PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGINTERVENSI KEBIASAAN REMAJA MENGAKSES CYBERSEX :Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung Tahun Pelajaran 2008-2009

Penelitian ini diawali oleh fenomena membanjirnya informasi yang berkaitan dengan perilaku seks yang diperoleh dari media cetak atau elektronik, yang berpengaruh terhadap terjadinya perilaku seksual bebas pada remaja. Pada masa remaja terjadi kematangan seksual yang akan menyebabkan minat seksual dan keingintahuan tentang seks, dan akan mendorongnya untuk aktif mencari berbagai informasi seks, salah satunya melalui cybersex sebagai media informasi seksual di internet baik yang berupa gambar, cerita atau artikel-artikel seksual, tampilan video yang mempertontonkan gerakan yang dapat menimbulkan rangsangan atau fantasi seksual, maupun sarana chatting (komunikasi interaktif di internet yang menawarkan materi seksualitas) yang dapat menimbulkan efek negatif pada minat seksual remaja. Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya program bimbingan dan konseling yang efektif dalam mengintervensi kebiasaan mengakses cybersex di kalangan remaja. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan gambaran umum dari aspek kebiasaan remaja mengakses cybersex. Sampel yang digunakan siswa kelas X dan XI SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung tahun pelajaran 2008-2009 dengan menggunakan Probability Sampling yaitu pengambilan sampel yang memberi kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik yang digunakan Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan sistem pemilihan acak. Analisis data dengan teknik persentase menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS for windows versi 16 Hasil penelitian menunjukkan gambaran umum siswa SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung dalam mengakses cybersex sebagian besar pada kategori sangat tinggi dan tinggi, kategori rendah dan sangat rendah kurang bahkan tidak muncul. Gambaran aspek kebiasaan mengakses cybersex yang paling menonjol atau banyak dilakukan memperlihatkan aspek kesenangan pada kategori sangat tinggi, aspek kegairahan, aspek aktivitas, dan aspek refleksi pada kategori tinggi. Berdasarkan temuan penelitian tersusunlah program bimbingan dan konseling (hipotetik) untuk mengintervensi kebiasaan remaja mengakses cybersex.Rekomendasi hasil penelitian ditujukan kepada guru bimbingan dan konseling untuk memverifikasi secara menyeluruh gambaran kebiasaan siswa mengakses cybersex yang dihasilkan dari penelitian serta melakukan uji kelayakan konseptual program, dan peneliti selanjutnya untuk menelaah aspek dan indikator kebiasaan remaja mengakses cybersex dilihat dari konten cybersex (cerita, gambar, video, dan chatting masalah seksual) serta faktor penyebabnya, dan melaksanakan uji coba empiris program pada remaja (siswa SMA, SMK atau sederajat)