Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasional dan Makna Kerja Sebagai Panggilan Terhadap Keterikatan Kerja Pada Guru

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara persepsi dukungan organisasional dan makna kerja sebagai panggilan dengan keterikatan kerja. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data accidental sampling pada guru di SMAN 14, SMAN 17, dan SMAN 20 Surabaya. Pada ketiga sekolah tersebut ditemukan adanya kondisi lack of engagement. Pengumpulan data menggunakan kuisioner tertutup dengan 5 skala jawaban dan kuisioner terbuka.Data diuji menggunakan teknik regresi dengan software SPSS 19. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah, ditemukan adanya hubungan antara persepsi dukungan organisasional dan makna kerja sebagai panggilan dengan keterikatan kerja pada guru (p = 0,000 ; R square = 0,298). Persepsi dukungan orgaanisaional dan makna kerja sebagai panggilan memiliki sumbangan efektif terhadap keterikatan kerja sebesar 29,8%. Persepsi dukungan organisasional tidak memiliki hubungan dengan keterikatan kerja guru (p = 0,113 ; r.parsial = 0,144). Makna kerja sebagai panggilan memiliki hunungan dengan keterikatan kerja (p = 0,000 ; r parsial = 0, 410). Hasil dalam penelitian ini mendukung teori JD-R (Bakker & Demerouti 2008, 2012) yang menyebutkan sumberdaya organisasional dan sumberdaya psikologis memengaruhi keterikatan kerja. Persepsi dukungan organisasional dan makna kerja panggilan memiliki hubungan dengan keterikatan kerja diduga disebabkan adanya sumberdaya psikologis yang tinggi pada guru, didukung pula sumberdaya organisasional. Sementara, tidak adanya hubungan persepsi dukungan organisasional dengan keterikatan kerja diduga disebabkan dukungan organisasional dipandang guru bukan sebagai sumberdaya motivasional yang memenuhi harapan dan kebutuhan kerja guru. Pada penelitian ini, makna kerja sebagai panggilan merupakan sumberdaya psikologis yang menjadi prediktor utama dalam memengaruhi keterikatan kerja guru