PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL: Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Topik Masalah Sosial Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pasawahan III Bandung

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya guru menggunakan metode yang kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa bosan dan jenuh, selain itu siswa juga merasa takut dan kurang percaya diri dalam mengemukakan ide, gagasan ataupun pendapatnya, siswa pun terkadang sulit dalam memahami dan menguasai materi yang disampaikan guru sehingga berpengaruh terhadap prestasi hasil belajarnya yang tidak sesuai dengan harapan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternative untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan “ Penerapan Metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Meningkatkan penerapan metode Cooperative Learning tipe JigsawIIpada mata pelajaran IPS di kelas IV Meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Pasawahan 3 Kota Bandung sebanyak 36 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes formatif, observasi siswa dan guru, dan wawancara. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan metode cooperative learning tipe jigsaw II yaitu perolehan nilai rata-rata siswa sebelum menerapkan metode cooperative learning tipe jigsaw II hanya sebesar 54,03 dengan persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum hanya sebanyak 48%, setelah metode cooperative learning tipe jigsaw II diterapkan pada siklus pertama tindakan pertama nilai rata-rata siswa naik menjadi 74,53 dengan persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum sebanyak 75%, pada tindakan kedua nilai rata-rata siswa naik menjadi 78,33 dengan persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum sebanyak 100%. Pada siklus kedua tindakan pertama nilai rata-rata siswa menjadi 81,83 yang mengalami peningkatan 3,8 poin dari siklus sebelumnya, dan pada tindakan kedua nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 84,25 dengan peningkatan sebanyak 2,42 poin dari rata-rata nilai pada tindakan pertama. Berdasarkan hasil wawancara metode Cooperative Learning tipe JigsawII memperoleh tanggapan yang baik dari siswa, hal ini disebabkan karena metode ini membantu memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari yang pada akhirnya berdampak pada prestasi hasil belajar siswa