PEMANFAATAN KALSIUM PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) DENGAN SUPLEMENTASI VITAMIN D DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG FITASE

PEMANFAATAN KALSIUM PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) DENGAN SUPLEMENTASI VITAMIN D DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG FITASE Eprilia Aristia Rini H0512046 RINGKASAN Kalsium (Ca) berperan penting dalam pembentukan kerabang. Kerabang sebagian besar terdiri atas persenyawaan Ca yang berupa kalsium karbonat (CaCO3) sekitar 98,5%. Vitamin D berfungsi untuk mempertahankan konsentrasi Ca dan fosfor (P) dalam keadaan normal dengan meningkatkan efisiensi usus halus untuk absorpsi mineral dari ransum. Vitamin D perlu ditambahkan secara rutin ke dalam ransum agar mengkonversi 7-dehydrocholesterol menjadi vitamin D untuk pemeliharaan produksi telur dan pembentukan kerabang telur. Absorpsi Ca dari dalam usus halus dikontrol oleh vitamin D didahului dengan terbentuknya calbindin. Calbindin inilah yang akan berikatan dengan Ca sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatan Ca. Bahan pakan nabati seperti biji-bijian mengandung asam fitat (myo-inositol(1,2,3,4,5,6) hexakisfosfat) yang tidak dapat dicerna oleh pencernaan unggas. Oleh karena itu diperlukan fitase dalam ransum agar dapat membebaskan ikatan fitat dengan mineral seperti Ca, Mg, Fe, protein dan glukosa sehingga dapat tercerna serta terabsorpsi dalam pencernaan. Vitamin D dan fitase memiliki hubungan yang sinergis dalam pemanfaatan Ca. Suplementasi vitamin D dan fitase pada ransum dapat meningkatkan aktivitas fitase, yang akibatnya dapat meningkatkan pemanfaatan Ca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh suplementasi vitamin D dalam ransum puyuh yang mengandung fitase dilihat dari konsumsi kalsium, bobot kerabang, massa kalsium kerabang dan pemanfaatan kalsium. Materi yang digunakan adalah 500 ekor puyuh berumur 30 hari dengan bobot awal 102,59 ± 5,76 g. Desain yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 20 ekor puyuh. Analisis kandungan Ca ransum, ekskreta dan kerabang dilakukan di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Yogyakarta. Lima perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah P0 = ransum basal (mengandung fitase 500 FTU/kg, Ca 3,3%, P tersedia 0,5%); P1 = ransum basal + 500 IU vitamin D (0,25 g/kg); P2 = ransum basal + 1.000 IU vitamin D (0,50 g/kg); P3 = ransum basal + 1.500 IU vitamin D (0,75 g/kg); P4 = ransum basal + 2.000 IU vitamin D (1,00g/kg). Sebanyak dua ekor puyuh setiap unit percobaan diambil kemudian ditempatkan dalam kandang individu pada akhir periode produksi telur ke-2 untuk dilakukan uji kecernaan Ca secara in vivo. Koleksi telur dilakukan selama tiga hari. Telur dikumpulkan kemudian dilakukan pemisahan antara isi telur dengan kerabang. Kerabang telur yang bersih ditimbang untuk mengetahui bobot kerabangnya dan diambil sampel secara komposit untuk dianalisis kandungan Ca. Data dianalisis menggunakan analisis variansi, apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncan Multiple Range Test. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D sebesar 500 IU dapat meningkatkan bobot kerabang dan massa kalsium kerabang (P