PROFIL PERKEMBANGAN MORAL SISWA TUNARUNGU : STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA SISWA TUNARUNGU USIA 13 - 15 TAHUN

Penelitian ini berjudul : “ Profil Perkembangan Moral Siswa Tunarungu” (Studi Deskriptif Tentang Profil Perkembangan Moral Siswa Tunarungu Usia 13-15 tahun). Judul ini berangkat dari permasalahan adanya pemberitaan di media masa tentang rendahnya moral anak-anak bangsa Indonesia seperti sering terjadinya tawuran, berkata kasar, melawan kepada orangtua serta opini-opini yang berkembang di sekolah dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan pemberitaan dan opini tersebut, apakah kondisi demikian, terjadi juga pada anak tunarungu ? Didasari kegelisahan pertanyaan tersebut, peneliti melakukan peneitian mengenai profil perkembangan moral remaja tunarungu Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di lakukan melalui teknik wawancara. Proses analisis data dimulai dengan data yang terkumpulkan, di tulis dalam bentuk laporan. Kemudian dirangkum berdasarkan fokus masalah yang sudah di tentukan. Diklasifikasikan dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Berdasarkan hasil pembahasan, terhadap ketiga subjek yang dijadikan subjek penelitian, menunjukkan bahwa satu subjek yaitu MR telah mampu hidup menurut harapan kelurga dan komunitasnya, mampu bertindak dengan cara-cara yang baik, mampu menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan di lingkungannya (sekolah), mampu menghormati otoritas, dan mampu melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seorang pribadi yang baik, sedangkan subjek satu dan ketiga yaitu SD dan NR perkembangan moralnya walaupun telah berada tingkat II (moralitas konvensional) tetapi belum mencapai perkembangan moral tahap empat Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa profil perkembangan moral remaja tunarungu usia 13- 15 tahun berbeda secara nyata dengan perkembangan moral remaja anak mendengar, khususnya pada subjek yang dijadikan penelitian, yaitu perkembangan moral ketiga subjek berada pada tingkat II – moralitas konvensional,, tetapi untuk dua subjek, yaitu SD dan NR, walaupun telah berada pada tingkat II – moralitas konvensional, tetapi belum mencapai perkembangan moral tahap 4 (kepatuhan terhadap hukum). Keterlambatan perkembangan moral subjek kesatu dan ketiga berkaitan dengan rendahnya kemampuan berbahasa subjek