Pengaruh strategi marketing mix dan motivasi menjalankan agama terhadap keputusan menjadi anggota di BMT Robbani Kaliwungu

Perilaku seseorang dalam memutuskan pembelian suatu produk, baik berupa barang ataupun jasa, dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam dan luar individu. Marketing Mix adalah salah satu faktor dari luar yang dapat mempengaruhi seseorang memutuskan perilaku pembeliannya. Adapun faktor dari dalam individu salah satunya adalah adanya motivasi yang timbul dari individu itu sendiri yang berhubungan dengan keyakinan ajaran agamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi Marketing Mix dan motivasi menjalankan agama terhadap keputusan menjadi anggota di BMT Robbani Kaliwungu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota yang masih aktif > 6 bulan. Adapun sampel yang digunakan sebanyak 82 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan quesioner. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji validitas dan reabilitas, analisis regresi linier berganda, uji hipótesis (uji t, uji F dan koefisien determinasi), serta uji asumsi klasik (uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasi). Dari hasil uji validitas dan reabilitas, diperoleh tiap-tiap instrumen dari semua variabel nilai rhitung nya di atas 0,220 (alpha 5%) sedangkan cronbach’s alpha > dari 0,6. Hal ini dapat dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil regresi diperoleh konstanta sebesar 1,632, menyatakan bahwa jika tidak ada Marketing Mix dan motivasi menjalankan agama maka keputusan menjadi anggota adalah -1,632. Adapun diperoleh koefisien regresi 0,310 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point Marketing Mix akan meningkatkan keputusan menjadi anggota sebesar 0,310 atau 31 persen. Sedangkan koefisien regresi 0,186 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point Motivasi menjalankan agama akan meningkatkan Keputusan menjadi anggota sebesar 0,186 atau 18,6 persen. Selanjutnya hasil uji statistik diantaranya, uji t menunjukkan signifikansi X1 0,05 berarti hipotesis ditolak. Uji F menunjukkan signifikansi 0,000 maka X1 dan X2 dapat dipakai untuk memprediksi Y. Sedangkan hasil koefisien determinasi, angka R > 0,5 yaitu sebesar 0,620, hal ini menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara variabel Y dengan X1 dan X2 adalah kuat. Adapun dari hasil analisis uji asumsi klasik diantaranya, uji normalitas dilihat dalam grafik bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji multikolinearitas dilihat bahwa angka VIF 1. Hal ini dapat dikatakan model regresi tidak terdapat multikolinearitas. Untuk uji heteroskedasitas dilihat dari grafik terdeteksi bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun di bawah angka 0. Hal ini dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedasitas. Sedangkan dalam uji autokorelasi terlihat angka Durbin Watson +1,208, maka hal inipun dapat dinyatakan model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi