yang tak terelakkan dalam kajian hadis. Dari sini penting disadari bahwa hermeneutika bukan hal baru, apalagi “sesuatu” yang berbahaya bagi kajian Hadis. Istilah ini memang bukan dari pemikir Islam. Namun secara subtansi, hermeneutika sebagai kerja kritis atas hadis (sanad dan matan) telah melekat di kalangan muslim klasik dan modern-kontemporer. Tulisan ini ingin membuktikan bahwa Azami sekalipun, yang dikenal ‘anti’ barat, secara subtansi melakukan kerja hermeneutika. Metode kajian hadis Azami, baik sanad maupun matan akan ditarik dalam diskusi hermeneutika hadis, yang dalam hal ini penulis akan menggunakan tiga unsur dasar dalam wacana hermeneutika, yakni author (perawi), teks (hadis) dan reader (Azami). Artikel ini akan menjawan tentag ...