PERSEPSI PEREMPUAN TENTANG NIKAH SIRI (Studi di Desa Tegal Gondo. Kecamatan Karang Ploso. Kabupaten Malang)

Pembimbing I: Dra. Su’adah, M.Si. Pembimbing II: Dr. Ahmad Habib, MA. Pernikahan merupakan sauatu jembatan yang baik dan suci bagi manusia untuk melanjutkan garis keturunan. Pernikahan memiliki tujuan yang mulia, selain untuk melanjutkan garisketurunan anak adam, pernikahan juga memiliki fungsi untuk mengangkat harkat, dam martabat orang yang melaksanakannya. Namun berbeda halnya dengan pernikahan yang menjadi pokok permasalahan dalan tulisan ini, nikaha siri yang merupakan fenomena sosial di masyarakat dari dahulu sampai sekarang, akan sajikan dengan tema “Persepsi Perempuan Terhadap Nikah Siri”. Persepsi merupakan suatu proses pengideraan, penerimaan pesan, pengamatan, suatu benda tau suatu fenomena sosial yang ada disekitar kita, dikumpulkan guna penyaringan atau pemilahan terhadap semua penginderaan, semua pesan, serta pengamatan mana yang akan diambil dan yang tidak yang kemudian diinterpretasikan dalam bentuk sebuah gagasan atau keputusan terhadap benda, objek atau fenomena yang ada. Tujuaan dari penelitian ini dilakukan antara lain adalah ingin mengungkap bagaimana sebenarnya persepsi perempuan terhadap nikah siri, mengapa melakukan nikah siri, dan lain-lain yeng terkait dengan nikah siri itu sendiri. Serta juga untuk mengajak/menghimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan nikah siri khususnya yang ada di desa tegal gondo untuk memahami dampak-dampak buruk yang ditimbulkan dari pernikahan siri,dengan mengungkap realita yang ada. Sehingga dengan pemahaman itu fenomena nikah siri yang kerap terjadi ditengah-tengah masyarakat dapat diminimalisir sedemkian rupa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data berupa obserfasi tidak langsung dan wawancara, serta menggunakan trianggulasi sebagai tolak ukur keabsahan data yang diperoleh dilapangan selama penelitian dilakukan. Desa tegal gondo merupakan desa yang berada dalam tahap berkembang dengan jumlah penduduk yang mencapai angka 5.962 jiwa, dengan tingkat pendidikan penduduk rata-rata SLTA sederajat kebawah. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian, angka dari kasus nikah siri di desa tegal gondo yang terungkap selama penelitian dilapangan termasuk sangat kecil. Pada umumnya masyarakat tegal gondo terutama kaum hawa/perempuan, sebagian besar sudah mulai memahami dan dapat menyikapi fenomena nikah siri ini dengan lebih baik, hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya aparat desa serta pemuka-pemuka perempuan yang ada di desa tersebut yang selalu menghimbau masyarakatnya untuk tidak /jangan sampai melakukan nikah siri. Serta memberikan penjelasan bagaimana dampak yang ditimbulkan dari nikah siri tersebut. Dengan segala pemahaman serta pengalaman masa lalu, perempuan desa tegal gondo mempersepsikan pernikahan siri sebagia suatu pernikahan yang sia-sia serta banyak memberikan dampak negatif yang sangat merugikan baik terhadap perempuan, terutama sekali terhadap anak