The guidance strategies of drug rehabilitation based on Islamic boarding school: The case study of Bahrul Maghfiroh boarding school in Malang

ENGLISH: The rise of juvenile delinquency is now a form of declining moral values in society. Drug also be a part of juvenile delinquency that has increased each year. The worst impact of drug can decrease mind function. Through this reason, education should be an alternative to solve this problem because education can develop the human potential in order to create the dignified human civilization. Education has various kinds in implementing process, such as Islamic education that was dedicated to conduct specific education in learning religion. Islamic education has many applied values to confront the morality problem. Based on this explanation, Islamic education should be the connection as a problem solving. Islamic education has the particular institution, called as Islamic boarding school is aimed to facilitate students in learning religion with understanding deeply. One of Islamic boarding school in Malang is Bahrul Maghfiroh. Bahrul Maghfiroh has appointed by Social Ministry to be an IPWL (Institution of Compulsory Reporting Acceptor) institution since the year of 2015. This decision is hoped to get the guidance strategies in providing drug rehabilitation based on Islamic boarding school in order to decrease the morality problem, especially drug. This research‟s objectives are focused to know the process of drug rehabilitation in Bahrul Maghfiroh Malang, to understand the implementation of the guidance strategies of drug rehabilitation based on Islamic boarding school in Bahrul Maghfiroh boarding school, and to explore the result of the guidance strategies of drug rehabilitation based on Islamic boarding school in Bahrul Maghfiroh boarding school Malang. The research findings are the process of drug rehabilitation in Bahrul Maghfiroh boarding school has conducted for thirteen years, but the inaugurated of IPWL in this institution has begun since the year of 2015. This process has done through applying four steps that focused on four aspects, i.e. physic, mental and emotional, social, and spiritual. The implementation of the guidance strategies of drug rehabilitation based on Bahrul Maghfiroh Islamic boarding school has done through integration of three rehabilitations, i.e. medic, social, and religious rehabilitation as the basic strategies, and using trained counselor inside. Next, the primary supporting activities are money meeting and family spot group for client. In final, there are post rehabilitation activities based on client‟s interest, such as employee of business unit, agriculture and farming, audiovisual, animation, music, and counselor job training. The result of the guidance strategies of drug rehabilitation based on Islamic boarding school can be measured through behavior modification. The measurement depends on the stimulus that has given and response that has received. The measurement of client‟s result can be measured regularly. There is no provision time for recovery process. It depends on client‟s desire and effort in this process. INDONESIA: Peningkatan jumlah kenakalan remaja saat ini merupakan sebuah bentuk dari penurunan nilai moral di masyarakat. Narkoba termasuk salah satu bagian dari kenakalan remaja yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akibat terburuk dari narkoba dapat menurunkan fungsi pikiran seseorang. Melalui alasan inilah pendidikan seharusnya menjadi sebuah alternatif penyelesaian masalah karena pendidikan dapat mengembangkan potensi manusia agar tercipta peradaban manusia yang bermartabat. Pendidikan mempunyai berbagai cabang dalam prosesnya, seperti pendidikan agama Islam yang didedikasikan untuk melaksanakan pendidikan di bidang agama. Pendidikan agama Islam memiliki banyak nilai terapan untuk menghadapi permasalahan moral. Dengan pertimbangan inilah, pendidikan agama Islam seharusnya menjadi penghubung penyelesaian atas masalah moral. Pendidikan agama Islam mempunyai lembaga khusus yaitu pondok pesantren yang ditujukan untuk memfasilitasi siswa dalam mempelajari agama secara mendalam. Salah satu pondok pesantren di Malang adalah Bahrul Maghfiroh. Bahrul Maghfiroh telah ditunjuk oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia sebagai penerima IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) sejak tahun 2015. Keputusan ini diharapkan untuk memperoleh strategi pembinaan rehabilitasi narkoba berbasis pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses rehabilitasi narkoba di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, untuk memahami implementasi strategi pembinaan rehabilitasi narkoba berbasis pondok pesantren di Bahrul Maghfiroh Malang, dan untuk menganalisa hasil dari strategi pembinaan rehabilitasi narkoba berbasis pondok pesantren di Bahrul Maghfiroh Malang. Hasil dari penelitian ini adalah proses rehabilitasi narkoba di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang telah dilaksanakan selama tiga belas tahun, tapi peresmian IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) dilakukan sejak tahun 2015. Proses rehabilitasi narkoba dilakukan melalui empat tahap yang mengacu pada empat aspek, yaitu fisik, mental dan emosional, social, dan spiritual. Implementasi strategi pembinaan rehabilitasi narkoba berbasis pondok pesantren di Bahrul Maghfiroh dilakukan dengan mengintegrasikan tiga jenis rehab, yaitu, medis, sosial, dan religious sebagai dasar melakukan rehab lainnya, dan juga menggunakan konselor terlatih untuk melakukan konseling pada klien. Selanjutnya, kegiatan pendukung unggulan dari rehabilitasi narkoba disini adalah money meeting dan family spot group. Di tahap akhir, ada kegiatan pasca rehab sesuai dengan minat klien, seperti pekerja pada unit bisnis Bahrul Maghfiroh, pertanian dan perkebunan, audiovisual, animasi, musik, dan pelatihan konselor. Hasil dari strategi pembinaan rehabilitasi narkoba berbasis pondok pesantren dapat diukur melalui behavior modification. Pengukuran ini bergantung pada pemberian stimulus dan penerimaan respon oleh klien. Penentuan hasil rehabilitasi klien tidak dapat diukur secara berkala. Tidak ada ketentuan waktu untuk proses penyembuhan. Hal ini didasarkan pada keinginan dan usaha klien untuk sembuh