Co-Housing untuk Komunitas Pemusik Jazz di Kota Semarang

Berada di era perkembangan teknologi ini, terdapat permasalahan ketegangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan berkomunitas. Perumahan perkotaan sekarang ini mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan sosial manusia. Permasalahan utama perumahan di perkotaan sekarang ini yaitu penghuni yang cenderung individualis. Perumahan perkotaan belum mampu memfasilitasi interaksi sosial dengan baik. Konsep perumahan Co Housing adalah salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan interaksi sosial yang terjadi di perumahan perkotaan. Konsep perumahan ini juga dapat meningkatkan tumbuh kembang anak yang sekarang ini cenderung ketergantungan dengan gadget. Permasalahan mengenai interaksi sosial sebenarnya dapat diatasi dengan membuat ruang privat lebih minim, dengan demikian penghuni cenderung akan menghabiskan waktunya di luar rumahnya. Co Housing sendiri merupakan konsep perumahan yang dibangun secara partisipatif oleh sejumlah calon penghuninya dengan kebutuhan tiap individunya. Pada Landasan Teori dan Program dengan projek Co Housing ini, permasalahan yang diangkat adalah interaksi sosial yang diaplikasikan ke dalam desain sehingga permasalahan interaksi sosial dalam masyarakat dapat teratasi. Dan juga permasalahan tentang penataan ruang individu dan ruang komunal yang seimbang, sehingga penghuni mempunyai ruang privasi dan juga ruang untuk berinteraksi sekaligus. Pemilihan Kota Semarang yaitu karena di Semarang belum adanya konsep perumahan berbasis komunitas atau yang biasa dikenal dengan Co Housing. Dan sebagai landasan agar konsep perumahan berbasis komunitas atau Co Housing dapat berkembang di kota kota besar lainnya yang ada di Indonesia. Komunitas yang menjadi sasaran projek ini ialah komunitas musik jazz yang ada di Kota Semarang. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbedabeda, demikian juga dengan para musisi yang akan menghuni perumahan Co Housing ini nanti. Dari perbedaan karakteristik tersebut diambil sebuah gagasan yang dapat menyelaraskan perbedaan tersebut dengan pendekatan Arsitektur Kontekstual