Studi Deskriptif Pengendalian Kualitas dengan Metode Six Sigma di CV. Sweet Seventeen, Waru- Sidoarjo

Dalam era globalisasi sperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk lebih siap dalam menghadapi persaingan bisnis, baik menghadapi persaingan dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak di bidang industri untuk dapat bersaing adalah kualitas. Kualitas merupakan salah satu elemen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap pelanggan dalam suatu produk. Perusahaan saat ini diharapkan dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam menjalankan aktivitas produksinya. Untuk menjaga kualitas dari produk yang diproduksinya, diperlukan adanya pengendalian kualitas yang terstruktur dan baik. Jika pengendalian kualitas yang dijalankan ternyata kurang baik, maka dalam suatu proses produksi perusahaan tersebut akan menghasilkan apa yang disebut barang cacat karena tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh perusahaan. Barang cacat tersebut tidak layak untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya. CV Sweet Seventeen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sandal yang memproduksi berbagai jenis sandal antara lain, Japit Spoon, Japit Koop, dan sandal gunung untuk anak-anak. Sandal jenis Japit Spoon merupakan jenis sandal yang paling banyak diproduksi, sehingga kemungkinan banyaknya cacat yang dihasilkan sangat besar atau lebih banyak dari pada sandal jenis lainnya yang diproduksi. Pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan hanyalah bersifat sederhana, hanya melakukan pengecekan melalui inspeksi biasa. Jika terdapat produk cacat, akan dipisahkan dan bila masih memungkinkan untuk diproses ulang, akan dilakukan proses ulang. Penelitian ini berisi tentang bagaimana pengendalian kualitas yang dilakukan oleh CV Sweet Seventeen pada tiap departemen produksi dalam menanggulangi kecacatan produk pada tiap proses produksi yang kemudian dilakukan pengukuran dan pembahasan penelitian dengan menggunakan metode six sigma yang nantinya dapat diterapkan oleh perusahaan dalam melakukan seluruh proses aktivitas produksinya. Dengan dilakukannya pengendalian kualitas menggunakan metode six sigma, dapat diketahui apa saja yang menjadi penyebab utama dari adanya kecacatan produk (output) pada tiap proses produksi tiap departemen. Dari adanya temuan atas hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk membuat prioritas perbaikan pada tiap proses produksi tiap departemen, sehingga diharapkan kecacatan tidak terjadi kembali atau dapat dikurangi, dan kalau bisa “zero defect”, maka produksi yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan dan perusahaan