Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek arisan tabungan investasi (studi kasus di koperasi primer serba usaha Syirkah Muawanah NU (KOPSIM) Tersono kabupaten Batang)

Manusia dalam hidupnya menuntut macam-macam kebutuhan hidupnya, berbagai cara dilakukan guna memenuhi kebutuhan tersebut seperti halnya praktek Arisan Tabungan Investasi di KOPSIM NU Tersono Kabupaten Batang merupakan wujud dari pemberdayaan ekonomi masyarakat. Penulisan skripsi ini memiliki dua rumusan masalah yaitu: pertama, bagaimana praktek Arisan Tabungan Investasi di KOPSIM NU Tersono Kabupaten Batang, dan kedua, bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek Arisan Tabungan Investasi di KOPSIM NU Tersono Kabupaten Batang. Metode penelitian ini adalah lapangan (Field Research) yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan penelitian ditempat terjadinya segala yang diselidiki. Mengenai waktu dan tempat penelitian dilakukan di KOPSIM NU Tersono Kabupaten Batang. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi guna menjawab permasalahan pertama dan permasalahan kedua. Praktek Arisan Tabungan Investasi dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peserta arisan serta pihak kedua. Keduanya saling terkait dengan akad perjanjian yang telah disepakati secara tertulis pada saat peserta tersebut mendaftarkan diri sebagai peserta arisan, sehingga perjanjian atau akad tersebut dianggap sah. Arisan Tabungan Investasi termasuk akad yang diperbolehkan (mubah), dengan terpenuhinya rukun akad maupun syarat sahnya dalam melakukan akad. Pelaksanaan arisan ini lebih banyak mendatangkan manfaat. Bagi peserta, arisan ini dapat dijadikan sebagai sarana menabung, manfaat lain yaitu sebagai pemasukan keuangan kepada organisasi berupa infak yang dihibahkan oleh peserta secara tidak langsung, tetapi melalui proses bagi hasil atas kas yang diinvestasikan ke KOPSIM NU Tersono Kabupaten Batang. Selain mempertimbangkan nilai manfaat dari sebuah akad perjanjian, keadilan juga harus ditegakkan sehingga akad tersebut menjadi sah menurut syara’. Jika ditinjau dari segi akad, arisan ini mengandung unsur keadilan karena kedua belah pihak turut serta dalam perjanjian dan melaksanakan ketentuan diantaranya, bagi pengurus harus sanggup memberikan hak yang harus didapat peserta arisan, walaupun ada kewajibannya. Jika salah satu merasa dirugikan maka keduanya saling menuntut maka ini dirasa cukup adil secara akad