Dampak Perda No.9 Tahun 2007 tentang Baca Tulis Al-Qur’an di SMK Negeri Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatera Barat

Penelitian ini dilatar belakangi oleh lahirnya peraturan daerah No. 9 Tahun 2007 tentang Baca tulis al-Qur’an. Perda tersebut telah memberikan dampak terhadap lembaga pendidikan dalam peningkatan aktivitas guru, kegiatan ekstrakurikuler, peningkatan sumber daya manusia, sarana dan prasara, sumber belajar dan hubungan sekolah dengan komite sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah aktivitas guru dalam penerapan Perda No.9 tahun 2007 tentang baca tulis al-Qur’an dan bagaimanakah pengaruh aktivitas sekolah pada penerapan Perda No.9 Tahun 2007 tentang baca tulis al-Qur’an di SMK Negeri Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aktivitas guru dan aktivitas sekolah dalam penerapan perda No.9 tahun 2007 tentang baca tulis al-Qur’an di SMK Negeri Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul diolah dengan teknik descriptif analitis.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru Pendidikan agama Islam dalam penerapan Perda No.9 tahun 2007 tentang Baca tulis al-Qur’an baik dalam persiapan, pelaksanaan dan penilaian berjalan dengan baik. Tapi dalam pelaksanaanya berbeda antara SMK Negeri 1 Talamau dan SMK Negeri Lembah Melintang. Perbedaan ini karena masing-masing sekolah berbeda persepsi dalam penjelasan Perda No.9 tahun 2007, tidak adanya juklak dan juknis dari Dinas Pendidikan dan Departemen Agama Kabupaten Pasaman Barat tentang penerapan perda tersebut.. Adapun dampak Perda No.9 tahun 2007 pada aktivitas sekolah baik pada sarana prasarana pendukung dari segi materiil meningkatkan kelengkapan al-Qur’an, sedangkan inmaterial seperti sarana ibadah, pustaka belum memadai dan masing sekolah berusaha untuk melengkapi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sedangkan terhadap mata pelajaran umum, menganjurkan untuk selalu berkomunikasi dengan guru PAI, yakni dengan pengintegrasian materi dengan ayat-ayat al-Qur’an. Dalam implementasinya tidak seberapa guru yang mampu untuk mengintegrasikannya, sedangkan komite sekolah belum menunjukkan pengaruh yang begitu besar, tapi dalam penyediaan dana dan keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan sering dilibatkan. Dengan penelitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut: Sosialisasi dan konsultasi terus menerus, Guru PAI berkomunikasi dan bermusyawarah dalam penyusunan kurikulum yang di inginkan, Pihak pemerintah dapat menjadi fasilitator dan mediator dalam evaluasi setiap kegiatan pendidikan baca tulis al-Qur’an