Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Ekspor di Wilayah Jawa-Bali Periode 1999-2001

Perubahan lingkungan strategis dan krisis multidimensi yang sedang dihadapi Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan repositioning terhadap kebijakan industri dan perdagangan. Pentingnya pengembangan kebijakan serta pembangunan kelembagaan dan kemampuan dalam dan bagi proses pemulihan ekonomi dan untuk menjamin pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pemerintah mengatur perdagangan internasionalnya melalui kebijakan perdagangannya. Untuk dapat mengatur dengan baik, haruslah dilakukan pengukuran terlebih dahulu terhadap tingkat daya saingnya di dalam perdagangan internasional. Tingkat daya saing komoditi ekspor suatu negara dapat dianalisis dengan berbagai macam metode atau diukur dengan sejumlah indikator. Salah satunya adalah Revealed Comparative Advantage (RCA) Index yang dikemukakan oleh Bela Balassa (1965). Pada metode RCA menunjukkan perbandingan antara pangsa ekspor suatu komoditi atau sekelompok komoditi suatu negara terhadap pangsa ekspor komoditi tersebut dari seluruh dunia atau dengan kata lain berusaha untuk mencari posisi suatu komoditi yang dihasilkan oleh suatu negara pada pasar internasional. Untuk menganalisis kelayakan ekspor suatu komoditi dengan cara membandingkan nilai ekspor dengan nilai impor suatu wilayah suatu komoditi tertentu dengan rasio total perdagangan atau dengan metode TSR. Simpulan yang didapat dari penelitian yang telah dlakukan yaitu bahwa wilayah Jawa-Bali dalam perdagangan internasional sebagian besar komoditi ekspornya telah mempunyai keunggulan komparatif, namun untuk beberapa komoditi masih melakukan impor dalam proses produksinya. Sedangkan kebijakan pemerintah Indonesia sangat mendukung adanya pengembangan ekspor di wilayah tersebut dan wilayah Indonesia pada umumnya