Pelaksanaan dan Problematika Pembelajaran Pendidikan Religiusitas di Sekolah Katholik (Studi Kasus di Yayasan Kanisius SMAK Yos Soedarso Pati)

Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan dan Problematika Pembelajaran Pendidikan Religiusitas di SMAK Yos Soedarso Pati. Dalam penelitian, skripsi ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Kemudian disajikan dengan model analisis data dalam bentuk uraian deskriptif Pendidikan Religiusitas merupakan pengajaran tentang pengetahuan keagamaan dan hidup beragama dalam rangka untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Pendidikan Religiusitas mengajarkan kepada para siswa dari berbagai agama untuk mendapatkan kesempatan seluas-luasnya dan bebas untuk mengkomunikasikan pengalaman imannya masing-masing mengenai berbagai peristiwa pengalaman hidup kemanusiaannya. Dalam Pendidikan Religiusitas para siswa tidak hanya diajarkan dengan pengetahuan saja tetapi juga membentuk paguyuban umat beriman (persaudaraan umat beriman) sehingga diharapkan dapat terbangun relasi atau kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Pendidikan Religiusitas ini diharapkan sikap para siswa dapat berubah pada cara berpikir dan bertindak. Dimana para siswa dapat dan mampu menghormati martabat hidup manusia, memperjuangkan kebaikan hidup bersama, menyebarkan sikap dan semangat solidaritas dengan sesama khususnya yang lemah, miskin, kecil, tersingkir dan tertindas. Transformasi kehidupan seperti inilah yang diharapkan tumbuh dan berkembang dalam diri siswa. Pendidikan Religiusitas di SMAK Yos Soedarso ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Religiusitas, guru menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, refleksi, dan penugasan sebagai aksi. Jadi setelah guru dengan singkat menjelaskan atau menyampaikan materi, kemudian kelas dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Refleksi yang dimaksud disini adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung dan mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya, dan siswa secara bebas menafsirkan pengalaman belajarnya sendiri, sehingga siswa dapat menyimpulkan dan merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Sedangkan yang dimaksud dengan penugasan sebagai aksi adalah salah satu evaluasi yang dilakukan dan lebih kepada ranah psikomotorik. Problematika yang selama ini dihadapi oleh guru Pendidikan Religiusitas adalah tingkat pemahaman atau pengetahuan agama siswa yang dinilai masih rendah. Hal ini tidak lain disebabkan karena rendahnya minat siswa untuk belajar atau setidaknya membaca buku tentang pengetahuan agama. Upaya yang dilakukan SMAK Yos Soedarso Pati untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara melakukan pendalaman keagamaan di luar jam sekolah yaitu dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Dalam pendalaman materi keagamaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap satu kelompok diisi oleh siswa-siswa yang memeluk agama sama. Oleh karena guru di SMAK Yos Soedarso juga terdiri dari berbagai macam keyakinan, maka setiap kelompok ini akan dibimbing oleh guru yang beragama sama dengan kelompok tersebut. Dengan pendalaman keagamaan seperti ini diharapkan siswa dapat menambah pemahaman dan pengetahuan agamanya