAKARYA KABUPATEN CIANJUR

Keterampilan berbicara merupakan standar kompetensi yang sangat penting dikuasai siswa tetapi ,proses pembelajaran untuk menuju siswa terampil berbicara, bukanlah pekerjaan mudah .Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran berbicara yang masih didominasi dengan perolehan nilai pembelajaran yang tidak tuntas , khususnya kelas IV SDN Binakarya Cianjur.Mencermati fenomena yang terjadi seperti terurai di atas , guru selaku pengelola pembelajaran harus bersikap tanggap untuk mengatasi hal tersebut. Beragam cara dapat diterapkan sebagai alternatif terobosan untuk memperbaiki hasil pembelajaran . Salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik permasalahan . Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk memperbaiki keterampilan berbicara siswa adalah model yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memunculkan pendapat dan idenya dengan cara berinteraksi dengan kelompoknya.Model pembelajaran yang menyenangkan ,kreatif ,inovatif, bermakna dan dialogis.Model pembelajaran ini disebut Model Pembelajaran Kooperatif. Menurut Karli dan Margaretha ( 2004 : 48 ).Berpijak pada uraian di atas perlu kiranya diadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Upaya Meningkiatkan Kemampuan Berbicara melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Binakarya Kabupaten Cianjur.”Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan keterampilan berbicara siswa , khususnya siswa kelas IV SDN Binakarya . Peningkatan keterampilan berbicara siswa dinilai dari peningkatan perolehan nilai ketuntasan pada kompetensi berbicara. Penilai pembelajaran dilakukan dengan cara observasi langsung pada proses pembelajaran oleh dua orang pengamat Penelitian dilakukan tiga siklus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap siklusnya , aktivitas berbicara dalam diskusi kelompok dan aktivitas berbicara dalam diskusi kelas,serta jumlah siswa yang memperoleh nilai “ tuntas “ meningkat. Dengan demikian ,hasil penelitian ini layak direkomendasikan untuk digunakan oleh para guru bahasa Indonesia sebagai metoda pembelajaran untuk kompetensi berbicara